Usia: lanjut kerap dipandang dari dua sisi yang berlawanan. Di satu ujung, sebagian orang mengidealkan dan mengidentikkan lanjut
Usia: dengan kebijaksanaan. Di ujung lain, lansia tak jarang dipandang sebagai orang menyebalkan yang terus saja mengeluh, meratapi lenyapnya masa muda. Cicero tidak ingin terperangkap dalam dua pandangan itu. Sekalipun sering mengejek seniornya yang suka melantur dan bicara bertele -tele, dia juga menegaskan bahwa
Usia: lanjut bukanlah penggalan hidup yang layak ditakuti, melainkan untuk dinikmati sepenuh -penuhnya karena bisa menjadi bagian hidup yang luar biasa. Buku ini menyarikan gagasan Cicero tentang hidup menua yang tertuang dalam risalah pendek karyanya, De Senectute. Risalah itu, yang dia ditulis ketika menginjak
Usia: 60-an, membabarkan beberapa hal penting dalam hidup menua, terutama bahwa
Usia: lanjut yang elok tidak dibangun menjelang
Usia: pensiun, melainkan bermula pada
Usia: muda. Keugaharian, kebijaksanaan, pemikiran jernih—semua yang menjadi penopang selagi orang menua—adalah kebiasaan yang harus dipelajari selagi muda. Pikiran, seperti otot, harus dilatih. Orang-orang muda yang serba murung tidak menjadi lebih bahagia seiring mereka menua.
Penulis: Marcus Tullius Cicero
Penerjemah: Terjemahan dari
Bahasa: Latin ke
Bahasa: Inggris oleh Philip Freeman,
Bahasa: Indonesia oleh Y. D. Anugrahbayu
Editor: Christina M. Udiani
Penataletak & Perancang
Sampul: Teguh Tri Erdyan
Kategori: Nonfiksi, Filsafat
Terbit: 28 September 2022
Harga: Rp 90.000
Tebal: 156 halaman
Ukuran: 110 mm x 160 mm
Sampul: Hardcover
ISBN: 9786024819064
ISBN: Digital: 9786024819071
ID KPG: 592202068
Usia: 15+
Bahasa: Indonesia
Penerbit: KPG