Kamu Cacat Maka Aku Ada: Eksistensi Disabilitas dalam Budaya Normalitas

Sinopsis PENYANDANG disabilitas berbeda dari penyandang kegilaan (neurosis). Penyandang disabilitas tak bisa “sembuh” dan jadi “normal”, tidak seperti orang gila. Seorang tunadaksa meskipun memakai kaki palsu yang mahal tetap saja disebut tunadaksa, sedangkan orang gila setelah dirawat di rumah sakit jiwa dan dinyatakan sembuh akan dianggap normal. Konstruksi budaya masyarakat sejak masa prakolonial, kolonial, sampai … Continue reading Kamu Cacat Maka Aku Ada: Eksistensi Disabilitas dalam Budaya Normalitas