Tag: Antropologi

  • Mencari Identitas: Orang Arab Hadrami di Indonesia

    Mencari Identitas: Orang Arab Hadrami di Indonesia

    Sebagai minoritas yang dipandang selalu berorientasi pada tanah Arab, tempat asalnya, orang Indonesia keturunan Arab dengan berjalannya waktu telah terintegrasi dengan baik ke dalam masyarakat Indonesia. Belakangan, peran mereka di beberapa bidang kehidupan tampak semakin menguat dan terlihat. Meskipun demikian, kajian atau literatur tentang orang Indonesia keturunan Arab ini masih terbatas. Demikian juga dengan pemahaman mengenai peri kehidupan mereka masih jauh memadai. Kebanyakan khalayak non-Arab, misalnya, tidak mengetahui bahwa sebagian besar orang Indonesia Arab berasal dari Hadhramaut (Yaman), dan bukan berasal dari Arab Saudi (Hejaz), seperti yang sering diduga. Buku ini merupakan kumpulan artikel yang ditulis oleh Huub de Jonge, Indonesianis dari Radboud University Nijmegen, Belanda. Huub de Jonge mengangkat beberapa topik menarik tentang komunitas Hadhrami pada paro pertama abad ke-20, termasuk perlakuan diskriminatif pemerintah kolonial terhadap komunitas mereka, perselisihan internal mereka tentang posisi sayid, peranan majalah Aliran Baroe, pementasan Tonil Fatimah yang kontroversial, dan peran ganda sosok ilmuwan Snouck Hurgronje. Secara khusus, de Jonge juga memberikan gambaran kehidupan masyarakat Hadhrami yang tidak banyak diketahui oleh orang non-Arab, yakni tentang kedudukan kaum perempuan, bentuk pendidikan, aspek pernikahan, praktik dan siasat perdagangan, serta konflik-konflik internal di kalangan masyarakat Hadhrami di Indonesia. Yang menarik, de Jonge memanfaatkan beragam sumber penelitian dalam kajiannya, termasuk dokumen arsip serta berkala berbahasa Melayu, Jepang, dan Belanda.

    Penulis: Huub de Jonge
    Editor: Christina M. Udiani
    Kategori: Nonfiksi, Humaniora, Sejarah
    Terbit: 18 November 2019
    Harga: Rp85.000
    Tebal: 288 halaman
    Ukuran: 135 mm x 200 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024812201
    ID KPG: 591901734
    Bahasa: Indonesia
    Usia: 15+
    Penerbit: KPG

  • Naik Haji di Masa Silam

    Naik Haji di Masa Silam

    Perjalanan haji orang Indonesia dan Nusantara pada masa silam hanya samar-samar diketahui karena kekurangan sumber sejarah. Satu sumber yang terbengkalai adalah kisah pengalaman yang ditulis oleh para jemaah sendiri. Naik Haji di Masa Silam, yang terdiri dari 3 jilid, merangkum kisah-kisah haji dari abad ke-15 sampai ke-19. Jilid I menceritakan pengalaman berbagai tokoh dari Malaka, Banten, Riau, Singapura, dan Sumedang. Dituturkan pula di dalam buku ini kisah seorang haji dari Aceh yang berkelana di Yaman sebelum pulang ke Sumatra, kisah haji dari Minangkabau berziarah di Mesir dan Yerusalem, dan kisah rekaan tentang pengalaman mistik seorang wali Makassar dari Tanah Suci. Beberapa penuntun ibadah haji, satu dalam

    Bahasa: Aceh, dua dalam bentuk syair, satu lagi oleh seorang ulama tersohor dari Batavia, juga terdapat dalam Jilid I ini. Jilid II antologi ini meliputi kisah haji paruh pertama abad ke-20. Di antaranya adalah rangkuman tiga artikel tentang ibadah haji pada tahun-tahun awal abad ke-20, contoh peta kiblat yang digunakan para jemaah Indonesia dalam perjalanan ke Mekkah, laporan tentang perjalanan haji orang Malaya, dan cerita pengalaman haji Bupati Bandung tahun 1924. Kisah pengalaman Buya Hamka naik haji pada 1927, ketika ia berumur 19 tahun, juga termuat di buku ini. Kisah-kisah lain adalah kisah haji pada saat Indonesia menjadi negara merdeka; satu oleh seorang ulama Kalimantan selama periode revolusi; satu oleh cendekiawan Aceh, Ali Hasjmy, ketika ikut misi diplomatik ke Mekkah tahun 1949; dan satu lagi oleh Buya Hamka ketika naik haji untuk kedua kalinya pada umur 42 tahun. Jilid III antologi kisah haji ini meliputi dasawarsa 1954-1964. Terdapat di dalamnya pengalaman seorang wartawan Medan, Saiful U.A.; laporan wartawan kondang, Rosihan Anwar; catatan perjalanan seorang cendekiawan Malaysia, Harun Aminurrashid; renungan mistik Asrul Sani; serta cerita pengalaman sutradara film, Misbach Yusa Biran. Perjalanan haji pada masa itu sedang mengalami perubahan mendasar. Urusan haji mulai dikelola oleh pemerintah R.I., sedangkan pemerintah Saudi juga mengawali pekerjaan raksasa untuk memperbaharui situs prosesi haji. Biarpun demikian, para jemaah masih naik kapal laut dan jumlahnya masih sangat kecil dibandingkan masa kini (antara sepersepuluh dan seperdua puluh), sehingga para jemaah masih sempat melancong dan berkenalan dengan sesama jemaah dari negara Islam yang lain. Jilid ketiga dilengkapi suatu uraian tentang jumlah haji selama periode 1850-2012, serta bibliografi hampir 500 judul di seputar sejarah perjalanan haji.
    Penulis: Henri Chambert-Loir
    Kategori: Nonfiksi, Antropologi
    Terbit: 15 Desember 2019
    Harga: Rp260.000
    Tebal: 1294 halaman
    Ukuran: 160 mm x 240 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024812867
    ID KPG: 591901719
    Bahasa: Indonesia
    Usia: 15+
    Penerbit: KPG