Tag: BapakBangsa

  • Seri Tempo: Kartosoewirjo, Mimpi Negara Islam

    Seri Tempo: Kartosoewirjo, Mimpi Negara Islam

    Berasal dari keluarga abangan, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo menjadi pemimpin pemberontakan Darul Islam. Berbekal pengetahuan agama Islam yang digalinya secara otodidak, Kartosoewirjo memberontak demi cita-cita negara Islam. Toh, pemberontakannya telah ikut mewarnai sejarah pembentukan Republik yang masih berusia muda. Hampir lima puluh tahun setelah kematiannya, pemikiran dan cita-cita mendirikan negara Islam masih bergelora di kalangan sebagian umat Islam negeri ini dan masih terus mengilhami berbagai kelompok di negeri ini yang ingin menegakkan sebuah negara Islam—baik dengan jalan damai maupun kekerasan. Pengusung cita-cita negara Islam itu boleh saja terpecah-belah karena alasan ideologi atau kepentingan pribadi pemimpinnya. Ada yang memilih mengembangkan pendidikan, berjuang dengan program advokasi, ada pula yang tetap menghalalkan jalan kekerasan. Kelompok lain diyakini menjadi cikal bakal Jamaah Islamiyah. Namun semuanya tetap mengaku penerus cita-cita Kartosoewirjo. Kisah tentang Kartosoewirjo adalah satu cerita tentang “Tokoh Islam di Awal Kemerdekaan”, yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo pada 2003-2010. Serial ini menampilkan wajah Islam Indonesia yang beragam: dari dulu hingga kini selalu ada orang yang mengedepankan jalan moderat dan demokratis, tapi ada pula—karena kekecewaan—menyokong radikalisme dan kekerasan.

    Penulis: Redaksi Tempo
    Kategori: Nonfiksi, Humaniora, Politik
    Terbit: 21 Oktober 2016
    Harga: Rp60.000 (Seri Buku Saku: Rp45.000)
    Tebal: 158 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024242121
    ID KPG: 591601277
    Usia: 13+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Seri Tempo: Muhammad Yamin, Penggagas Indonesia Dihujat & Dipuji

    Seri Tempo: Muhammad Yamin, Penggagas Indonesia Dihujat & Dipuji

    Menggagas banyak mitos tentang Indonesia, ia pencinta Republik yang keras kepala. Bung Hatta menuding ia licik. Sederet kontroversi serta tuduhan menyelimuti Muhammad Yamin: menyembunyikan naskah otentik perumusan dasar negara, mengaku berpidato dan menyerahkan rancangan hukum dasar yang mirip UUD 1945, juga menciptakan figur Gajah Mada tanpa mengindahkan verifikasi arkeologis. Di ranah politik Yamin tak hanya berpindah-pindah partai. Ia juga sigap melompat keluar dari jalur nonkooperatif ketika sejumlah tokoh pergerakan sealiran ditangkap Belanda. Dia salah satu pelaku kudeta pertama dalam sejarah Indonesia merdeka pada 3 Juli 1946. Sejarah memang memiliki kegilaannya sendiri. Yang terpenting dipelajari dari Yamin barangkali bahwa revolusi Indonesia harus dipandang secara lebih rileks. Tak perlu ada glorifikasi karena mozaik itu disusun oleh manusia biasa. Muhammad Yamin salah satunya. Kisah Muhammad Yamin adalah satu dari delapan cerita tentang para bapak bangsa: Sukarno, Hatta, Tan Malaka, Sutan Sjahrir, Tjokroaminoto, Douwes Dekker, dan Agus Salim. Diangkat dari edisi khusus Majalah Berita Mingguan Tempo, serial buku ini mereportase ulang kehidupan para pendiri republik. Mulai dari pergolakan pemikiran, petualangan, ketakutan, hingga kisah cinta dan cerita kamar tidur mereka.

    Penulis: Redaksi Tempo
    Editor: Galang
    Kategori: Nonfiksi, Humaniora, Sejarah, Biografi, Seri Tempo
    Terbit: 16 Maret 2015
    Harga: Rp 60.000
    Tebal: 192 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024242169
    ID KPG: 591601276
    Bahasa: Indonesia
    Usia: 15+
    Penerbit: KPG

  • Seri Tempo: Hamengku Buwono IX, Pengorbanan Pembela Republik

    Seri Tempo: Hamengku Buwono IX, Pengorbanan Pembela Republik

    Hamengku Buwono IX merupakan figur fenomenal. Selama ini ia lebih dikenal sebagai tokoh kultural. Perannya di bidang politik dan ekonomi kerap tenggelam. Padahal, sepak terjangnya sebagai penyokong kaum republiken tak pernah henti. Hanya dalam tiga hari, Sultan menyatakan Yogyakarta bergabung ke dalam Republik Indonesia. Ketika Belanda mengklaim bahwa Republik Indonesia telah mati, Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat itu berhasil mematahkan tuntutan tersebut. “Langkahi mayat saya dahulu,” kata Sultan Hamengku Buwono IX kepada Jenderal Meijer yang hendak mengacak-acak keraton. Itu terjadi pada Serangan Umum 1 Maret 1949. Ia tak segan berbeda jalan dengan sahabatnya, Sultan Hamid II yang membangun konfrontasi terhadap Republik Indonesia. Hamengku Buwono IX juga berperan besar dalam pembangunan ekonomi Inodnesia. Pada awal pemerintahan Orde Baru, ia membangun fondasi ekonomi pemerintahan. Sebagai Menteri Negara Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri, ia memimpin delegasi berkeliling ke mancanegara, mengundang pengusaha global untuk menanam modal di Indonesia. Raja Jawa yang bernama kecil Gusti Raden Mas Dorodjatun ini memiliki karakter yang merupakan paduan nilai Timur dan Barat. Gandrung pada seni tari, gemar, melukis, dan berkuda, ia menunjukkan sikap egaliter sejak kanak-kanak dan tak pernah merasa mal;u tanpa pelayanan abdi yang berlebihan. Kisah Hamengku Buwono IX adalah satu dari delapan cerita lain tentang Bapak Bangsa: Sukarno, Hatta, Tan Malaka, Sutan Sjahrir, Tjokroaminoto, Douwes Dekker, Agus Salim, dan Muhammad Yamin. Diangkat dari edisi khusus majalah Berita mingguan Tempo, serial buku ini mereportase ulang kehidupan para pendiri republik. mulai dari pergolakan pemikiran, petualangan, ketakutan, hingga kisah cinta dan cerita kamar tidur mereka.

    Penulis: Redaksi Tempo
    Editor: Galang
    Kategori: Nonfiksi, Humaniora, Sejarah, Biografi, Seri Tempo
    Terbit: 19 Oktober 2015
    Harga: Rp 60.000
    Tebal: 192 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9789799109637
    ID KPG: 591501076
    Bahasa: Indonesia
    Usia: 15+
    Penerbit: KPG

  • Seri Tempo: Agus Salim, Diplomat Jenaka Penopang Republik

    Seri Tempo: Agus Salim, Diplomat Jenaka Penopang Republik

    Ketika masih muda, saat pikiran kritisnya masih berdistraksi, ia bertanya kepada seorang ulama “apakah Adam dan Hawa memiliki pusar?” Ulama itu menjawab “ada, karena mereka juga manusia.” “Kalau punya pusar, sebagaimana halnya kita, itu tandanya mereka dilahirkan oleh seorang ibu.” Kemudian ulama itu tidak dapat menimpalinya kembali. Agus Salim merupakan seorang diplomat, ia seorang yang sangat cerdik dan pendebat ulung. Seorang alim yang kritis dan ulama yang moderat. Ialah yang menemukan Islam untuk Indonesia, Islam yang tidak terikat oleh adat dan kebiasaan, tapi dapat menggerakkan bangsa untuk menentukan nasib sendiri. Pada kesempatan lainnya, di atas kapal Renville, ia membuat utusan dari Belanda yang menuduh Indonesia menyalahi kesepakatan Linggarjati bungkam. “Apakah aksi militer yang Tuan lancarkan terhadap kami sesuai dengan Perjanjian Linggarjati? Kalau Tuan-tuan melancarkan sekali lagi aksi militer terhadap kami, kami akan mencapai pengakuan de jure dari seluruh dunia.”

    Penulis: Redaksi Tempo
    Editor: Galang
    Kategori: Nonfiksi, Humaniora, Sejarah, Biografi, Seri Tempo
    Terbit: 2 November 2015
    Harga: Rp 60.000
    Tebal: 192 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9789799109682
    ID KPG: 591501081
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG