Darmawati Majid lahir di Bone, kawasan pesisir timur Sulawesi Selatan. Ayah dan kakeknya seorang nelayan, sehingga sulung dari lima bersaudara itu-yang memang sangat dekat dengan keduanya- kerasan berada di laut. Meski begitu, Darma tak pernah ingin jadi nelayan. Ia lebih tertarik menjadi polisi, atau pahlawan yang menyelamatkan dunia, mungkin seperti kesatria baja hitam. Tapi apa bisa perempuan menjadi kesatria baja hitam? Seorang anak bisa menjadi apa pun yang ia mau, tetapi menjadi perempuan langkah bisa terbelenggu. Sering ia bertanya, mengapa di kampung halamannya perempuan tak boleh sekolah? Mengapa seorang istri harus taat dan patuh pada suami, meski suaminya berlaku kasar atau bahkan menikah lagi? Mengapa uang panaik dipatok begitu tinggi, padahal ada semacam aturan yang menuntut perempuan menikah segera setelah mendapatkan haid pertama? Untung bagi Darma, ia bisa mengejar ilmu hingga ke perguruan tinggi. Mengikuti anjuran pamannya, ia mendaftar ke fakultas sastra Inggris Universitas Negeri Makassar pada 2005. Ia kemudian menikah dengan pria yang dapat menjadi sahabat diskusi dalam segala hal, dikaruniai dua anak perempuan dan dua anak laki-laki yang kembar. Meski sudah berumahtangga, suaminya tetap mengizinkan ia berkuliah lagi pada 2011 untuk memperdalam ilmu Linguistik di Universitas Hasanuddin. Kini di sela kesibukannya menjadi seorang istri, ibu, dan profesinya sebagai peneliti bahasa di Kantor Bahasa Gorontalo, Majid mewujudkan mimpi dan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan masa kecilnya lewat tulisan. Kumpulan cerpen Darmawati Majid bisa Bookmanias nikmati dalam “Ketika Saatnya” terbitan Comma Books dan KPG (2019).
Tag: CommaBooks
-
Rosyid H. Dimas
Rosyid H. Dimas bukan nama sebenarnya. Pemuda kelahiran Rembang, 18 Juli 1996 itu menggabungkan namanya Rosyid dengan nama ayahnya H. Dimas sebagai nama pena. Katanya selain agar enak diucapkan, ia bermaksud mengabadikan nama ayahnya yang sudah almarhum.⣠⣠Kenangan lain yang membentuk karier kepenulisan Rosyid ditorehkan kekasihnya. Berkat perempuan yang setia menemaninya sejak SMA, mahasiswa studi Pendidikan Bahasa Arab di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini jadi gandrung membaca sastra. Dari Albert Camus, Anton Chekhov, Seno Gumira Ajidarma, Triyanto Triwikromo, hingga Faisal Oddang, habis dibacanya. Ia juga berlangganan membaca karya sastra dari koran dan sesekali membuat cerpen untuk kemudian mengirimnya ke berbagai media. ⣠⣠Salah satu cerpennya, “Ote Naus” tembus seleksi @ubudwritersfest 2018. Rosyid pun terpilih sebagai satu dari lima emerging writers. Kini nama Rosyid H. Dimas bisa Bookmanias temukan di rak @gramediabooks dan @gramedia.com. Kumpulan cerpennya dibukukan dengan judul “Menanam Warisan dan Kisah-kisah Lainnya” (CommaBooks, 2019).â£
-
Pratiwi Juliani
PRATIWI JULIANI adalah penulis asal Kalimantan Selatan yang membuka toko buku murah dan taman baca gratis di desa tempat tinggalnya. Ia menulis cerpen dan opini untuk koran daerah sejak pertengahan 2017. Ia kemudian terpilih sebagai emerging writer dalam Ubud Writers and Readers Festival 2018. Kedua bukunya diterbitkan oleh Comma Books, yakni kumpulan cerpen Atraksi Lumba-lumba dan Kisah-kisah Lainnya dan dua novel: Dear Jane (KPG, 2019) dan Debu dalam Angin (KPG, 2021).
-
Famega Syavira Putri
FAMEGA SYAVIRA PUTRI adalah penulis yang pernah bekerja di berbagai media, seperti Detik, Tempo, Yahoo Indonesia, Rappler, dan kini BBC Indonesia. Hingga 2017, ia telah mengunjungi 33 negara. Buku tentang kunjungannya ke berbagai negara diterbitkan oleh Comma Books dengan judul Kelana: Perjalanan Darat dari Indonesia sampai ke Afrika.
-
Gladhys Elliona
GLADHYS ELLIONA adalah penulis yang juga menekuni seni peran di teater dan film. Ia pernah mengikuti ajang International Comedy Festival di Georgia dan nominasi Best Supporting Actress on a Short Film, Madrid International Film Festival 2017. Tulisan-tulisannya telah dipublikasikan di berbagai media. Buku pertamanya, Tentang Desir dan Kisah-kisah Lainnya, diterbikan oleh Comma Books.
-
Raka Ibrahim
RAKA IBRAHIM adalah penulis, penerjemah, dan penggemar cerita-cerita ganjil. Ia menulis cerita pendek dan esai tentang musik, politik, dan gender, yang dipublikasikan lewat Jakartabeat, Pamflet, Pindai, Jurnal Ruang, dan Asumsi. Buku pertamanya, Bagaimana Tuhan Menciptakan Cahaya, diterbitkan oleh Comma Books.
-
Rain Chudori
RAIN CHUDORI adalah penulis dan penerjemah. Tulisan-tulisannya dipublikasikan di The Jakarta Post, The Jakarta Globe, Tempo, Salihara, dan lain-lain. Ia adalah inisiator dan kurator Comma Books. Buku-bukunya yang telah terbit adalah Monsoon Tiger and Other Stories dan Imaginary City oleh Kepustakaan Populer Gramedia, Biru dan Kisah-kisah Lainnya, serta buku terbarunya Imaginary City: Graphic Novel oleh Comma Books.