Tag: DarmawatiMajid

  • Ketika Saatnya

    Ketika Saatnya

    Ada kejujuran yang memburuku. Kejujuran yang menahanku melepasnya dan menjatuhkan pilihanku padamu. Aku ingin menolak diriku yang menginginkanmu semata-mata karena kau bisa membuatku terlihat normal di mata orang. Aku tahu pasti, hidup dengannya akan membuatku didepak dari rumah. Bersamanya aku bebas menjadi diri sendiri. Bersamamu, ada rasa nyaman. Apa yang akan orang-orang pilih? Kebebasan atau rasa nyaman? Bukankah rasa nyaman pertanda mula dari cinta? “Darmawati mengajak kita mengintip ruang-ruang di bawah selubung patriarki melalui kisah-kisah domestik dengan cara yang mengesankan: personal, tak berjarak, intim, dan sensual. Ia mewarnai ceritanya dengan hal-hal sehari-hari yang membuat kita tenggelam dalam bunyi, bau, tekstur, rasa, dan suasana dari dalam dapur, warung, bilik, beranda, kebun, pantai, dan segenap kampung halamannya—dan mentas dengan kenangan pedih akan perempuan-perempuan dalam cerita.” —Avianti Armand

    Penulis: Darmawati Majid
    Editor: Redaksi KPG
    Kategori: Fiksi, Sastra, Kumpulan Cerpen
    Terbit: 15 April 2019
    Harga: Rp 65.000
    Tebal: 152 halaman
    Ukuran: 115 mm x 175 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024811396
    ID KPG: 591901638
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: Comma Books

  • Darmawati Majid

    Darmawati Majid

    Darmawati Majid lahir di Bone, kawasan pesisir timur Sulawesi Selatan. Ayah dan kakeknya seorang nelayan, sehingga sulung dari lima bersaudara itu-yang memang sangat dekat dengan keduanya- kerasan berada di laut. Meski begitu, Darma tak pernah ingin jadi nelayan. Ia lebih tertarik menjadi polisi, atau pahlawan yang menyelamatkan dunia, mungkin seperti kesatria baja hitam. Tapi apa bisa perempuan menjadi kesatria baja hitam? Seorang anak bisa menjadi apa pun yang ia mau, tetapi menjadi perempuan langkah bisa terbelenggu. Sering ia bertanya, mengapa di kampung halamannya perempuan tak boleh sekolah? Mengapa seorang istri harus taat dan patuh pada suami, meski suaminya berlaku kasar atau bahkan menikah lagi? Mengapa uang panaik dipatok begitu tinggi, padahal ada semacam aturan yang menuntut perempuan menikah segera setelah mendapatkan haid pertama? Untung bagi Darma, ia bisa mengejar ilmu hingga ke perguruan tinggi. Mengikuti anjuran pamannya, ia mendaftar ke fakultas sastra Inggris Universitas Negeri Makassar pada 2005. Ia kemudian menikah dengan pria yang dapat menjadi sahabat diskusi dalam segala hal, dikaruniai dua anak perempuan dan dua anak laki-laki yang kembar. Meski sudah berumahtangga, suaminya tetap mengizinkan ia berkuliah lagi pada 2011 untuk memperdalam ilmu Linguistik di Universitas Hasanuddin. Kini di sela kesibukannya menjadi seorang istri, ibu, dan profesinya sebagai peneliti bahasa di Kantor Bahasa Gorontalo, Majid mewujudkan mimpi dan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan masa kecilnya lewat tulisan. Kumpulan cerpen Darmawati Majid bisa Bookmanias nikmati dalam “Ketika Saatnya” terbitan Comma Books dan KPG (2019).