Tag: Esai

  • Sastra Indonesia dalam Enam Pertanyaan

    Sastra Indonesia dalam Enam Pertanyaan

    Sinopsis

    “Dalam suatu tipe ideal…, sebuah sajak adalah murni subyektivitas, ilmu berusaha sekuat tenaga mendekati obyektivitas, tetapi esai selalu merupakan tarik-tambang yang melelahkan, senda-gurau yang manis atau dialektik yang keras di antara dua pihak yang saling menggoda dan saling meledek, saling mengandaikan dan saling meremehkan, yaitu subyektivitas dan obyektivitas.”

    Sastra Indonesia dalam Enam Pertanyaan merupakan antologi karya salah seorang maestro esai yang pernah kita miliki: Ignas Kleden. Dalam buku ini, dengan ketajaman seorang intelektual tulen serta keluwesan seorang perawi, ia merespons karya nama-nama besar dalam kesusastraan Indonesia, seperti Pramoedya Ananta Toer, Umar Kayam, Joko Pinurbo, Dorothea Rosa Herliany, dan lain-lain. 

    Deskripsi Produk

    Penulis: Ignas Kleden
    Editor Edisi 204: Rustam Mandayun & Naskah Safrizar
    Penyelia Aksara: Petrus Banar
    Parancang Sampul & Penataletak: Leopold Adi Surya
    Kategori: Nonfiksi, Esai, Sastra
    Terbit: 13 Agustus 2025, Pertama kali diterbitkan pada 2004 oleh Pustaka Utama Grafiti dengan dukungan Freedom Institute
    Harga: Rp189.000
    Tebal:604 Halaman
    Ukuran: 140 mm x 210 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786231344137
    ISBN Digital: 9786231344144
    ID KPG: 592502467
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

    Dapatkan buku cetak di:

    Gramedia.com
    Gramedia Store
    KPG Official Shop di Shopee Mall
    Gramedia Official Shop di Shopee Mall
    Gramedia Official Store di Tokopedia

    E-Book

    Gramedia Digital

    Buku Terkait

  • Kamu Cacat Maka Aku Ada: Eksistensi Disabilitas dalam Budaya Normalitas

    Kamu Cacat Maka Aku Ada: Eksistensi Disabilitas dalam Budaya Normalitas

    Sinopsis

    PENYANDANG disabilitas berbeda dari penyandang kegilaan (neurosis). Penyandang disabilitas tak bisa “sembuh” dan jadi “normal”, tidak seperti orang gila. Seorang tunadaksa meskipun memakai kaki palsu yang mahal tetap saja disebut tunadaksa, sedangkan orang gila setelah dirawat di rumah sakit jiwa dan dinyatakan sembuh akan dianggap normal.

    Konstruksi budaya masyarakat sejak masa prakolonial, kolonial, sampai pascakolonial dibangun atas dasar hegemoni normalitas sebagai dasar tatanan, keteraturan, dan norma-norma kehidupan bersama. Hegemoni normalitas—salah satunya dilegitimasi oleh keberadaan penyandang disabilitas—dari sisi kekuasaan memiliki kekuatan lebih besar, lebih mengakar, dan lebih universal dibandingkan dengan, misalnya, rasisme yang didasarkan pada perbedaan warna kulit.

    Buku ini membedah bagaimana penyandang disabilitas menjadi bagian dari praktik artikulatoris yang tidak terwacanakan dalam suatu hegemoni yang terstruktur di wilayah bawah sadar manusia. Merekalah residu-residu yang tertinggal di setiap jejak peradaban manusia. Gerakan disabilitas atau disability rights movement di Indonesia adalah sebuah contoh bagaimana gerakan itu selalu hanya menjadi sebuah “unsur” yang tak pernah diartikulasikan.

    Deskripsi Produk

    Penulis: FX Rudy Gunawan
    Editor: Alpha Hambally
    Perancang Sampul: Pinahayu Parvati
    Penataletak Isi: Fitri Yuniar
    Kategori: Nonfiksi, Sosial, Esai
    Terbit: 29 Oktober 2025
    Harga: Rp110.000
    Tebal: 240 Halaman
    Ukuran: 140 mm x 210 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786231344595
    ISBN Digital: 9786231344601
    ID KPG: 592502489
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

    Dapatkan buku cetak di:

    Gramedia.com
    Gramedia Store
    KPG Official Shop di Shopee Mall
    Gramedia Official Shop di Shopee Mall
    Gramedia Official Store di Tokopedia

    E-Book

    Gramedia Digital

    Buku Terkait

  • Wawasan Kebangsatan

    Wawasan Kebangsatan

    Sinopsis

    Kekecewaan kolektif sebagai warga negara menyeruak di banyak aspek. Publik dengan gamblang menyaksikan prosedur, demokrasi, bangunan demokrasi digerogoti hingga nyaris roboh. Institusi-institusi demokrasi dibusukkan dengan cara yang seolah legal, tetapi bertentangan dengan prinsip keadilan dan akal sehat. Kebangsaan seperti tergelincir menjadi kebangsatan. 

    Delapan puluh catatan dalam Wawasan Kebangsatan adalah fragmen-fragmen buah pikiran Okky Madasari—penulis sekaligus sosiolog—yang lahir dari konteks historis dan politis tertentu. Lantas membentuk mozaik yang memperlihatkan benang merah: sebuah bangsa yang terus berjuang untuk menjadi dewasa, tetapi berulang kali terjerat dalam pola lama yang melemahkan. 

    Deskripsi Produk

    Penulis: Okky Madasari
    Ilustrator Sampul: Restu Ratnaningtyas
    Editor: Teguh Afandi
    Penataletak Sampul: Teguh Erdyan
    Penataletak Isi: Ellen Halim
    Kategori: Nonfiksi, Sosial, Esai
    Terbit: 22 Oktober 2025
    Harga: Rp100.000
    Tebal:351 Halaman
    Ukuran: 135 mm x 200 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786231344496
    ISBN Digital: 9786231344502
    ID KPG: 592502482
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

    Dapatkan buku cetak di:

    Gramedia.com
    Gramedia Store
    KPG Official Shop di Shopee Mall
    Gramedia Official Shop di Shopee Mall
    Gramedia Official Store di Tokopedia

    E-Book

    Gramedia Digital

    Buku Terkait

  • Ashadi Siregar: Penjaga Akal Sehat dari Kampus Biru

    Ashadi Siregar: Penjaga Akal Sehat dari Kampus Biru

    Sinopsis

    SEBAGAI DOSEN, walau hanya bergelar doktorandus, Ashadi Siregar telah “membimbing” banyak murid untuk meraih gelar doktor. Sebagai pengajar jurnalisme, Bang Hadi—panggilan akrab Ashadi—telah “mencetak” banyak jurnalis yang andal. Sebagai novelis, dia ikut mewarnai khazanah sastra Indonesia pada 1970-an lewat trilogi Cintaku di Kampus Biru, Kugapai Cintamu, dan Terminal Cinta Terakhir. Sebagai aktivis mahasiswa di zamannya, dia dikenal serius, sikap yang telah membawanya hingga ke pengadilan. 

    Mengapa Ashadi yang pendiam itu dijuluki “Raja Sinis”? Mengapa banya kalangan menilai Ashadi adalah penjaga akal sehat pers Indonesia yang konsisten? Sebanyak 33 nama memberikan pandangannya tentang sosok Ashadi. Tak kurang dari nama-nama terkemuka menyumbangkan pandangannya, seperti Jakob Oetama, Goenawan Mohamad, Daniel Dhakidae, Garin Nugroho, Emha Ainun Nadjib, dan Butet Kartaredjasa. Buku ini adalah cetak ulang tahun 2010, yang diterbitkan menyambut Ashadi pensiun sebagai dosen dari Universitas Gadjah Mada. 

    “Bung Ashadi pantas menerima apresiasi sebutan guru.” —Jakob Oetama

    “Bang Hadi tidak berlomba ambil tempat dan makanan. Bang Hadi tidak antre untuk tampil di podium sejarah.” —Emha Ainun Nadjib

    “Ashadi diperlukan Indonesia untuk tetap menjaga sinisme dan sikap keras kepalanya.” —Garin Nugroho

    “Diam-diam saya belajar dari Satria ‘Baja’ ini bagaimana meminimalkan sindrom megalomania.” —Butet Kartaredjasa

    “Ashadi bukan hanya guru di depan kelas, melainkan guru kehidupan.” —Saur Hutabarat

    “Ashadi adalah si ‘Raja Sinis’, ‘TukangGembos’, ‘Raja Tega’.” —Dodi Ambardi

    Spesifikasi Produk

    Penulis: Jakob Oetama, Hotman M. Siahaan, Saur Hutabarat, Mohtar Masoed, Amir Effendi Siregar, Soehadi Soekarno, Amarzan Loebis, Dodi Ambardi, Rustam Fachri Mandayun, Arif Afandi, Budiman Tanuredjo, Fitri Putjuk, Slamet Riyadi Sabrawi, Oka Kusmayudha, Ana Nadhya Abrar, Goenawan Mohamad, Daniel Dhakidae, Imam Yudotomo, Zulkifly Lubis, Masmimar Mangiang, Emha Ainun Nadjib, Garin Nugroho, Butet Kartaredjasa, Bakdi Soemanto, Veven Sp. Wardhana, Rondang Pasaribu, St Sularto, Maria Hartiningsih, Ignatius Haryanto, Siti Musdah Mulia, Agus Sudibyo, Musa Asy’arie, J Anto
    Editor: Candra Gautama, Nanang Junaedi, Muhammad Taufiqurohman, Ana Nadhya Abrar
    Perancang & Ilustrasi Sampul: Bambang Nurdiansyah
    Penataletak Isi: Hans Firmansyah
    Kategori: Nonfiksi, Biografi, Sejarah, Esai
    Terbit: Juni 2010 (Cetakan pertama), 15 Oktober 2025 (Cetakan kedua)
    Harga: Rp155.000
    Tebal: 397 halaman
    Ukuran: 135 mm x 200 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786231344113
    ISBN: Digital: 9786231344120
    ID KPG: 592502469
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG bersama Jurusan Komunikasi FISIP UGM, Freedom Institute

    Dapatkan buku cetak di:

    Gramedia.com
    Gramedia Store
    KPG Official Shop di Shopee Mall
    Gramedia Official Shop di Shopee Mall
    Gramedia Official Store di Tokopedia

    E-Book

    Gramedia Digital

    Buku Terkait

  • Melangkah ke Sastra Anak: Sehimpun Esai

    Melangkah ke Sastra Anak: Sehimpun Esai

    Sinopsis

    Membentangkan ragam topik; dari proyek pengadaan bacaan Inpres, anak sebagai sang pembaca, buku anak terjemahan, fantasi dan proses kreatif, akses dan harga buku, produksi buku nasional, daya cipta penulis-ilustrator Indonesia, selera bacaan, ide pendirian wadah studi atau pengamatan bacaan anak Indonesia, sampai posisi cerita anak dalam sastra Indonesia, Dwianto Setyawan memang tidak hanya ulung menggarap fiksi. Terlihat dari esai-esai yang ditulis pada 1980-1990-an, ia menunjukkan keterlibatan dalam ekosistem perbukuan anak sebagai pemikir, pemerhati, maupun praktisi.  

    Bersamaan dengan diterbitkannya karya sastra anak dalam “Seri Klasik Semasa Kecil”—di antaranya Si Rejeki dan seri Sersan Grung-Grung—penerbit KPG pun ingin membuka ruang pembacaan kembali esai-esai Dwianto Setyawan. Meski sekian dekade berlalu, beberapa topik masih sangat relevan dan bertaut dengan kondisi perbukuan dan sastra anak hari ini. Dwianto melontarkan kritik yang terkadang terasa ‘mengusik’, tapi di balik itu selalu muncul harapan untuk situasi perbukuan anak yang lebih mekar.

    Spesifikasi Produk

    Penulis: Dwianto Setyawan 
    Ilustrator & Perancang Sampul: Nai Rinaket
    Editor: Setyaningsih & Pradikha Bestari 
    Perancang Isi: Pinahayu Parvati
    Kategori: Nonfiksi, Esai
    Terbit: November 2025
    Harga:
    Tebal:
    Ukuran: 120 mm x 180 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN:
    ID KPG:
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Negara Pelindung Hak Asasi Manusia

    Negara Pelindung Hak Asasi Manusia

    Mengadvokasi Hak Asasi Manusia (HAM) dan menyetarakan hukum di Indonesia adalah jalan yang panjang. Selama lebih tiga dekade di bawah rezim otoriter Orde Baru, kita terjebak di dalam konspirasi hukum yang dilakukan oleh legislatif, yudikatif, dan eksekutif. Keruntuhan Orde Baru pada 1998 telah membuka secercah titik terang dalam reformasi bidang hukum. Salah satu tokoh yang memberi perhatian tentang hal itu adalah Abdul Hakim Garuda Nusantara. Selain dikenal aktif di lembaga hukum secara organisasional, Abdul Hakim Garuda Nusantara merupakan seorang intelektual HAM yang tegas dan jernih. Buku ini merangkum gagasan-gagasan Hakim yang secara gamblang menyatakan bahwa negara bertanggung jawab dalam memastikan hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya, serta hak-hak sipil dan politik warga negara. Hakim memulai karier sebagai relawan di Divisi Hak Asasi Manusia, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) sejak 1970-an. Ketua Komnas HAM (2002-2007) ini juga pernah berprofesi sebagai pengacara. Ia pernah tercatat menangani Kasus Tanjung Priok 1985 dan Peristiwa 27 Juli 1996. Dua kasus yang kental dengan persoalan HAM. Buku ini bukan sekadar penghormatan atas jasa dan pengabdiannya, tetapi juga upaya untuk menggali pemikiran, prinsip, dan nilai-nilai yang ia junjung tinggi sepanjang hidupnya. Pembaca bisa mengamati jejak sikap dan gagasan Hakim yang menawarkan pembaharuan hukum berdasarkan norma-norma HAM dan penegasan Indonesia sebagai negara hukum. Ia juga dengan lantang mempromosikan bahwa betapa pentingnya Indonesia perlu meratifikasi undang-undang HAM yang dicetuskan oleh PBB dalam sejumlah forum internasional.

    Penulis: Abdul Hakim Garuda Nusantara
    Editor: Stanley Adi Prasetyo, Amiruddin Al Rahab, & Galang Aji Putro
    Perancang Sampul: & Penataletak: Niffari Gading Wicaksono & Wendie Artswenda
    Kategori: Nonfiksi, Politik, Esai
    Terbit: 24 Desember 2024
    Harga: Rp105.000
    Tebal: 240 halaman
    Ukuran: 150 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786231343161
    ISBN: Digital: 9786231343178
    ID KPG: 592402360
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG bersama ELSAM