Tag: FebyIndirani

  • Arts in Prison

    Arts in Prison

    BAGI warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang dicibir dan dikucilkan masyarakat, mendapatkan lampu sorot dan tepukan tangan merupakan hal yang tak terbayangkan. Berkesenian memberikan kesempatan pada WBP untuk membuktikan bahwa mereka lebih dari sekadar kesalahan masa lalu. Bahwa ketika diberikan cukup ruang dan kepercayaan, mereka pun mampu menciptakan hal-hal yang indah dan dinikmati orang lain, apakah itu sastra, lagu, pertunjukan, fotografi, maupun lukisan. Arts in Prison mengisahkan proses para WBP berjuang mencipta di tengah segala keterbatasan dan incaran keputusasaan. Di antara hari-hari gelap bagi mereka, juga bagi sanak keluarga yang mesti ditinggalkan, ada hal-hal yang menyalakan harapan. Seorang WBP yang belajar menulis surat dan akhirnya bisa menyampaikan rasa sayang kepada ayahnya. Seorang WBP yang curahan kangen pada almarhum suaminya malah bisa dimusikalisasi dan ditampilkan oleh orkestra legendaris. Seorang WBP yang berpameran lukisan tunggal di venue seni bergengsi, justru beberapa tahun setelah ia dihukum mati. Bagi WBP yang cukup beruntung mendapatkan kesempatan kedua, pengalaman berkreasi di penjara diharapkan dapat menerbitkan harapan, agar mereka bertahan menjalani masa-masa sulit dan dapat berkarya kembali di masyarakat bila waktunya tiba.

    Penulis: Evy Amir Syamsudin & Feby Indirani
    Tim Riset: Elia Surya, Stella Marsella Nongka, Dylan Aprialdo Rachman, Claraty Putri, Amalia Shabrina
    Editor: Alpha Hambally
    Perancang
    Sampul: Leopold Adi Surya
    Fotografer: Tyasadi Sunarjati & Adam Rasyid
    Kategori: Nonfiksi, Filsafat
    Terbit: 7 Oktober 2022
    Harga: Rp205.000
    Tebal: 322 halaman
    Ukuran: 135 mm x 210 mm
    Sampul: Hardcover
    ISBN: 9786024818982
    ISBN: Digital: 9786024818999
    ID KPG: 592202064
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG bersama Second Change Foundation

  • Made in Prison

    Made in Prison

    PENJARA, atau Lembaga Pemasyarakatan, ternyata tak melulu identik dengan hal yang suram dan menyeramkan. Berbagai karya kreatif telah dihasilkan dari balik jeruji besi: roti-roti lezat, lukisan bernilai seni tinggi, bahkan produk garmen berkualitas ekspor. Semua itu adalah buah karya para narapidana, atau yang kerap disebut sebagai warga binaan. Produk-produk buatan warga binaan itu menyimpan beragam cerita, dihasilkan dari balik jeruji besi: roti-roti lezat, lukisan bernilai seni tinggi, dengan hal yang suram dan menyeramkan. Berbagai karya kreatif telah dari yang getir hingga yang haru. Melalui kegiatan produktif, mereka mengubah penyesalan menjadi harapan akan kesempatan kedua untuk kembali hidup di tengah-tengah masyarakat. Lewat buku ini, Evy Amir Syamsudin merefleksikan pengalamannya membimbing para narapidana dan visinya me manusia kan mereka. “Made in Prison is more than the documentation of a practical way to help prison inmates to reintegrate in society. It is a testament to a compassionate Indonesian society–a way to look at its people, even those who have made mistakes, with love and appreciation.” Mr. Michele Zaccheo. Chief of United Nations Television & Radio “Kebaikan bisa dikerjakan di mana pun. Buku Made in Prison bercerita tentang bagaimana kebaikan dan cinta juga bisa terjadi di Lembaga Pemasyarakatan. Seperti kata Bunda Theresa, setiap dari kita bisa mengerjakan hal kecil dengan cinta yang besar.” Rosianna Silalahi. Direktur Pemberitaan Kompas TV

    Penulis: Feby Indirani
    Editor: Anastha Eka
    Perancang
    Sampul: Landi A. Handwiko
    Penataletak: Landi A. Handwiko
    Kategori: Nonfiksi, Sosial, Politk
    Terbit: 25 September 2017
    Harga: Rp 65.000
    Tebal: 230 halaman
    Ukuran: 130 mm x 210 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024243456
    ID KPG: 591701347
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG