Tag: Filsafat

  • How to Win An Argument

    How to Win An Argument

    Marcus Tullius Cicero, salah satu pembicara terbaik segala zaman, sejak kecil terlatih dalam seluk-beluk retorika. Cicero unggul bukan hanya sebagai pembicara publik yang efektif, yang berhasil memenangkan sebagian besar argumen di mana ia terlibat, melainkan juga sebagai teoretikus seni persuasi lisan yang menghasilkan risalah-risalah bertema retorika. Buku ini menyajikan antologi pendek teks Cicero dari risalahnya tentang retorika tersebut. Teks-teks itu berhasil menangkap hakikat sistem retorika klasik tentang persuasi, sebuah sistem yang membantu Cicero dan banyak orator lain menjadi pembicara yang efektif, yang mampu meyakinkan orang, memenangkan argumen, dan mempengaruhi orang lain. Siapa saja yang berpikir tentang seni berbicara di depan umum dan ingin memenangkan argumen akan menemukan sesuatu yang menggairahkan dalam buku ini, dan mungkin akan senang setelah tersadarkan bahwa teknik persuasi lisan yang efektif, yang ditemukan dan dicetuskan ribuan tahun lalu, masih masuk akal dan sangat relevan hingga sekarang.

    Penulis: Marcus Tullius Cicero (Dikumpulkan, disunting, dan diterjemahkan dari
    Bahasa: Latin ke dalam
    Bahasa: Inggris oleh James M. May)
    Penerjemah: Y. D. Anugrahbayu (
    Bahasa: Inggris ke Indonesia)
    Editor: Christina M. Udiani
    Perancang
    Sampul: & Penataletak: Teguh Erdyan
    Kategori: Nonfiksi, Filsafat
    Terbit: 25 Mei 2021
    Harga: Rp 100.000
    Tebal: 318 halaman
    Ukuran: 110 mm x 165 mm
    Sampul: Hardcover
    ISBN: 9786024815592
    ID KPG: 592101903
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • How to Be Free

    How to Be Free

    “Tuan kita adalah siapa pun yang punya kuasa untuk mewujudkan atau mencegah hal-hal yang kita inginkan atau tidak kita inginkan. Oleh karena itu, siapa pun yang ingin menjadi bebas semestinya tidak mengharapkan atau menghindari apa pun yang tergantung pada orang lain. Jika tidak, seseorang pasti akan menjadi budak” —Encheiridion 14. Epiktetos (sekitar 55-135 M) lahir sebagai budak dan bekerja sebagai budak dalam keluarga Epafroditus, yang juga mantan budak, seorang administrator di istana Nero di Roma. Meskipun ia telah menjadi orang bebas, pengalaman perbudakan meninggalkan jejak pada seluruh pandangan filsafatnya. Menurut Epiktetos, kebebasan bukanlah hak asasi manusia atau hak politis, tetapi suatu pencapaian psikologis dan etis. Kita semua bisa bebas hanya jika menghasrati atau menghindari hal-hal yang ada dalam kendali kita, dan memperlakukan yang di luar kendali kita dengan kepala dingin. “Sesungguhnya tidak ada buku lain seperti buku ini. A.A. Long, salah seorang peneliti Stoisisme yang paling dihormati, telah menghasilkan terjemahan yang segar dan terbaca panduan terkenal karya Epiktetos, lengkap dengan pengantar yang membuat keutamaan filsuf ini, dan filsafat Stoa pada umumnya, bisa dinikmati semua orang.” —Massimo Pigliucci,

    Penulis: How to Be A Stoic
    Penulis: Epiktetos (terjemahan
    Bahasa: Yunani ke Inggris oleh A. A. Long)
    Editor: Christina M. Udiani
    Penerjemah: Ingrid Nimpoeno, Y. D. Anugrahbayu (untuk Glosarium)
    Perancang
    Sampul: & Penataletak: Teguh Tri Erdyan
    Kategori: Nonfiksi, Filsafat
    Terbit: 21 April 2021
    Harga: Rp 90.000
    Tebal: 180 halaman
    Ukuran: 110 mm x 165 mm
    Sampul: Hardcover
    ISBN: 9786024815578
    ID KPG: 592101896
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Filokomik: 10 Filsuf, 10 Strategi Bahagia

    Filokomik: 10 Filsuf, 10 Strategi Bahagia

    “Dibandingkan apa pun, filsafat mutlak perlu untuk membantu kita berdiskresi dan kritis. Dengan penuh sukacita, karya ini hendak membantu Anda.” —Frédéric Lenoir

    Penulis: Jean-Philippe, Jérôme Vermer, Anne-Lise Combeaud
    Editor: Redaksi KPG
    Kategori: Nonfiksi, Filsafat, Komik
    Terbit: 21 September 2020
    Harga: Rp 135.000
    Tebal: 186 halaman
    Ukuran: 170 mm x 140 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024814656
    ID KPG: 592001839
    Usia: 17+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Menulis Kreatif dan Berpikir Filosofis

    Menulis Kreatif dan Berpikir Filosofis

    GRATIS! Kelas Menulis Fiksi Sejarah Kamu tidak suka teori tapi tetap ingin belajar menulis dan berpikir filosofis? Buku ini: • Mulai dari intuisi, baru beranjak pada abstraksi. • Dimulai dan diakhiri dengan latihan. • Memberi latihan berpikir filosofis dalam terapan di dalam cerita (karya sastra). • Cocok untuk menulis sebagai sarana menemukan dan mengaktualisasikan diri yang otentik. • Membuktikan bahwa kita bisa menulis tanpa harus punya ide yang jelas untuk mulai (sebab menulis justru merupakan proses penjernihan ide). Ayu Utami adalah sastrawan yang mendapatkan penghargaan dari dalam dan luar negeri, dan mengembangkan metode pengajaran menulis kreatif sejak 2013. Yulius Tandyanto adalah pengajar dan pustakawan; menyelesaikan S2 di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. Ayu dan Yulius berkolaborasi dalam eksperimen Percakapan Sastra dan Filsafat yang melibatkan musikalisasi puisi dan teks filosofis modern maupun tradisional.

    Penulis: Ayu Utami dan Yulius Tandyanto
    Kategori: Nonfiksi, Sastra
    Terbit: 10 Agustus 2020
    Harga: Rp95.000
    Tebal: 154 halaman
    Ukuran: 135 mm x 200 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024814489
    ID KPG: 592001831
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • How to Die: Sebuah Panduan Klasik Menjelang Ajal

    How to Die: Sebuah Panduan Klasik Menjelang Ajal

    Seneca, sama seperti para pemimpin Romawi pada masanya, menemukan kerangka moral dalam Stoisisme, mazhab pemikiran Yunani yang dibawa ke Roma. Kaum Stoa mengajarkan kepada para pengikutnya untuk mencari kerajaan dalam diri sendiri, kerajaan akalbudi. Namun, sedikit berbeda dengan pemikir Stoa umumnya, Seneca memberikan penekanan baru pada doktrin tersebut, terutama yang berkaitan dengan berbagai bentuk kematian. Seneca percaya bahwa hidup hanyalah perjalanan menuju kematian dan bahwa setiap orang perlu berlatih mempersiapkan kematian sepanjang hidupnya. “Perlu seumur hidup untuk belajar bagaimana menjelang ajal,” tulis Seneca.

    Penulis: Seneca (Disunting & diterjemahkan ke dalam
    Bahasa: Inggris dengan kata pengantar oleh James S. Romm)
    Editor: Christina M. Udiani
    Kategori: Nonfiksi, Filsafat
    Terbit: 18 Agustus 2020
    Harga: Rp 90.000
    Tebal: 196 halaman
    Ukuran: 110 mm x 165 mm
    Sampul: Hardcover
    ISBN: 9786024812423
    ID KPG: 592001815
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Humanisme dan Sesudahnya

    Humanisme dan Sesudahnya

    Mengapa humanisme, suatu paham yang menitikberatkan pada manusia, kemampuan kodratnya, dan nilai-nilai kehidupan duniawi perlu dibicarakan kembali. Sejak abad ke-14 gerakan humanis modern tumbuh memberikan penafsiran rasional yang mempersoalkan monopoli agama dan negara terhadap tafsir kebenaran. Humanisme sekular memberi kita keyakinan bahwa kehidupan “dunia-atas-sana” tak lebih penting daripada “dunia-bawah-sini.” Namun, humanisme tak luput dari kritik. Ketika humanisme menuntun pada suatu kemanusiaan tanpa Tuhan, yaitu keadaan ketika manusia bermain sebagai Tuhan, Hiroshima, Gulag, Killing Fields, Sebrenica, dan puluhan tempat pembunuhan massal lain pada abad ke-20 menjadi tak terhindarkan. Di negeri kita, tragedi kemanusiaan juga tak sepi. Lalu, apakah itu berarti humanisme sudah usang? Ketika kini ke bangkitan agama-agama sedang berlangsung mulus tak banyak hambatan dan nilai-nilai universal makin relatif, hikmat apakah yang masih dapat kita pelajari dari humanisme? Bagaimanakah sosok dan peran humanisme dalam masyarakat yang menjadi majemuk juga karena agama-agama seperti masyarakat Indonesia? Buku kecil ini mengurai dengan jernih pengertian humanisme, perkembangannya, dan berbagai kritik terhadap humanisme. Tidak berhenti di situ,

    Penulis: juga menawarkan tafsir baru atas paham tersebut, yang disebutnya sebagai “Humanisme Lentur.”
    Penulis: F. Budi Hardiman
    Editor: Christin
    Kategori: Nonfiksi, Humaniora, Filsafat
    Terbit: 17 Februari 2020
    Harga: Rp 60.000
    Tebal: 126 halaman
    Ukuran: 130 mm x 190 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024813468
    ID KPG: 592001758
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Seri Pemikiran: Kierkegaard dan Pergulatan Menjadi Diri Sendiri

    Seri Pemikiran: Kierkegaard dan Pergulatan Menjadi Diri Sendiri

    “Yang sungguh-sungguh tidak saya miliki adalah kejelasan… apa yang harus saya lakukan, dan bukan apa yang harus saya ketahui, kecuali sejauh pemahaman tertentu harus mendahului setiap tindakan. …masalahnya adalah mencari kebenaran sejati untuk situasi saya, mencari gagasan yang menentukan hidup mati saya….” Demikianlah sepenggal pemikiran dan perasaan Søren Aabye Kierkegaard, yang sering dipandang sebagai filsuf eksistensialis pertama, dalam catatan hariannya. Tekanan filsafatnya pada eksistensi manusia dan kritiknya terhadap kepalsuan, ketidakotentikan hidup, dan publik yang abstrak, bukan saja menjadi sumber inspirasi bagi filsuf-filsuf besar sesudahnya, termasuk Karl Jaspers dan Martin Heidegger, tetapi juga mengundang kita untuk lebih serius berpikir tentang eksistensi kita sebagai manusia. Buku ini mengangkat tema ‘Pergulatan Menjadi Diri Sendiri’, suatu tema yang cukup sentral dalam pandangan Kierkegaard dan relevan bagi setiap orang dalam segala zaman. Melalui buku ini

    Penulis: hendak menawarkan kepada kita refleksi kehidupan manusia dan sekaligus undangan untuk menjadi diri sendiri melalui pengalaman dan pandangan hidup Kierkegaard.
    Penulis: Thomas Hidya Tjaya
    Editor: Christina M. Udiani
    Kategori: Nonfiksi, Humaniora, Filsafat
    Terbit: 9 September 2019
    Harga: Rp 50.000
    Tebal: 196 halaman
    Ukuran: 130 mm x 190 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024248505
    ID KPG: 591801512
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Seri Pemikiran: Heidegger dan Mistik Keseharian

    Seri Pemikiran: Heidegger dan Mistik Keseharian

    Heidegger memang pribadi yang kontroversial, tetapi kritikus dari berbagai aliran pemikiran sulit menyangkal betapa mendasarnya problem yang dipikirkannya. Metafisikus kondang ini merenungkan problem yang juga digumuli oleh agama-agama dunia sepanjang zaman: Mengapa segala sesuatu itu ada dan bukan tiada? Dari pertanyaan mendasar itu muncul pertanyaan-pertanyaan lain yang juga tidak kalah mendasarnya, seperti: Mengapa Manusia ada? Mengapa ia juga tiada? Apakah artinya ada manusia di dunia ini? Jika keberadaan manusia terbatas oleh waktu, lalu apakah sebenarnya waktu itu? Buku ini adalah pengantar pada pemikiran Heidegger yang tertuang dalam bukunya, Sein und Zeit. Semoga pengantar buku ini bukan hanya merangsang studi filsafat pada umumnya dan pemikiran Heidegger pada khususnya, melainkan juga membantu pembaca untuk lebih bersikap meditatif terhadap kehidupan. Dr. Fransisco Budi Hardiman, alumnus Hochschule fur Philosophie Munchen, Jerman. Sekarang mengajar filsafat di Universitas Pelita Harapan. Menulis belasan buku filsafat, antara lain yang terbaru: Seni Memahami (Kanisius, 2015) dan Demokrasi dan Sentimentalitas (Kanisius, 2018).

    Penulis: F. Budi Hardiman
    Editor: Christina M. Udiani
    Kategori: Nonfiksi, Humaniora, Filsafat
    Terbit: 17 Februari 2020
    Harga: Rp 65.000
    Tebal: 228 halaman
    Ukuran: 130 mm x 190 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024813437
    ID KPG: 592001757
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Seri Pemikiran: Emmanuel Levinas Enigma Wajah Orang Lain

    Seri Pemikiran: Emmanuel Levinas Enigma Wajah Orang Lain

    Mengapa manusia tega saling bantai demi ideologi dan ajaran tertentu? Di manakah rasa kemanusiannya? Apa yang dilihat oleh para algojo ini dalam diri para korbannya? Tidakkah mereka sadar bahwa yang mereka bantai juga manusia sama seperti mereka? Mengapa manusia lain dipandang begitu rendah dan dianggap “lain” )other) begitu saja? Apakah dasar keberanian (otherness) ini? Bagi Emmanuel Levinas, etika pertama-tama bukan menyangkut teori mengenai baik-buruknya tindakan tertentu; bukan juga apa yang boleh dan tidak boleh kita lakukan sebagai manusia. Etika merupakan relasi yang lahir dari pertemuan konkret dengan orang lain yang memiliki wajah. Sebagai jejak Yang-Tak-Terbatas (the Infinite), wajah orang lain tidak akan dapat dibunuh atau dihancurkan. Relasi etis terjadi ketika saya merasa terusik oleh kehadiran wajah orang lain yang menantang orientasi egoistik hidup saya atau mengusik kenyamanan dan kebebasan saya. Buku ini menawarkan cara memandang dan berinteraksi cara memandang dan berinteraksi dengan manusia lain yang berbeda dengan kebiasaan sehari-hari. Bukan gagasan atau pikiran kita mengenai orang lain itu yang menentukan, tetapi pertemuan sejati dengan orang lainlah yang patut kita alami.

    Penulis: Thomas Hidya Tjaya
    Editor: Christina M. Udiani
    Kategori: Nonfiksi, Humaniora, Filsafat
    Terbit: 9 September 2019
    Harga: Rp 60.000
    Tebal: 178 halaman
    Ukuran: 130 mm x 190 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024810719
    ID KPG: 591801591
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Seri Pemikiran: Merleau-Ponty dan Kebertubuhan Manusia

    Seri Pemikiran: Merleau-Ponty dan Kebertubuhan Manusia

    Semakin dominannya kehadiran dunia digital dan virtual belakangan ini mempercepat berkurangnya penggunaan tubuh manusia. Komunikasi dengan orang lain kini tak lagi menuntut kehadiran fisik seseorang, tetapi bisa diwakilkan kepada pesan singkat melalui telepon pintar. Kerja-kerja jurnalistik juga bisa diselesaikan tanpa turun ke lapangan karena data dan angka tersedia di laman dunia maya. Bahkan, inteligensi buatan (Artificial Intelligence) pun telah banyak menggantikan pekerjaan-pekerjaan manusia yang rutin dan terstruktur.Apakah dunia semacam ini berpengaruh pada kemanusiaan kita? Apakah manusia tetap manusiawi ataukah sebaliknya? Tubuh sering dipandang kalah penting dibandingkan dengan kesadaran. Sejak Rene Descartes, kesadaran dianggap sebagai landasan keberadaan serta pengetahuan manusia, sedangkan tubuh hanyalah objek belaka. Tetapi, Husserl, dan para fenomenologis lain, memberikan pendapat sebaliknya: dengan menghindari

    Kategori: subjek-objek dan masuk ke dalam kehidupan konkret, kita akan dapat mengalami fenomena yang lebih murni dan asli, terlepas dari pengandaian dan prasangka kita. Buku ini mengurai secara ringkas pandangan Merleau-Ponty tentang fenomenologi dan makna kebertubuhan manusia. Mengembangkan gagasan Husserl, Merleau-Ponty menyoroti pentingnya tubuh sebagai jangkar kita dalam dunia dan makna keberadaan manusia sebagai pengada bertubuh. Di satu sisi, melalui pengalaman bertubuh, manusia menjalin relasi dengan dunia dan membentuk persepsi mengenai dunia tersebut. Di sisi lain, orang lain pun mengenal kita pertama-tama melalui kehadiran tubuh kita. Memahami keberadaan tubuh dan dunia yang dihuninya membantu kita menentukan arah perkembangan kita sebagai manusia.
    Penulis: Thomas Hidya Tjaya
    Editor: Christina M. Udiani
    Kategori: Nonfiksi, Humaniora, Filsafat
    Terbit: 24 Februari 2020
    Harga: Rp 60.000
    Tebal: 186 halaman
    Ukuran: 130 mm x 190 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024813314
    ID KPG: 592001759
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG