Tag: HenriChambertLoir

  • Bhinneka

    Bhinneka

    Kenapa Bhinneka? Karena buku ini merupakan persembahan kepada kebhinnekaan kebudayaan Indonesia di bidang agama (dalam hal ini agama Islam dan Konghucu), sastra (di sini empat karangan tentang sastra Indonesia lama, dunia hikayat, dan teks sejarah), serta

    Bahasa: (tata
    Bahasa: Indonesia yang baik dan benar, di samping beberapa jenis kode kacau dan gokil milik anak-anak muda). Kebhinnekaan bukan saja pembahasan berbagai bidang berbeda, melainkan juga berada di tengah setiap bidang itu bila norma dan ortodoksi bersanding dengan perilaku yang menyimpang atau marginal. Ziarah makam menimbulkan berbagai pertentangan, seperti juga
    Bahasa: sandi bentrok dengan usaha pembakuan
    Bahasa: . Pertentangan jenis itu menimbulkan macam-macam perdebatan dan perselisihan, kaum baku dan ortodoks merasa terancam oleh setiap langkah menyimpang dari norma standar, tetapi bangsa Indonesia tunggal ika selalu.
    Penulis: Henri Chambert-Loir
    Editor: Ade Pristie Wisandhani
    Perancang
    Sampul: Ellen Halim
    Penataletak Isi: Diah Novitasari
    Kategori: Nonfiksi, Sosial
    Terbit: 31 Januari 2024
    Harga: Rp90.000
    Tebal: 417 halaman
    Ukuran: 160 mm x 240 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786231341532
    ISBN: Digital: 9786231341549
    ID KPG: 592402242
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG bersama EFEO (École française d’Extrême-Orient)

  • Naik Haji di Masa Silam

    Naik Haji di Masa Silam

    Perjalanan haji orang Indonesia dan Nusantara pada masa silam hanya samar-samar diketahui karena kekurangan sumber sejarah. Satu sumber yang terbengkalai adalah kisah pengalaman yang ditulis oleh para jemaah sendiri. Naik Haji di Masa Silam, yang terdiri dari 3 jilid, merangkum kisah-kisah haji dari abad ke-15 sampai ke-19. Jilid I menceritakan pengalaman berbagai tokoh dari Malaka, Banten, Riau, Singapura, dan Sumedang. Dituturkan pula di dalam buku ini kisah seorang haji dari Aceh yang berkelana di Yaman sebelum pulang ke Sumatra, kisah haji dari Minangkabau berziarah di Mesir dan Yerusalem, dan kisah rekaan tentang pengalaman mistik seorang wali Makassar dari Tanah Suci. Beberapa penuntun ibadah haji, satu dalam

    Bahasa: Aceh, dua dalam bentuk syair, satu lagi oleh seorang ulama tersohor dari Batavia, juga terdapat dalam Jilid I ini. Jilid II antologi ini meliputi kisah haji paruh pertama abad ke-20. Di antaranya adalah rangkuman tiga artikel tentang ibadah haji pada tahun-tahun awal abad ke-20, contoh peta kiblat yang digunakan para jemaah Indonesia dalam perjalanan ke Mekkah, laporan tentang perjalanan haji orang Malaya, dan cerita pengalaman haji Bupati Bandung tahun 1924. Kisah pengalaman Buya Hamka naik haji pada 1927, ketika ia berumur 19 tahun, juga termuat di buku ini. Kisah-kisah lain adalah kisah haji pada saat Indonesia menjadi negara merdeka; satu oleh seorang ulama Kalimantan selama periode revolusi; satu oleh cendekiawan Aceh, Ali Hasjmy, ketika ikut misi diplomatik ke Mekkah tahun 1949; dan satu lagi oleh Buya Hamka ketika naik haji untuk kedua kalinya pada umur 42 tahun. Jilid III antologi kisah haji ini meliputi dasawarsa 1954-1964. Terdapat di dalamnya pengalaman seorang wartawan Medan, Saiful U.A.; laporan wartawan kondang, Rosihan Anwar; catatan perjalanan seorang cendekiawan Malaysia, Harun Aminurrashid; renungan mistik Asrul Sani; serta cerita pengalaman sutradara film, Misbach Yusa Biran. Perjalanan haji pada masa itu sedang mengalami perubahan mendasar. Urusan haji mulai dikelola oleh pemerintah R.I., sedangkan pemerintah Saudi juga mengawali pekerjaan raksasa untuk memperbaharui situs prosesi haji. Biarpun demikian, para jemaah masih naik kapal laut dan jumlahnya masih sangat kecil dibandingkan masa kini (antara sepersepuluh dan seperdua puluh), sehingga para jemaah masih sempat melancong dan berkenalan dengan sesama jemaah dari negara Islam yang lain. Jilid ketiga dilengkapi suatu uraian tentang jumlah haji selama periode 1850-2012, serta bibliografi hampir 500 judul di seputar sejarah perjalanan haji.
    Penulis: Henri Chambert-Loir
    Kategori: Nonfiksi, Antropologi
    Terbit: 15 Desember 2019
    Harga: Rp260.000
    Tebal: 1294 halaman
    Ukuran: 160 mm x 240 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024812867
    ID KPG: 591901719
    Bahasa: Indonesia
    Usia: 15+
    Penerbit: KPG

  • Sastra dan Sejarah Indonesia

    Sastra dan Sejarah Indonesia

    MENGAPA Mas Marco Kartodikromo menentang pemerintah kolonial? Apa tujuan Shamsuddin Salleh menulis roman spionase? Mengapa Tahar Ben Jelloun meminjam plot novel Pramoedya Ananta Toer? Kenapa Pramoedya Ananta Toer tidak dianugerahi Hadiah Nobel? Apa idam-idaman para eksil Indonesia pasca peristiwa 1965? Buku ini menyoroti sejumlah pertanyaan seputar sastra Indonesia modern—serta membahas beberapa aspek sejarah Indonesia dari abad ke-17 sampai ke-19, di Aceh, di Bima (Pulau Sumbawa), dan di Jawa. Benang merah ketiga belas karangan yang terhimpun dalam buku ini adalah pandangan seorang ahli asing yang mengamati kebudayaan Indonesia.

    Penulis: Henri Chambert-Loir
    Kategori: Nonfiksi, Humaniora, Sejarah
    Terbit: 17 Desember 2018
    Harga: Rp 75.000
    Tebal: 312 halaman
    Ukuran: 160 mm x 240 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024810900
    ID KPG: 591801592
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG