Tag: JejakAktivismeHendardi

  • Mengadvokasi Hak Sipil Politik

    Mengadvokasi Hak Sipil Politik

    Buku ini merupakan kumpulan artikel Hendardi yang tersebar di berbagai media. Semua dalam bingkai penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM), yang digelutinya sejak mahasiswa hingga kemudian aktif di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), lalu mendirikan Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) serta Setara Institute. Tema yang penting disorot adalah hak berpendapat, satu dari tiga komponen hak sipil dan politik—selain hak menjalankan keyakinan atau agama serta hak berserikat dan berkumpul. Pasalnya, pelanggaran terhadap hak sipil dan politik kerap terjadi ketika warga masyarakat menyuarakan kritik terhadap negara dan aparatnya. Maka, dalam perspektif penghormatan HAM dan perkembangan demokrasi, menyelesaikan perbedaan pendapat politik melalui mekanisme peradilan dan penghukuman jelas suatu langkah surut. Padahal, kritik yang disampaikan lewat tulisan maupun demonstrasi merupakan bagian integral dari demokrasi. Demonstrasi adalah cara menampilkan ketidakpuasan politik atau sosial. Dalam artikel “Demo Tandingan”, Januari 1996, elemen negara pun pernah melancarkan demonstrasi. Hendardi menulis, “Pada 17 Oktober 1952, massa militer yang dipimpin Kolonel AH Nasution melancarkan demo ke Istana Negara, bahkan dengan mengusung meriam untuk mendesakkan dialog dengan Presiden Sukarno.” Membaca buku ini kita seolah disadarkan kembali bahwa setiap upaya represif untuk memangkas hak berpendapat serta hak sipil dan politik lain harus ditolak.

    Penulis: Hendardi
    Editor: Candra Gautama
    Kategori: Nonfiksi, Politik
    Terbit: 14 Oktober 2020
    Harga: Rp 80.000
    Tebal: 345 halaman
    Ukuran: 150 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024814779
    ID KPG: 592001847
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Membela Hak Ekosob dan Melawan Korupsi

    Membela Hak Ekosob dan Melawan Korupsi

    Pembangunan kerap kali berseberangan dengan hak asasi manusia. Hendardi berpendapat, rezim di negara-negara berkembang, tak terkecuali Indonesia pada masa Orde Baru, cenderung mengatasi masalah tersebut dengan menekan hak sipil dan hak politik masyarakat, terutama di bidang ekonomi. Dia mengatakan, salah satu persoalan akut dalam pembangunan—pengentasan kemiskinan—membutuhkan peran rakyat. Namun, proyek padat modal oleh pemerintah Orde Baru dilaksanakan tanpa partisipasi publik dan kontrol masyarakat. Akibatnya, pembangunan yang dilakukan secara banal menimbulkan masalah baru, seperti soal pertanahan yang cenderung merugikan masyarakat kelas bawah. Kebocoran anggaran juga sering terjadi karena ketiadaan keterbukaan kepada publik. Buku ini merangkai kumpulan artikel Hendardi, mantan Direktur YLBHI, di media massa selama 1993–2014. Tampak, sejak awal sorotan Hendardi tajam terhadap praktik-praktik kebijakan publik yang menguntungkan segelintir kelompok, terutama kroni Soeharto dan keluarganya. Berbagai peristiwa dia bahas dengan pijakan konsisten, bahwa keterbukaan, demokratisasi, dan HAM mutlak diwujudkan oleh pemerintah. Membela Hak Ekosob dan Melawan Korupsi sekaligus menawarkan arah bagi berbagai permasalahan ekonomi, sosial, politik, dan hukum hari ini. Betapa tidak. Sebagian pekerjaan rumah masa lalu masih tersisa hingga kini.

    Penulis: Hendardi
    Editor: Candra Gautama
    Kategori: Nonfiksi, Politik
    Terbit: 14 Oktober 2020
    Harga: Rp 95.000
    Tebal: 381 halaman
    Ukuran: 150 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024814755
    ID KPG: 592001849
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Konsolidasi Demokrasi dan Kepemimpinan

    Konsolidasi Demokrasi dan Kepemimpinan

    Tulisan-tulisan Hendardi yang terangkum dalam buku ini mendokumentasikan dan menganalisis periode sejarah penting ketika Indonesia mengalami perubahan dari Orde Baru menuju era Reformasi. Dengan gaya-gaya tulisan cenderung lugas, pembaca dengan jernih dapat memahami persoalan yang diajukan. Ambil misal artikel “Interpelasi DPR: Ajang Cuci Baju Kotor”, 29 Juli 2000. Dia menyoroti sidang pengajuan hak interpelasi DPR kepada Presiden Abdurrahman Wahid beberapa hari sebelumnya. Dia menulis, “Ketimbang suatu manifestasi dari kontrol DPR terhadap pemerintah, sidang DPR tersebut telah dijadikan ajang ‘cuci baju kotor’ oleh sebagian partai politik di DPR, terutama Golkar, dengan Presiden Abdurrahman Wahid sebagai papan bilasnya.” Di tulisan yang sama, dia menyayangkan energi politik yang demikian besar di DPR tidak dikerahkan untuk mendorong perhatian nasional dalam kemelut yang tengah terjadi di Maluku. Maka membaca buku ini terlihat jelas Hendardi memahami dengan cermat isu-isu seputar demokrasi, relasi kekuasaan dan politik, serta kepemimpinan nasional. Sebagai dokumentasi, buku ini sekaligus mengajak kita memahami betapa pentingmenjaga keberpihakan bagi upaya penguatan masyarakat sipil. Inilah sumbangan Hendardi, aktivis hak asasi manusia (HAM) yang pernah berkiprah di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), lalu mendirikan Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) serta Setara Institute.

    Penulis: Hendardi
    Editor: Candra Gautama
    Kategori: Nonfiksi, Politik
    Terbit: 14 Oktober 2020
    Harga: Rp 77.000
    Tebal: 288 halaman
    Ukuran: 150 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024814731
    ID KPG: 592001849
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Jejak Aktivisme Hendardi

    Jejak Aktivisme Hendardi

    Pada 1978, Hendardi—yang masih “anak bawang” di Institut Teknologi Bandung—terkaget-kaget dengan keberanian para seniornya mengeluarkan pernyataan politik: tidak menghendaki lagi Soeharto sebagai Presiden Indonesia. Penangkapan dan penahanan terhadap para pemimpin dan ratusan aktivis mahasiswa pun terjadi. Kampus diduduki tentara dan “dinormalkan”, rektor ITB dicopot dan diganti dengan rektorium. Perangkat Badan Koordinasi Kemahasiswaan ditanamkan untuk menggencet kebebasan berorganisasi atau berserikat. Itulah “medan pertempuran awal” Hendardi, tempat dia memperoleh pendidikan dan pengalaman politik secara langsung. Pengalaman tersebut membentuk perjalanan hidup selanjutnya. Dia memutuskan berkecimpung di bidang pembelaan hukum dan hak asasi manusia—meski berlatar belakang pendidikan teknik sipil. Mulai dari keterlibatannya dalam Komite Pembelaan Mahasiswa, Lembaga Bantuan Hukum Bandung, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI), hingga Setara Institute. Dia membela aktivis mahasiswa yang ditahan aparat negara secara semena- mena, petani yang lahannya diambil alih secara paksa, hingga tahanan politik seperti Xanana Gusmao. Berkat kiprahnya, Hendardi memperoleh penghargaan dari organisasi HAM terkemuka di Amerika Serikat, Human Rights Watch. Buku ini memuat percik-percik gagasan Hendardi yang ditulis di sejumlah media nasional. Dengan jernih dia mengupas berbagai persoalan dan tantangan terkait penegakan hak asasi manusia, negara hukum, dan kehidupan kebangsaan. Meski ditulis dalam rentang 1990–2000, banyak gagasannya masih relevan bagi Indonesia hari ini.

    Penulis: Hendardi
    Editor: Candra Gautama
    Kategori: Nonfiksi, Politik
    Terbit: 14 Oktober 2020
    Harga: Rp 110.000
    Tebal: 533 halaman
    Ukuran: 150 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024814717
    ID KPG: 592001846
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG