Tag: LiuCixin

  • Pralaya

    Pralaya

    Bumi dan Trisurya berada dalam gencatan senjata sesudah teori Belantara Gelap memberi cara bagi Bumi untuk mencegah Trisurya menyerbu, yaitu dengan mengancam akan menyebabkan kemusnahan kedua peradaban. Gencatan senjata memungkinkan kembali kemajuan sains manusia dan membuat Trisurya mengenal budaya Bumi, sehingga tampak akan membuat kedua peradaban dapat hidup berdampingan secara damai. Namun apakah perdamaian akan benar-benar tercapai? Sesudah melakukan kontak dengan peradaban luar Bumi dan menjelajah ke luar tata surya, manusia mulai menjajaki berbagai kemungkinan dan menyadari konsekuensi berada di alam semesta yang jauh lebih besar dan berbahaya daripada yang dibayangkan. Dan di keluasan alam semesta, sepertinya bukan hanya satu peradaban asing—Trisurya—yang perlu manusia khawatirkan. Akankah umat manusia meraih bintang-bintang, atau tertelan kegelapan antariksa? Pralaya adalah novel ketiga dan terakhir dalam trilogi Trisurya karya Liu Cixin,

    Penulis: fiksi sains terlaris di Tiongkok. Trilogi ini telah diadaptasi dalam berbagai media, termasuk komik web, seri animasi, serta dua serial TV karya Tencent dan Netflix yang dirilis pada 2023.
    Penulis: Liu Cixin
    Penerjemah: Oni Suryaman
    Editor: Andya Primanda
    Perancang
    Sampul: Leopold Adi Surya
    Penataletak: Ellen Halim
    Kategori: Fiksi, Novel, Fiksi Sains
    Tebal: 762 halaman
    Ukuran: 140 mm x 210 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786231340030
    ID KPG: 592302143
    Usia: 17+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Liu Cixin

    Liu Cixin

    Liu Cixin (刘慈欣) lahir di Yangquan, Provinsi Shanxi, Tiongkok, pada 23 Juni 1963, tiga tahun sebelum Revolusi Kebudayaan digalakkan. Orangtuanya bekerja di tambang batu bara, yang kemudian menjadi medan tempur perang saudara antarfaksi selama revolusi. Melihat Shanxi tak lagi kondusif, Cixin kecil diungsikan ke Luoshan, Provinsi Henan, yang berjarak seribu kilometer dari tanah kelahirannya. Sementara ayah dan ibunya yang sudah terpengaruh gerakan sosiopolitik pimpinan Mao Zedong, tetap bertahan di Shanxi. ⁣⁣Namun berkat kepindahan ke desa leluhur itulah, Cixin menyaksikan fenomena langit yang mengesankan dan kelak menginspirasinya untuk menulis mahakarya: trilogi Remembrance of Earth's Past.⁣⁣ ⁣⁣ Seri pertamanya, The Three-body Problem kini telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan judul Trisurya. Dibukukan di China pada 2008, Trisurya sebenarnya sudah terpublikasikan sejak 2006. Namun baru mendapat popularitas internasional setelah diterjemahkan ke bahasa Inggris delapan tahun kemudian. Berkat Trisurya pula, lulusan North China Univeristy of Water Conservancy and Electric Power itu meraih empat dari sembilan kali masuk nominasi di penghargaan bergengsi, antara lain Yinhe atau Galaxy Award China (2006), Hugo Award 2015 untuk kategori novel terbaik, Kurd-Laßwitz-Preis 2017 sebagai karya fiksi sains berbahasa asing terbaik, dan Premio Ignotus untuk nominasi serupa pada tahun yang sama. ⁣Cixin adalah orang Asia pertama yang mencetak namanya di Hugo Award. ⁣⁣ ⁣ Baru-baru ini, Liu Cixin menerima gelar doktor honoris causa dari Brandeis University, Boston, Amerika Serikat. Gelar kehormatan itu diberikan atas dedikasi Cixin menulis sedikitnya tujuh novel dan lebih dari 30 cerpen bertema fiksi sains. Karyanya dinilai sangat menginspirasi, bahkan telah diterjemahkan ke lebih dari 20 bahasa sehingga perlu mendapat apresiasi. ⁣⁣ ⁣⁣

  • Belantara (The Dark Forest)

    Belantara (The Dark Forest)

    Apa yang bakal terjadi bila manusia tahu Bumi akan diinvasi alien empat abad lagi? Sesudah mengetahui keberadaan Bumi, peradaban Trisurya mengirimkan armada penyerbu, dan pengintai berupa proton cerdas—sofon—yang bisa mengetahui semua informasi di Bumi kecuali apa yang ada di dalam pikiran manusia. Itulah dasar Proyek Penghadap Tembok, di mana sejumlah ahli siasat ditugasi untuk membuat strategi dalam kepala mereka sendiri tanpa bisa diketahui Trisurya. Sementara itu, Bumi harus membangun armada antariksa, tapi apakah manusia bisa mengatasi perpecahan antarnegara dan antarideologi untuk melakukannya? Inilah langkah peradaban manusia dalam persiapan untuk Perang Terakhir. Belantara adalah novel kedua trilogi Trisurya karya

    Penulis: fiksi sains Tiongkok Liu Cixin. Buku pertamanya, Trisurya, diadaptasi menjadi serial TV oleh Tencent Video dan Netflix. Liu delapan kali menjadi pemenang Yinhe Jiang, penghargaan untuk karya fiksi sains terbaik Tiongkok.
    Penulis: Liu Cixin
    Penerjemah: Oni Suryaman
    Editor: Andya Primanda
    Perancang
    Sampul: Leopold Adi Surya
    Penataletak: Teguh Tri Erdyan & Setyo Bekti Nugroho
    Kategori: Fiksi, Novel, Sains Fiksi
    Terbit: 26 Januari 2022
    Harga: Rp165.000
    Tebal: 648 halaman
    Ukuran: 140 mm x 210 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024815509
    ID KPG: 592201975
    Usia: 17+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Trisurya (The Three-Body Problem)

    Trisurya (The Three-Body Problem)

    Revolusi Kebudayaan Tiongkok memakan banyak korban, termasuk profesor fisika ayah mahasiswi Ye Wenjie. Ye lantas terseret prahara zaman sampai akhirnya terlibat proyek rahasia pemerintah di Pangkalan Pantai Merah. Di tengah kepahitan hidup, Ye lantas mendapatkan sarana untuk mendengar-dan berteriak-ke antariksa… Lebih daripada empat puluh tahun kemudian, karya Ye terhubung dengan sejumlah kasus bunuh diri ahli fisika, dan game rumit yang menentang pemainnya dengan masalah fisika klasik yang belum terjawab. Peneliti nanomaterial Wang Miao membantu aparat dalam penyelidikan kasus-kasus bunuh diri dan kaitannya dengan game itu. Namun Wang mendapati pihak berwenang yang meminta bantuannya sedang sangat ketakutan-seolah menghadapi ancaman terbesar terhadap nasib umat manusia. Trisurya adalah novel pertama trilogi Trisurya karya

    Penulis: fiksi sains Tiongkok Liu Cixin. Setelah menjadi novel fiksi sains terpopuler di Tiongkok, karya Liu ini menjadi fenomena di ajang dunia sesudah diterjemahkan ke
    Bahasa: Inggris dengan judul The Three-Body Problem pada 2014 dan meraih berbagai penghargaan: Hugo Award 2015, Kurd-LaBwitz-Preis 2017, dan Premio Ignotus 2017.
    Penulis: Liu Cixin
    Penerjemah: Oni Suryaman
    Editor: Andya Primanda
    Kategori: Fiksi, Novel, Sains Fiksi
    Terbit: 2 September 2019
    Harga: Rp132.000
    Tebal: 480 halaman
    Ukuran: 140 mm x 210 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024811334
    ID KPG: 591901685
    Usia: 17+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG