Tag: MenangKontestasiPolitikdiEraDigital

  • Dari Jokowi hingga Pandemi

    Dari Jokowi hingga Pandemi

    Dari Jokowi hingga Pandemi mengajak kita memahami berbagai persoalan politik, sejarah, kebudayaan, legacy, hingga pandemi Covid -19 dari sudut pandang “orang Istana”. Ditulis dengan

    Bahasa: renyah dan populer khas tulisan di media massa,
    Penulis: berupaya merajut narasi kebangsaan melalui praktik kepemimpinan Joko Widodo, yang mengedepankan rekonsiliasi, politik yang merangkul semua kalangan. Buku ini bukan hanya memberi pengetahuan dan pemahaman atas ragam peristiwa yang terjadi di Tanah Air, melainkan juga mendorong tumbuh kembangnya sikap saling menghargai, terbuka dalam berpikir, menghormati keragaman, dan bersedia untuk saling bekerja sama demi kebaikan bangsa dan negara. “Membaca tulisan -tulisan
    Penulis: , terutama seputar kebijakan dan kepemimpinan Jokowi, kita seperti mendapat wawasan dari dalam. Simak saja tulisannya, ‘Lamun Sira Sekti, Aja Mateni’…. Konteks tulisan ini memberi pesan kepemimpinan yang disampaikan oleh Presiden Jokowi bahwa saat seorang pemimpin mengemban jabatannya, dia tidak boleh semena -mena dan menindas rakyatnya. Tugas pemimpin adalah mengayomi dan menyejahterakan rakyatnya.” —Sidarto Danusubroto, Dewan Pertimbangan Presiden RI “Daya jelajah isu yang disuguhkan cukup luas, dari praktik politik kekuasaan Jokowi, kontestasi elektoral terutama di Pilpres 2019, hingga masuk ke pusaran polemik isu kontemporer seperti pandemi Covid -19 dan vaksinasi…. Jejak narasi kebangsaan terasa, misalnya, saat memberi penekanan pada
    Bahasa: n rekonsiliasi…. Sudah tepat jika Mas Eko terus mengingatkan pembaca akan bahaya segregasi, terlebih melalui cara -cara mengeksploitasi isu suku, agama, ras, dan antargolongan dalam pembelahan warga saat pemilu.” —Dr Gun Gun Heryanto, MSi, Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute; Dosen Komunikasi Politik UIN Jakarta.
    Penulis: Eko Sulistyo
    Editor: Galang Aji Putro
    Penataletak: Setyo Bekti Nugroho
    Perancang
    Sampul: Wendie Artswenda
    Kategori: Nonfiksi, Politik, Esai
    Terbit: 24 Maret 2021
    Harga: Rp 90.000
    Tebal: 314 halaman
    Ukuran: 140 mm × 210 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024815530
    ID KPG: 592101891
    Bahasa: Indonesia
    Usia: 15+
    Penerbit: KPG

  • Tarung Digital: Propaganda Komputasional di Berbagai Negara

    Tarung Digital: Propaganda Komputasional di Berbagai Negara

    SEPERTI pedang bermata dua, perkembangan pesat digitalisasi menghadirkan dilema untuk peradaban manusia. Di satu sisi, ia jelas menjadikan hidup manusia lebih dinamis, efisien, dan berwarna. Digitalisasi mampu membuka lebar-lebar semesta pengetahuan, gagasan, dan wacana, serta memperluas jaringan secara melintas batas. Namun di sisi lain, ia juga membawa marabahaya baru yang sulit dikendalikan dan menggerogoti sendi-sendi kehidupan bersama dan demokrasi. Amerika Serikat, misalnya, sebagai episentrum teknologi digital dunia, telah merasakan negativitas digitalisasi. Operasionalisasi platform media sosial sebagai sarana kampanye politik telah membelah Negeri Paman Sam ke dalam kubu yang saling berhadapan dengan fanatisme, semangat permusuhan, dan kebencian. Pemilu Amerika Serikat 2016 dan 2020 telah menyisakan trauma mendalam untuk publik Amerika, bahkan dunia. Propaganda komputasional menyeruak sebagai enigma baru yang mengentakkan dunia dan mengubah arah politik berbagai negara. Buku Tarung Digital mencoba menjelaskan fenomena propaganda komputasional secara kritis. Mode propaganda ini bersandar pada operasionalisasi algoritma kurasi, analisis big data, serta sistem otomatisasi untuk menyebarkan pesan-pesan politik yang menyesatkan, khususnya melalui jaringan media sosial. Jika negara besar seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis kesulitan untuk menghadapi paparan propaganda komputasional, bagaimana dengan Indonesia? Pertanyaan ini perlu direnungkan secara saksama oleh semua pihak yang ingin menyelamatkan Indonesia dari residu-residu demokrasi digital. Tarung Digital adalah buku kedua dari trilogi literasi digital yang disiapkan Agus Sudibyo. Buku pertama yang telah

    Terbit: berjudul Jagat Digital: Pembebasan dan Penguasaan (2019).
    Penulis: Agus Sudibyo
    Editor: Galang Aji Putro
    Perancang
    Sampul: Wendie Artswenda
    Penataletak: Setyo Bekti Nugroho
    Kategori: Nonfiksi, Politik
    Terbit: 24 Maret 2021
    Harga: Rp100.000
    Tebal: 390 halaman
    Ukuran: 150 mm × 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024815523
    ID KPG: 592101890
    Bahasa: Indonesia
    Usia: 15+
    Penerbit: KPG

  • Perlawanan Politik dan Puitik Petani Temanggung

    Perlawanan Politik dan Puitik Petani Temanggung

    DIANGKAT DARI disertasi

    Penulis: , buku ini menyajikan studi tentang perlawanan petani Temanggung dalam merebut kembali hak-hak hidup mereka setelah keluarnya PP No. 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan. Dengan disahkannya peraturan ini, petani merasa nasib mereka betul-betul terancam. Uniknya, petani “berperang” dengan “senjata” kidung yang puitik. Mereka berperang dengan mantra yang memancarkan religio-magisme yang mencekam. Mereka pun berperang dengan ritus yang menyajikan suasana kudus, dengan sajen yang menghubungkan dunia ini dengan dunia sana, yang menciptakan keyakinan bahwa apa yang manusiawi ini juga sekaligus bersifat ilahi. Pada tataran teoretik, buku ini memperlihatkan betapa perlawanan petani tembakau Temanggung serba dihayati dengan kesungguhan dan mendalam. Berbeda dengan teori James Scott—ahli politik dan antropologi—yang menyatakan bahwa perlawanan petani diwarnai sikap serba pura-pura. Selain itu, perlawanan petani dalam kajian Scott bersifat prosaik, tapi tanpa penjelasan rinci mengapa atau apa sebabnya prosaik. Buku ini menggambarkan dengan gamblang bahwa perlawanan petani tembakau Temanggung merupakan suatu ekspresi puitik yang dibingkai oleh tradisi, dan di dalamnya mengandung ruh kearifan dan aesthetic of art dalam corak puisi maupun mantra, kidung, dan tari, yang dalam buku ini disebut ekspresi puitik. Dari segi
    Penulis: an karya ilmiah, buku ini juga menawarkan sesuatu yang segar. Mengutip Paul Benson, seorang
    Editor: , khususnya dalam
    Penulis: an etnografi di kalangan antropolog, buku ini merupakan poetically crafted prose dan artful science.
    Penulis: Mohamad Sobary
    Kategori: Nonfiksi, Politik, Sosial Budaya
    Terbit: 14 Juli 2016
    Harga: Rp 61.900 (E-book)
    Tebal: 348 halaman
    Ukuran: –
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024240752
    ID KPG: 59160
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Revolusi Tak Kunjung Selesai

    Revolusi Tak Kunjung Selesai

    INDONESIA, dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia dan pertama terbesar dalam jumlah penduduk muslim, juga satu-satunya negara di Asia Tenggara yang ebnar-benar demokratis, tampil bagaikan raksasa yang kurang dikenal. Di persilangan antara pengaruh India dan Tiongkok, perbatasan kepulauan yang mahaluas ini telah ditentukan sebagai hasil berbagai bentrokan antara negara-negara imperialis Eropa (Spanyol, Portugal, Inggris, dan terutama Belanda). Sejarah Indonesia sejak kemerdekaannya berwujud berbagai kontradiksi yang lahir dari pilihan-pilihan unik dan berani para pendiri negaranya: sebuah republik terpusat untuk mengelola sebuah wilayah luas dan terpencar, sebuah lingua franca yang dijadikan

    Bahasa: nasional, sebuah negara religius tapi bukan negara Islam.
    Penulis: Remy Madinier
    Kategori: Nonfiksi, Sosial, Politik
    Terbit: 27 Maret 2017
    Harga: Rp 145.000
    Tebal: 800 halaman
    Ukuran: 160 mm x 240 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024243050
    ID KPG: 591701334
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Badan Pemeriksa Keuangan dalam Sistem Ketatanegaraan

    Badan Pemeriksa Keuangan dalam Sistem Ketatanegaraan

    Buku ini ditulis berdasarkan hasil peneliti an yang panjang serta pengalaman

    Penulis: selama bertugas di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
    Tersaji di dalamnya uraian lengkap tentang BPK, baik sejarah, dasar hukum, kedudukannya dalam sistem ketatanegaraan, serta bagaimana BPK melaksanakan tugas-tugasnya. Semua itu ditulis secara populer dengan menunjukkan berbagai contoh hasil pemeriksaan BPK. Sdr. Baharuddin Aritonang merupakan orang yang tepat untuk menuangkan buah pikirannya dalam masalah keuangan negara umumnya dan Badan Pemeriksa Keuangan pada khususnya. —Dr Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan RI
    Penulis: Baharuddin Aritonang
    Penyunting: Christina M. Udiani, Robertus Romy Setiawan
    Kategori: Nonfiksi, Sosial, Politik
    Terbit: 22 Mei 2017
    Harga: Rp 65.000
    Tebal: 252
    Ukuran: 140 mm x 210 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024243593
    ID KPG: 591701352
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Made in Prison

    Made in Prison

    PENJARA, atau Lembaga Pemasyarakatan, ternyata tak melulu identik dengan hal yang suram dan menyeramkan. Berbagai karya kreatif telah dihasilkan dari balik jeruji besi: roti-roti lezat, lukisan bernilai seni tinggi, bahkan produk garmen berkualitas ekspor. Semua itu adalah buah karya para narapidana, atau yang kerap disebut sebagai warga binaan. Produk-produk buatan warga binaan itu menyimpan beragam cerita, dihasilkan dari balik jeruji besi: roti-roti lezat, lukisan bernilai seni tinggi, dengan hal yang suram dan menyeramkan. Berbagai karya kreatif telah dari yang getir hingga yang haru. Melalui kegiatan produktif, mereka mengubah penyesalan menjadi harapan akan kesempatan kedua untuk kembali hidup di tengah-tengah masyarakat. Lewat buku ini, Evy Amir Syamsudin merefleksikan pengalamannya membimbing para narapidana dan visinya me manusia kan mereka. “Made in Prison is more than the documentation of a practical way to help prison inmates to reintegrate in society. It is a testament to a compassionate Indonesian society–a way to look at its people, even those who have made mistakes, with love and appreciation.” Mr. Michele Zaccheo. Chief of United Nations Television & Radio “Kebaikan bisa dikerjakan di mana pun. Buku Made in Prison bercerita tentang bagaimana kebaikan dan cinta juga bisa terjadi di Lembaga Pemasyarakatan. Seperti kata Bunda Theresa, setiap dari kita bisa mengerjakan hal kecil dengan cinta yang besar.” Rosianna Silalahi. Direktur Pemberitaan Kompas TV

    Penulis: Feby Indirani
    Editor: Anastha Eka
    Perancang
    Sampul: Landi A. Handwiko
    Penataletak: Landi A. Handwiko
    Kategori: Nonfiksi, Sosial, Politk
    Terbit: 25 September 2017
    Harga: Rp 65.000
    Tebal: 230 halaman
    Ukuran: 130 mm x 210 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024243456
    ID KPG: 591701347
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Linking People

    Linking People

    HUBUNGAN bilateral Australia-Indonesia beberapa kali menghadapi ketegangan yang mengkhawatirkan akibat serangkaian insiden tingkat tinggi terkait pengawasan perbatasan, spionase, danpembatasan perdagangan. Ketegangan tersebut bertolak belakang dengan berbagai pernyataan kedua negara untuk membangun kemitraan bertetangga yang kokoh. Linking People menyajikan tulisan para pakar dari berbagai disiplin ilmu, membahas keragaman dan contoh-contoh hubungan antarwarga di antara kedua negara. Mereka menelisik di balik berita utama dan sumber sengketa guna lebih memahami berbagai interaksi yang terjadi. Penelisikan itu termasuk penelitian di bidang

    Bahasa: , pendidikan, mobilitas antarnegara, jaringan kejahatan, perkawinan antarbangsa, diaspora, serta kerja sama dalam seni, perdagangan, dan hukum. Bagaimana gerangan jaringan antar-warga Indonesia-Australia itu memainkan peran penting, dan bagaimana jaringan itu berubah dari waktu ke waktu? Sebagaimana Indonesia tengah menjalankan modernisasi dengan cepat, jaringan itu pun dapat diasumsikan memiliki dinamika dan interpretasi baru. Buku ini menyoroti hubungan antara orang Indonesia dan orang Australia di luar hubungan bilateral formal, yang berkontribusi dalam pembentukan hubungan bilateral lebih stabil, kokoh, dan seimbang.
    Penulis: Antje Missbach & Jemma Purdey
    Kategori: Nonfiksi, Politik, Sosial
    Terbit: 15 Mei 2017
    Harga: Rp 75.000
    Tebal: 360 halaman
    Ukuran: 150 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024243333
    ID KPG: 591701350
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Fajar Harapan dalam Anomali Cuaca

    Fajar Harapan dalam Anomali Cuaca

    Sejak awal milenium ini, sejak era Reformasi bergulir, Sardjono Sigit tekun mengikuti dan mengamati aneka peristiwa yang terjadi dengan Indonesia. Empat bidang terutama menarik minatnya: politik, kebudayaan, pendidikan, dan kepemimpinan. Ia kentara sekali resah dan gelisah, maka ia mempertanyakan dan mencari jawaban atas berbagai permasalahan bangsa dan negara yang dicintainya. Dan yang tak kalah penting: Ia mencatatnya. Fajar Harapan dalam Anomali Cuaca ini merupakan kumpulan catatan lepas Sardjono Sigit dalam dua puluh tahun terakhir. Kebanyakan catatan pendek, satu dua catatan relatif panjang. Referensinya kaya, namun yang paling penting dan menarik dari semua catatan ini ialah bahwa ia menyentak kita dengan pertanyaan-pertanyaan yang relevan dan perlu kita pikirkan bersama sebagai bangsa.

    Penulis: amat prihatin bahwa sesudah hampir 100 tahun bersumpah untuk membangun negara yang mantap dan kuat berdasar landasan falsafah politik, kebangsaan, dan kebudayaan yang satu, ternyata hal itu belum sepenuhnya berhasil. Buku ini berusaha memberikan pandangan tentang sebab-sebab utama mengapa pembangunan Negara kesatuan Republik Indonesia belum berhasil mewujudkan hal-hal yang esensial dan menjadikan NKRI itu mantap dan kuat. —Sayidiman Suryohadiprojo, Letnan Jenderal TNI (Purn.)/Mantan Ketua LEMHANAS RI Begitu banyak dan beraneka ragam permasalahan serta gagasan yang dikupas dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan hidupnya, di antaranya: (1) kepemimpinan yang perlu dipahami untuk selanjutnya diimplementasikan dalam masyarakat, (2) pembinaan karakter dan jati diri bangsa, (3) kehidupan sosial beserta pola yang dikembangkannya, dan (4) kependidikan—meliputi pola, sistem, dan implementasinya. Dan masih banyak lagi gagasan yang diungkap dalam buku ini. —Soeprapto M. Ed Mantan Kepala BP 7/Ketua LPPKB
    Penulis: Sardjono Sigit
    Editor: Ining Isaiyas, Galang Aji Putro
    Penataletak: Wendie Artswenda
    Kategori: Nonfiksi, Politik, Budaya
    Terbit: 18 November 2020
    Harga: Rp 80.000
    Tebal: 446 halaman
    Ukuran: 140 mm x 210 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024814946
    ID KPG: 592001796
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Mengadvokasi Hak Sipil Politik

    Mengadvokasi Hak Sipil Politik

    Buku ini merupakan kumpulan artikel Hendardi yang tersebar di berbagai media. Semua dalam bingkai penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM), yang digelutinya sejak mahasiswa hingga kemudian aktif di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), lalu mendirikan Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) serta Setara Institute. Tema yang penting disorot adalah hak berpendapat, satu dari tiga komponen hak sipil dan politik—selain hak menjalankan keyakinan atau agama serta hak berserikat dan berkumpul. Pasalnya, pelanggaran terhadap hak sipil dan politik kerap terjadi ketika warga masyarakat menyuarakan kritik terhadap negara dan aparatnya. Maka, dalam perspektif penghormatan HAM dan perkembangan demokrasi, menyelesaikan perbedaan pendapat politik melalui mekanisme peradilan dan penghukuman jelas suatu langkah surut. Padahal, kritik yang disampaikan lewat tulisan maupun demonstrasi merupakan bagian integral dari demokrasi. Demonstrasi adalah cara menampilkan ketidakpuasan politik atau sosial. Dalam artikel “Demo Tandingan”, Januari 1996, elemen negara pun pernah melancarkan demonstrasi. Hendardi menulis, “Pada 17 Oktober 1952, massa militer yang dipimpin Kolonel AH Nasution melancarkan demo ke Istana Negara, bahkan dengan mengusung meriam untuk mendesakkan dialog dengan Presiden Sukarno.” Membaca buku ini kita seolah disadarkan kembali bahwa setiap upaya represif untuk memangkas hak berpendapat serta hak sipil dan politik lain harus ditolak.

    Penulis: Hendardi
    Editor: Candra Gautama
    Kategori: Nonfiksi, Politik
    Terbit: 14 Oktober 2020
    Harga: Rp 80.000
    Tebal: 345 halaman
    Ukuran: 150 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024814779
    ID KPG: 592001847
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Membela Hak Ekosob dan Melawan Korupsi

    Membela Hak Ekosob dan Melawan Korupsi

    Pembangunan kerap kali berseberangan dengan hak asasi manusia. Hendardi berpendapat, rezim di negara-negara berkembang, tak terkecuali Indonesia pada masa Orde Baru, cenderung mengatasi masalah tersebut dengan menekan hak sipil dan hak politik masyarakat, terutama di bidang ekonomi. Dia mengatakan, salah satu persoalan akut dalam pembangunan—pengentasan kemiskinan—membutuhkan peran rakyat. Namun, proyek padat modal oleh pemerintah Orde Baru dilaksanakan tanpa partisipasi publik dan kontrol masyarakat. Akibatnya, pembangunan yang dilakukan secara banal menimbulkan masalah baru, seperti soal pertanahan yang cenderung merugikan masyarakat kelas bawah. Kebocoran anggaran juga sering terjadi karena ketiadaan keterbukaan kepada publik. Buku ini merangkai kumpulan artikel Hendardi, mantan Direktur YLBHI, di media massa selama 1993–2014. Tampak, sejak awal sorotan Hendardi tajam terhadap praktik-praktik kebijakan publik yang menguntungkan segelintir kelompok, terutama kroni Soeharto dan keluarganya. Berbagai peristiwa dia bahas dengan pijakan konsisten, bahwa keterbukaan, demokratisasi, dan HAM mutlak diwujudkan oleh pemerintah. Membela Hak Ekosob dan Melawan Korupsi sekaligus menawarkan arah bagi berbagai permasalahan ekonomi, sosial, politik, dan hukum hari ini. Betapa tidak. Sebagian pekerjaan rumah masa lalu masih tersisa hingga kini.

    Penulis: Hendardi
    Editor: Candra Gautama
    Kategori: Nonfiksi, Politik
    Terbit: 14 Oktober 2020
    Harga: Rp 95.000
    Tebal: 381 halaman
    Ukuran: 150 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024814755
    ID KPG: 592001849
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG