Tag: MenangKontestasiPolitikdiEraDigital

  • Konsolidasi Demokrasi dan Kepemimpinan

    Konsolidasi Demokrasi dan Kepemimpinan

    Tulisan-tulisan Hendardi yang terangkum dalam buku ini mendokumentasikan dan menganalisis periode sejarah penting ketika Indonesia mengalami perubahan dari Orde Baru menuju era Reformasi. Dengan gaya-gaya tulisan cenderung lugas, pembaca dengan jernih dapat memahami persoalan yang diajukan. Ambil misal artikel “Interpelasi DPR: Ajang Cuci Baju Kotor”, 29 Juli 2000. Dia menyoroti sidang pengajuan hak interpelasi DPR kepada Presiden Abdurrahman Wahid beberapa hari sebelumnya. Dia menulis, “Ketimbang suatu manifestasi dari kontrol DPR terhadap pemerintah, sidang DPR tersebut telah dijadikan ajang ‘cuci baju kotor’ oleh sebagian partai politik di DPR, terutama Golkar, dengan Presiden Abdurrahman Wahid sebagai papan bilasnya.” Di tulisan yang sama, dia menyayangkan energi politik yang demikian besar di DPR tidak dikerahkan untuk mendorong perhatian nasional dalam kemelut yang tengah terjadi di Maluku. Maka membaca buku ini terlihat jelas Hendardi memahami dengan cermat isu-isu seputar demokrasi, relasi kekuasaan dan politik, serta kepemimpinan nasional. Sebagai dokumentasi, buku ini sekaligus mengajak kita memahami betapa pentingmenjaga keberpihakan bagi upaya penguatan masyarakat sipil. Inilah sumbangan Hendardi, aktivis hak asasi manusia (HAM) yang pernah berkiprah di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), lalu mendirikan Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) serta Setara Institute.

    Penulis: Hendardi
    Editor: Candra Gautama
    Kategori: Nonfiksi, Politik
    Terbit: 14 Oktober 2020
    Harga: Rp 77.000
    Tebal: 288 halaman
    Ukuran: 150 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024814731
    ID KPG: 592001849
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Jejak Aktivisme Hendardi

    Jejak Aktivisme Hendardi

    Pada 1978, Hendardi—yang masih “anak bawang” di Institut Teknologi Bandung—terkaget-kaget dengan keberanian para seniornya mengeluarkan pernyataan politik: tidak menghendaki lagi Soeharto sebagai Presiden Indonesia. Penangkapan dan penahanan terhadap para pemimpin dan ratusan aktivis mahasiswa pun terjadi. Kampus diduduki tentara dan “dinormalkan”, rektor ITB dicopot dan diganti dengan rektorium. Perangkat Badan Koordinasi Kemahasiswaan ditanamkan untuk menggencet kebebasan berorganisasi atau berserikat. Itulah “medan pertempuran awal” Hendardi, tempat dia memperoleh pendidikan dan pengalaman politik secara langsung. Pengalaman tersebut membentuk perjalanan hidup selanjutnya. Dia memutuskan berkecimpung di bidang pembelaan hukum dan hak asasi manusia—meski berlatar belakang pendidikan teknik sipil. Mulai dari keterlibatannya dalam Komite Pembelaan Mahasiswa, Lembaga Bantuan Hukum Bandung, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI), hingga Setara Institute. Dia membela aktivis mahasiswa yang ditahan aparat negara secara semena- mena, petani yang lahannya diambil alih secara paksa, hingga tahanan politik seperti Xanana Gusmao. Berkat kiprahnya, Hendardi memperoleh penghargaan dari organisasi HAM terkemuka di Amerika Serikat, Human Rights Watch. Buku ini memuat percik-percik gagasan Hendardi yang ditulis di sejumlah media nasional. Dengan jernih dia mengupas berbagai persoalan dan tantangan terkait penegakan hak asasi manusia, negara hukum, dan kehidupan kebangsaan. Meski ditulis dalam rentang 1990–2000, banyak gagasannya masih relevan bagi Indonesia hari ini.

    Penulis: Hendardi
    Editor: Candra Gautama
    Kategori: Nonfiksi, Politik
    Terbit: 14 Oktober 2020
    Harga: Rp 110.000
    Tebal: 533 halaman
    Ukuran: 150 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024814717
    ID KPG: 592001846
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Kesultanan Palembang dalam Pusaran Konflik (1804-1825)

    Kesultanan Palembang dalam Pusaran Konflik (1804-1825)

    KESULTANAN PALEMBANG menikmati periode kemakmuran di peralihan abad ke-19. Situasi ini mulai berubah dengan kasak-kusuk yang dilakukan oleh Raffles untuk mendapatkan dukungan dari sultan dalam mengusir Belanda dari Nusantara. Berdasarkan khususnya bahan arsip Belanda serta sejumlah kesaksian langsung, buku ini memaparkan secara terperinci peristiwa-peristiwa, tokoh-tokoh dan latar belakang internal maupun eksternal sejarah politik dan ekonomi kesultanan Palembang pada awal abad ke-19

    Penulis: Farida R. Wargadalem
    Kategori: Nonfiksi, Humaniora, Politik, Sejarah
    Terbit: 2 Oktober 2017
    Harga: Rp 50.000
    Tebal: 304 halaman
    Ukuran: 160 mm x 240 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024246723
    ID KPG: 591701403
    Usia: 13+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Revolusi Iran

    Revolusi Iran

    “Iran ingin menjadi penentu nasibnya sendiri,” demikian kata Ayatullah Khomeini pada masa puncak Revolusi Iran. Pada 1979, 38 tahun silam, rakyat Iran menentang dan menggulingkan pemerintahan Shah Reza Pahlavi yang dianggap semena-mena dan tak becus mengurus negeri. Dipimpin oleh Ayatullah Khomeini, Iran kemudian menyatakan diri sebagai Republik Islam. Nasir Tamara yang ketika itu meliput langsung dari Iran—bahkan ikut dalam pesawat yang membawa pulang Khomeini ke tanah airnya dari pengasingan di Paris—menceritakan apa yang terjadi ketika itu di Iran, latar belakang dan jalannya revolusi dari waktu ke waktu, berbagai alasan dan sudut pandang para tokoh utamanya, serta dampaknya yang lebih luas. Buku Revolusi Iran pertama kali

    Terbit: tahun 1980 dan hingga kini merupakan salah satu rujukan berbahasa Indonesia terpenting mengenai peris tiwa itu, sebagai karya sejarah objektif, tanpa sudut pandang sektarian. Selain karena telah banyak permintaan dan usul agar buku ini diterbitkan kembali, Iran tetaplah menjadi negara yang menonjol di Timur Tengah, dengan hubungan yang tak pernah putus dengan Indonesia, sehingga selalu relevan untuk dipelajari. Dalam edisi ini,
    Penulis: menambahkan beberapa bagian baru, termasuk Epilog yang merangkum perkembangan sejarah Iran sampai masa kini. “Saya merasa bahwa buku ini akan merupakan bahan informasi yang sangat berharga bagi yang ingin menge tahui apa yang sebenarnya terjadi di Iran.”
    —Dr. Anwar Haryono, selaku Wakil Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia “Kita di Indonesia memang beruntung bahwa ada wartawan Indonesia yang, tanpa ragu dan cukup ongkos, pergi menyaksikan revolusi Iran dari dekat untuk kita … buku ini tetap suatu analecta yang penti ng tentang revolusi Iran.” —Goenawan Mohamad, resensi di Tempo 9 Agustus 1980
    Penulis: Nasir Tamara
    Kategori: Nonfiksi, Humaniora, Politik
    Terbit: 6 Maret 2017
    Harga: Rp 85.000
    Tebal: 436 halaman
    Ukuran: 140 mm x 210 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024242947
    ID KPG: 591701325
    Bahasa: Indonesia
    Usia: 15+
    Penerbit: KPG

  • Seri Tempo: 60 Tahun Konferensi Asia-Afrika

    Seri Tempo: 60 Tahun Konferensi Asia-Afrika

    Minggu, awal April 2015. Sekitar 3.500 orang dari berbagai–lapisan–warga sipil, polisi, dan tentara–tumpah-ruah memenuhi Jalan Asia Afrika, Bandung. Mereka bersih-bersih untuk menyambut tamu Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA). “Ribuan warga Bandung mau menjadi apa saja untuk acara ini,” kata Wali Kota Bandung RidwanKamil. Ada yang sukarela menjadi pemandu tamu, fotografer, sampai penjaga keamanan; tak sedikit yang menyokong dana renovasi untuk Hotel Swarha, menyumbang pot bunga, hingga akik untuk souvenir. Demikianlah semangat Bandung 1955 hidup kembali tak hanya di kalangan pemimpin negara tetapi juga warga biasa. Menengok kembali 60 tahun silam, Tempo mengungkap hal-hal yang belum begitu banyak ditulis seputar KAA. Misal, kisah seru kedatangan Perdana Menteri Cina Zhou Enlai yang diwarnai berita pesawat yang ia tumpangi meledak. Lalu, benarkah ada ‘Komite Ramah Tamah’ yang disiapkan untuk para delegasi? Juga cerita bagaimana Sukarno berusaha meyakinkan Roeslan Abdulgani dan Ali Sastroamidjojo agar merenovasi Gedung Merdeka tetapi gagal. Dipaparkan pula potensi kerja sama Selatan Selatan yang mungkin kita kembangkan ke depan. Apakah minyak kelapa sawit, produk kayu, bahan bangunan, olahan kulit, atau justru batik? Bagaimanapun, Semangat Bandung 1955 adalah kerja sama dan sinergi dari para underdog. Dan kita ingin api itu tetap bernyala!

    Penulis: Redaksi TEMPO
    Kategori: Nonfiksi, Sejarah, Politik, Seri Tempo
    Terbit: 1 Juni 2015
    Harga: Rp 60.000
    Tebal: 155 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9789799108692
    ID KPG: 591500983
    Bahasa: Indonesia
    Usia: 15+
    Penerbit: KPG

  • Kita Hari Ini 20 Tahun Lalu

    Kita Hari Ini 20 Tahun Lalu

    “Bu, saya mau berjuang bersama mahasiswa. Saya tidak ikut-ikutan. Saya benar-benar ingin memperjuangkan kebenaran bersama mahasiswa dan melihat jalannya Sidang Istimewa MPR,” kata Hamidah menirukan anaknya, Lukman Firdaus, siswa SMUN 3 Ciledug yang gugur dalam Tragedi Semanggi I. Mereka Gugur di Tengah Reformasi, Kompas, 14 November 1998. Inilah yang terjadi hari-hari ini: spontanitas rakyat. Mereka mengulurkan tangan untuk membantu, seperti dulu para petani memberi makan dan tempat menginap bagi para gerilya ketika melawan tentara pendudukan Belanda…. Kini para ibu rumah tangga, bakul bermodal hanya Rp 200.000, pelajar, menyerahkan uang untuk mendukung perjuangan para mahasiswa. Zaman Gerilya Terulang, Kompas, 21 Mei 1998.

    Penulis:
    Penerbit: Buku Kompas
    Kategori: Nonfiksi, Referensi, Politik
    Terbit: 20 Agustus 2018
    Harga: Rp 70.000
    Tebal: 264 halaman
    Ukuran: 170 mm x 240 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024248604
    ID KPG: 591801518
    Usia: 13+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Seri Tempo: KPK Tak Lekang

    Seri Tempo: KPK Tak Lekang

    Sejak dibentuk pada 2003, KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) sudah mengirim ratusan koruptor ke bui; bupati, walikota, gubernur, anggota DPR, duta besar, pejabat kepolisian, pun besan presiden. Tercatat lebih dari 500 kasus pernah diselidiki; Rp153 triliun uang negara diselamatkan. KPK menjelma momok di mara para pelaku rasuah dan pendukungnya. Komisi ini terus-menerus coba dilemahkan. Telah 17 kali UU KPK digugar di Mahkamah Konstitusi. Dua pemimpin KPK-Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah- dituding menerima sup. Penyidik senior Novel Baswedan dikriminalisasi. Serangan dari segala arah tak pernah henti: mulai dengan menabrak lari penyidik, menyewa dukun santet, hingga menggencarkan perang wacana-entah mengatakan tebang pilih, terpengaruh konstelasi politik, bahkan menilai para pemimpin KPK banci kamera. KPK buan lembang tanpa cela, tapi ikhtiar memberantas korupsi memang mengundang musuh-musuh tersendiri. Buku ini merekam satu decade bagaimana KPK tak lekang betapa pun keras ia dihantam. Kisah KPK merupakan jilid kedua seri “Penegak Hukum” dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo, awal Januari 2013. Menyorot sepak terjang para pendekar hukum, serial ini ingin menunjukkan bahwa di tengan sengkarut zaman kita tak selalu kehilangan harapan.

    Penulis: Redaksi TEMPO
    Kategori: Nonfiksi, Seri Tempo, Biografi, Sejarah, Politik
    Terbit: 1 Agustus 2013
    Harga: Rp 49.500
    Tebal: 114 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9789799106056
    ID KPG: 901130700
    Bahasa: Indonesia
    Usia: 15+
    Penerbit: KPG

  • Di Balik Remitansi

    Di Balik Remitansi

    BURUH MIGRAN Indonesia, terutama pekerja rumah tangga (PRT), kerap berada dalam keadaan rentan eksploitasi dan pelanggaran HAM. Mereka, misalnya, tidak digaji, mengalami penyiksaan dan kekerasan seksual, bekerja lebih dari 20 jam dalam sehari, tidak diberi akses komunikasi, menjadi korban trafficking, dan bahkan terancam hukuman mati. Yang dialami oleh PRT Migran tentu tidak sebanding dengan besarnya remitansi yang didapat oleh negara, yakni sepuluh persen sumbangan terhadap APBN atau setara dengan satu persen PDB (Bank Indonesia, 2018) Anis Hidayah, pendiri Migrant Care sekaligus mantan direktur eksekutif lembaga tersebut, memandang perlunya penguatan regulasi yang lebih memperhatikan perlindungan hak-hak buruh migran dan pemberdayaan mereka. Di Balik Remitansi adalah kumpulan opini Anis Hidayah di beberapa media massa selama rentang 2010-2017 yang merefleksikan perjuangan para buruh migran indonesia sebagai manusia yang wajib dilindungi hak-hak asasinya

    Penulis: Anis Hidayah
    Editor: Galang Aji Putro
    Kategori: Nonfiksi, Humaniora, Politik
    Terbit: 13 Mei 2019
    Harga: Rp 50.000
    Tebal: 184 halaman
    Ukuran: 120 mm x 190 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024811648
    ID KPG: 591901651
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Gerak Kuasa: Politik Wacana, Identitas, dan Ruang-Waktu

    Gerak Kuasa: Politik Wacana, Identitas, dan Ruang-Waktu

    Pandemi Covid-19 telah membuat ruang yang sebelumnya terbuka menjadi tertutup demi keselamatan bersama. Ruang virtual dipenuhi informasi yang bergerak cepat membangun beragam wacana. Kebenaran informasi tidak lagi dipertanyakan, karena kebenaran adalah apa yang dipercayai. Orang berbondong ingin videonya viral, meski kadang berbahaya atau memerkosa hak orang lain. Buku ini merupakan usaha untuk menjelaskan teori-teori yang banyak dipakai dalam Kajian Budaya dan Media dan bagaimana teori-teori tersebut digunakan untuk melihat situasi sosial masa kini. Tersaji dalam buku ini teori Paul Gilroy tentang wacana diaspora, Paul Virilio tentang dromologi, Andy Bennett tentang neo-tribes, Henri Lefebvre tentang produksi ruang, hingga Slavoj Žižek tentang subjek dan

    Bahasa: . Juga tersaji teori-teori yang sudah banyak diperdebatkan sebelumnya namun terus menarik perhatian karena tajamnya perspektif mereka, seperti Stuart Hall tentang representasi, Homi Bhabha tentang pascakolonialnya, atau Julia Kristeva tentang
    Bahasa: sebagai bagian dari pembentukan subjek. Tak syak, buku ini penting dibaca oleh mereka yang tertarik pada Kajian Budaya dan Media.
    Penulis: Wening Udasmoro et al.
    Kategori: Nonfiksi, Politik
    Terbit: 27 Juli 2020
    Harga: Rp 160.000
    Tebal: 384 halaman
    Ukuran: 150 x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024814168
    ID KPG: 592001819
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Kaum Demokrat Kritis: Analisis Perilaku Pemilih Indonesia

    Kaum Demokrat Kritis: Analisis Perilaku Pemilih Indonesia

    Buku ini ringkas tetapi kaya informasi, menganalisis survei-survei dan hasil pemilihan umum selama lima belas tahun sejak demokratisasi berlangsung pada akhir 1990-an, dan hingga beberapa waktu mendatang tampaknya bakal dianggap sebagai risalah yang meyakinkan tentang perilaku pemilih di Indonesia dan apa maknanya bagi demokrasi…. “Buku ini penting bukan hanya bagi kajian tentang Indonesia, melainkan juga bagi kajian komparatif perkembangan demokrasi.” 一Larry Diamond, Universitas Stanford “Mujani, Liddle, dan Ambardi merupakan cendekiawan yang paling tepat untuk menjelaskan perilaku pemilih di Indonesia. Buku yang mereka tulis bersama ini memberi sumbangan yang luar biasa bagi pemahaman kita terhadap sikap dan perilaku pemilih di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia…. Kaum Demokrat Kritis: Analisis Perilaku Pemilih Indonesia sejak Demokratisasi tidak hanya menawarkan pemikiran tentang bagaimana memperbaiki kualitas demokrasi di Indonesia, tetapi juga menunjukkan bagaimana para pendukung demokrasi bisa kian lihai menghadapi berbagai tantangan yang ditimbulkan oleh persoalan-persoalan populis dan teknokratis dalam politik terbuka.” 一M. Steven Fish, Universitas California, Berkeley “Kaum Demokrat Kritis: Analisis Perilaku Pemilih Indonesia sejak Demokratisasi menghimpun sekumpulan data opini publik orisinal yang luar biasa mengesankan untuk memahami faktor-faktor yang membentuk perilaku pemilih di Indonesia yang demokratis. Alhasil diperoleh suatu analisis yang sangat komprehensif atas perilaku politik massa di salah satu negara yang paling penting di dunia. Buku ini merupakan bacaan pokok bagi para indonesianis yang tertarik dengan politik elektoral ataupun para peminat kajian-kajian komparatif yang ingin memahami praktik politik di negara-negara demokrasi baru.” 一Thomas Pepinsky, Universitas Cornell

    Penulis: Saiful Mujani, R. William Liddle, dan Kuskridho Ambardi
    Editor: Galang
    Kategori: Nonfiksi, Politik
    Terbit: 1 April 2019
    Harga: Rp 120.000
    Tebal: 340 halaman
    Ukuran: 150 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024811426
    ID KPG: 591901640
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG