Tag: NamaPenulis

  • M. Fadjroel Rachman

    M. Fadjroel Rachman

    M. Fadjroel Rachman lahir di Banjarmasin, 17 Januari 1964. Dia pernah kuliah di Jurusan Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB). Terlibat Peristiwa 5 Agustus 1989 ITB, yakni demonstrasi menolak kehadiran Menteri Dalam Negeri Jenderal (Purn.) Rudini serta menuntut Presiden Soeharto mundur, dia divonis 3 tahun pidana dan ditahan di Penjara Militer Bakorstanasda, Bandung; Rutan Kebonwaru, Bandung; Lapas Batu, Nusakambangan; dan Lapas Sukamiskin, Bandung. Selama di ITB, Fadjroel aktif sebagai Presiden Grup Apresiasi Sastra (1985–1986), Perkumpulan Studi Ilmu Kemasyarakatan (PSIK), Badan Koordinasi Unit Aktivitas (BKUA; sebagai pendiri), Badan Koordinasi Mahasiswa Bandung (BKMB), Komite Pembelaan Mahasiswa (KPM), serta majalah Ganesha (sebagai pemimpin redaksi). Dia juga pernah aktif di klub diskusi kebudayaan Kelompok Sepuluh Bandung, Yayasan Tunas Indonesia (1992), dan Lingkar Muda Indonesia. Atas rekomendasi Mochtar Lubis, pada 1992 Fadjroel melanjutkan pendidikan S-1 di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (Jurusan Manajemen Keuangan). Setelah itu, dia menempuh S-2 di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan meraih magister hukum dengan kekhususan hukum ekonomi. Dia menuntaskan S-3 Ilmu Komunikasi dengan kekhususan komunikasi politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia pada 2021. Pada 1998, sebagai eksponen gerakan Reformasi, dia menjabat Presidium Forum Mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia atau Forum Wacana UI, kini bernama Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Indonesia (HMPI). Sejak mahasiswa, Fadjroel aktif menulis opini di harian Pikiran Rakyat (Bandung), Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Republika, dan lain-lain. Kini, dia aktif sebagai anggota Dewan Penasihat Pengurus Pusat Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB), anggota Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI), anggota Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), mengelola Pedoman Research and Communication (PRC), dan anggota Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI). Selain itu, Fadjroel pernah bergabung dengan South East Asia Forum for Development Alternatives (SEAFDA), juga menjadi anggota Asia Pacific Youth Forum (Tokyo) dan presenter gelar wicara di Indosiar, TVRI, SunTV (grup RCTI), JakTV, serta radio JakNews FM. Tulisan-tulisan Fadjroel antara lain “Revolusi Mei 1998, Media Massa, dan Penghapusan Peran Politik, Teritorial, dan Bisnis TNI/Polri”, bagian dari Pers dalam “Revolusi Mei”: Runtuhnya Sebuah Hegemoni (Gramedia Pustaka Utama, 2000); Democracy Without the Democrats: On Freedom, Democracy, and the Welfare State (Friedrich Ebert Stiftung, 2006), yang diterjemahkan menjadi Demokrasi Tanpa Kaum Demokrat: Tentang Kebebasan, Demokrasi dan Negara Kesejahteraan (Penerbit Koekoesan, 2006). Dalam kesusastraan, karyanya diterbitkan dalam Antologi Puisi Pesta Sastra Indonesia (Pikiran Rakyat dan Kelompok Sepuluh Bandung, 1985), Catatan Bawah Tanah (YOI, 1993; diterbitkan kembali oleh Kepustakaan Populer Gramedia, 2024), Sejarah Lari Tergesa (Gramedia, 2005. Nominee Khatulistiwa Literary Award 2005), Bulan Jingga Dalam Kepala (novel, Gramedia, 2007), Dongeng untuk Poppy (Bentang Pustaka, 2007. Nominee Khatulistiwa Literary Award 2007), dan Labirin Cinta (sebagian sudah dibacakan dalam Temu Penyair Akhir Tahun 2022 Bandung, Menyapa Kata Menyapa Kita). Sajak-sajaknya dimuat dalam majalah sastra dan kebudayaan Horison, harian Kompas, Media Indonesia, Pikiran Rakyat, Banjarmasin Post, dan lain-lain. Fadjroel menjadi Presiden Komisaris PT Adhi Karya (Persero) Tbk (2015–2019) dan Juru Bicara Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (2019–2021). Sejak 2021–sekarang, dia menjabat Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Kazakhstan dan Republik Tajikistan.

  • Vema Novitasari

    Vema Novitasari

    Vema Novitasari lahir di Surabaya, 17 November 1990. Sebelum lulus dari Sastra Inggris Universitas Airlangga pada 2014, ia sempat bekerja menjadi tutor, barista, hingga akhirnya duduk anteng jadi pegawai kantoran. Di waktu luang, kadang ia bersepeda, menggambar, dan nonton film—atau hanya melamun di rooftop memandangi jemuran dan kandang burung dara milik tetangga. Ketika tidak malas, kadang ia menulis esai, menggambar komik di @weeklywelly, atau bikin stiker WhatsApp. Vema bisa disapa melalui Twitter dan Instagram dengan username @vemmanov.

  • Sandila Ekaputri

    Sandila Ekaputri

    Sandila Ekaputri, seorang executive strategy director di industri kreatif, terancam kehilangan ingatan ketika terdiagnosa mengidap tumor otak langka dan harus menjalani operasi besar. Berkat keinginan kuat untuk sembuh dan dukungan orang sekitar, perempuan yang akrab disapa Dila ini akhirnya bisa menjalani proses perawatan intensif dan pemulihan dengan lancar tanpa harus kehilangan ingatannya. Meski semua tampak baik, Dila kemudian menyadari ada sesuatu yang berubah pascaoperasi. Anak sulung yang tangguh ini jadi sering menangis, merasa dirinya menjadi beban bagi orang-orang. Seorang teman menyarankan agar ia mengajak penyakitnya bicara. Begitulah Sandila memulai surat-suratnya untuk Mr. T. Makhluk kecil mematikan di kepalanya yang sudah berusaha ia enyahkan, tapi tak sepenuhnya lenyap. Surat-surat Sandila kemudian dibukukan dengan judul Love Letters for Mr. T bersama Penerbit POP, imprint KPG.

  • Jim Al-Khalili

    Jim Al-Khalili

    JIM AL-KHALILI ialah ahli fisika kuantum, penulis, penyiar, dan salah satu komunikator sains paling terkenal di Britania. Dia mengajar dan meneliti fisika di University of Surrey. Setelah meraih Ph.D. dalam fisika nuklir pada 1989, dia telah mempublikasikan 100 lebih makalah riset dan dua belas buku sains populer, termasuk Dunia Menurut Fisika dan Sukacita Sains. Dia juga membawakan acara dokumenter sains di TV dan program radio The Life Scientific.

  • David Deutsch

    David Deutsch

    DAVID DEUTSCH ialah ahli fisika di University of Oxford, Inggris, yang diakui sebagai pelopor bidang komputasi kuantum. Dia merumuskan definisi mesin Turing kuantum dan merancang salah satu algoritma pertama untuk dijalankan di komputer kuantum.

  • Nugroho B. Sukamdani

    Nugroho B. Sukamdani

    Nugroho B. Sukamdani lahir di Jakarta, 23 Juli 1959. Jenjang pendidikannya meliputi kursus singkat di Engineering Technology, University of California, Los Angeles, AS (lulus 1983); Bachelor in Electrical Engineering, Northeastern University, Boston, AS (lulus 1986); Master of Business Administration, European University, Antwerpen, Belgia (lulus 1990); PGL1 Graduate School of Business, Harvard Business School, Harvard University, Boston, AS (lulus 1997); Doctor of Economics, Takushoku University, Tokyo.

  • Angelina Enny

    Angelina Enny

    Angelina Enny is a writer from Kotabumi, Lampung, who currently lives in Jakarta, Indonesia. Her work, Nokturnal Melankolia (Gramedia Pustaka Utama, 2017), is on the Longlist of Kusala Sastra Khatulistiwa 2018 and has been adapted to a series of monologues: Melakoni Nokturnal Melankolia (Galeri Indonesia Kaya, 2018), and a theatre performance: Melankolia (Teater Salihara, 2018). She is the co-founder of Teater Kedai (Jakarta) and active in theatre as a scriptwriter, actor, director, and producer. Muhammad Yamin-Bahasa Bangsa (Galeri Indonesia Kaya, 2018) is one of her production; it is a performance based on a collection of poems. With Robin Block—Dutch artist, she published a poetry book: In Between, Di Antara (Kepustakaan Populer Gramedia, 2019) for Life and Idea Festival programme, organized by Dutch Culture, Indisch Herinneringscentrum, and Komunitas Salihara, and performed it as: Sebuah Antara, A Passage (Galeri Salihara, 2019); it is a mix performance between text, visual, music, and pencak silat. She was a panelist for Decolonising the Mind with Goenawan Mohamad in Winternachten Festival (The Haag, 2020). Her script idea The Fifteenth Night is on the Longlist of Jakarta Film Fund 2021. On 2022, she with Indah Darmastuti (founder of Difalitera.org) were became writers-in-residence of Inspirational Women for St. Brigid’s Day, organized by the Embassy of Ireland in Indonesia.

  • Ni Made Purnama Sari

    Ni Made Purnama Sari

    Lahir di Bali, 22 Maret 1989. Ia lulus dari jurusan Antopologi Universitas Udayana kemudian melanjutkan program Magister Manajemen Pembangunan Sosial di FISIP Universitas Indonesia. Buku puisi pertamanya, Bali–Borneo, meraih Buku Puisi Pilihan Anugerah Hari Puisi Indonesia 2014 dari Yayasan Sagang dan Indopos. Naskah manuskripnya meraih Juara II Sayembara Manuskrip Buku Puisi DKJ 2015, terbit dengan judul Kawitan (Gramedia Pustaka Utama, 2016), dan pada tahun yang sama buku ini terpilih juga sebagai Lima Besar Anugerah Kusala Sastra Khatulistiwa. Sebuah novelnya berjudul Kalamata, diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) pada Oktober 2016. Buku terbarunya akan segera terbit bersama Penerbit KPG dengan judul Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati.

  • Aslan Abidin

    Aslan Abidin

    Menulis sajak dan mengajar menjadi keseharian Aslan Abidin, penyair asal Sulawesi Selatan yang karyanya wajib dibaca. Puisi-puisi Dosen Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) ini sering dimuat berbagai media massa, seperti Kompas, Horison, Basis, Jurnal Puisi, Republika, Media Indonesia, dan Indopost. Bahkan, banyak dari sajaknya sudah dibukukan. Selain itu, dia juga pernah menjadi wartawan di Harian Pare Pos, Tribun Timur, dan Pedoman Rakyat di Makassar. Pada 1994, ia mendirikan Masyarakat Sastra Tamalanrea (MST) untuk membangkitkan kembali iklim bersastra di Makassar. Beberapa buku Aslan telah diterbitkan oleh Penerbit KPG diantaranya ada Bahaya Laten Malam Pengantin (2008), yang diterbitkan ulang dengan judul Orkestra Pemakaman (2018), dan Bagian Paling Perih dari Mencintai (2020).

  • Reny Yaniar

    Reny Yaniar

    Renny Yaniar sudah menulis 158 buku cerita anak, dua judul di antaranya diterbitkan di Singapura dan Hungaria. Beberapa karyanya mendapat penghargaan, seperti Lautan Susu Coklat (Juara pertama Adikarya IKAPI) dan buku 8 Kisah Indah tentang Sakura (IBBY Honour List). Renny pernah menjadi wartawan, redaktur pelaksana, dan pemimpin redaksi di majalah-majalah anak di grup Kompas Gramedia. Dari tahun 2006 sampai sekarang, Renny membuat kegiatan berbagi buku Rumah Riang, yang menyumbangkan buku-buku ke berbagai rumah baca dan komunitas di berbagai tempat di Indonesia. Selain menulis, Renny juga suka mengilustrasi. Di buku Seri Pengantar Tidur: Dongeng Bunga, Renny menjadi penulis kumpulan ceritanya dan ilustrator untuk satu cerita berjudul Kastil Penuh Bunga.