Tag: PenerbitKPG

  • Albert Einstein

    Albert Einstein

    Albert Einstein sering dianggap salah seorang ahli fisika terbesar sepanjang masa. Ia mengembangkan teori relativitas khusus dan umum, yang bersama mekanika kuantum menjadi pilar utama fisika modern. Persamaan Einstein yang paling dikenal adalah rumus kesetaraan massa-energi (E=mc2). Pada 1921, Einstein menerima Hadiah Nobel Fisika atas jasanya terhadap fisika teoretis dan khususnya atas penemuannya tentang hukum efek fotoelektrik, yang merupakan langkah penting dalam pengembangan teori kuantum. Teori relativitas khusus dan umumnya pun menjadi penting karena mengubah cara manusia memahami ruang dan waktu. Karya Einstein yang paling terkenal, Relativitas: Teori Khusus dan Umum, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia.

  • Neil deGrasse Tyson

    Neil deGrasse Tyson

    Neil deGrasse Tyson adalah seorang astrofisikawan dan komunikator ilmu pengetahuan Amerika Serikat. Ia mengepalai Hayden Planetarium di Rose Center for Earth and Space. Ia membawakan acara televisi NOVA scienceNOW di PBS sejak 2006, dan sering tampil dalam The Daily Show, The Colbert Report, dan Jeopardy. Kini ia membawakan acara Cosmos: A Spacetime Odyssey, National Geographic Channel. Tyson pernah meraih penghargaan NASA Distinguished Public Service Medal pada 2004. Kemudian, pada 2015, ia menerima penghargaan Public Welfare Medal untuk “peran yang luar biasa dalam membuat masyarakat antusias terhadap luar angkasa”. Bukunya, Asal Mula, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia. Sementara bukunya Astrofisika untuk Orang Sibuk dipegang hak terbitnya oleh Gramedia Pustaka Utama.

  • Richard Dawkins

    Richard Dawkins

    Richard Dawkins adalah adalah seorang penulis, ahli etologi, biologi evolusioner, dan ilmu pengetahuan umum asal Inggris. Ia merupakan Simonyi Professor for the Public Understanding of Science di Oxford University (1995-2008). Dawkins dikenal sebagai pencetus istilah meme (satuan budaya atau sistem perilaku yang dianalogikan dengan gen) dalam rangka menjelaskan bagaimana asas-asas Darwin diterapkan di luar ranah gen. Pada kemudian hari, muncullah bidang studi memetika, sebagai perkembangan dari konsep meme Dawkins. Karya-karya terkenal Dawkins di antaranya adalah The Selfish Gene, The Blind Watchmaker, dan God Delusion. The Selfish Gene atau Gen Egois telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia. The Selfish Gene bisa dibilang karya terpenting Dawkins. “Dawkins sesudahnya menulis buku-buku lain yang lebih bagus… namun semuanya hanya perluasan tema-tema yang dia telah kemukakan dengan jernih dan berani di The Selfish Gene,” ungkap Matt Ridley, ahli biologi yang pernah menjadi murid Dawkins. Buku lain Dawkins yang telah diterbitkan KPG, yakni Sungai dari Firdaus dan The Magic of Reality.

  • Jared Diamond

    Jared Diamond

    Jared Diamond adalah Profesor Geografi dan Ilmu Kesehatan Lingkungan di University of California, Los Angeles. Bidang ilmu yang Diamond tekuni membentang dari fisiologi, biofisika, ornitologi, environmentalisme, sejarah, ekologi, geografi, biologi evolusioner, hingga antropologi. Diamond telah menulis beberapa buku, yakni The Third Chimpanzee: The Evolution and Future of the Human Animal, Why is Sex Fun? The Evolution of Human Sexuality, Guns, Germs, and Steel: The Fates of Human Societies, Collapse: How Societies Choose to Fail or Succeed, dan The World until Yesterday. Buku-buku tersebut menjadikan Diamond dianggap sebagai pakar sejarah peradaban manusia, terutama dalam kaitannya dengan faktor lingkungan. Buku-bukunya yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah Guns, Germs, and Steel, Collapse, The World until Yesterday, dan Evolusi Reproduksi Manusia. Semuanya diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia.

  • Tom Nichols

    Tom Nichols

    Lahir pada 1960, Tom Nichols adalah profesor U.S. Naval War College dan Harvard Extension School yang juga lama berkecimpung dalam dunia politik. Terakhir, ia tergabung dalam Partai Republik di Amerika Serikat. Ia pernah bekerja di bawah arahan Senator John Heinz sebagai staf pribadi untuk departemen pertahanan dan keamanan, sebelum menanggalkan keanggotaannya dan menjadi warga sipil independen saat pemilihan presiden AS 2016 lalu Sebagai ilmuwan dengan pengalaman mengajar sudah lebih dari satu dekade, Tom menyadari bahwa zaman telah berubah. Setidak-tidaknya di Amerika, masyarakat semakin skeptis. Sayangnya, salah satu sikap mendasar dalam sains itu tidak terarahkan sebagaimana mestinya. Skeptisme menjadi subjektif dan cenderung irasional. Alih-alih percaya pada pernyataan para pakar, mereka justru ragu terhadap otoritas intelektual. Keyakinan mereka terhadap sesuatu menjadi lebih benar daripada apa pun yang dikatakan seorang ahli di bidangnya. Keprihatinan itu dijabarkan Nichols dalam bukunya The Death of Expertise. Versi terjemahan dengan judul Matinya Kepakaran diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia.

  • Maman Suherman

    Maman Suherman

    Maman Suherman lahir di Makassar, 10 November 1965. Menempuh beragam pendidikan, namun hanya lulus dari Jurusan Kriminologi, FISIP – UI. Bertumbuh sebagai jurnalis selama 15 tahun (1988-2003), dari reporter hingga menjadi pemimpin redaksi di Kelompok Kompas Gramedia. Ia pernah juga menjadi Direktur Produksi hingga Managing Director (2003-2011) di Biro Iklan & Rumah Produksi Avicom. Penggagas Panasonic Gobel Awards ini memutuskan untuk tidak berkantor lagi, dan kini menjadi “pemulung kata-kata”. Sempat menjadi presenter untuk acara di KompasTV, serta konsultan kreatif dan NoTulen acara ‘Indonesia Lawak Klub’ di Trans7, ia kini aktif melakukan gerakan , mengajar dan memberi pelatihan penulisan dan jurnalistik ke berbagai penjuru di negeri ini. Buku Kang Maman bersama penerbit POP, lini penerbitan KPG, meliputi Matahati (2012), Bokis 1: Kisah Gelap Dunia Seleb (2012), dan Bokis 2: Potret Para Pesohor (2013), Re: (2014), Notulen Cakeppp (2014), Virus Akal Bulus (2014), Notulen Cakeppp 2 (2015), 99 Mutiara Hijabers (2015), peREmpuan (2016), Bapakku Indonesia (2018), Bhinneka Tunggal Cinta (2018), Reinkarnasi (2020) dan Re: dan PeRempuan (2021).

  • Arianna Huffington

    Arianna Huffington

    Arianna Huffington ialah pendiri, presiden dan pemimpin redaksi Huffington Post Media Group, salah satu grup media berita dan informasi paling berpengaruh di dunia. Namanya sendiri telah beberapa kali masuk dalam daftar perempuan paling berpengaruh di dunia media maupun di dunia secara umum. Menjadi pengusaha dan kepala redaksi sebuah kantor berita, kebayang padatnya rutinitas mantan istri Michael Huffington tersebut. Ia bekerja 18 jam per hari, tujuh hari seminggu, harus sering-sering mengecek setiap pesan yang masuk, dan mengikuti perkembangan isu lokal maupun mancanegara. Semua demi membangun bisnis, memperluas cakupan usaha, dan menarik lebih banyak lagi investor. Dua tahun setelah Huffington berdiri, ibu dua anak ini ‘ambruk’. Bisnisnya berjalan lancar. Ia meraih kesuksesan hampir dalam segala hal, kecuali dalam menjaga kesehatannya. Momen ‘ambruk’ itu menyadarkan Arianna bahwa kesuksesan tidak selayaknya diraih dengan mengorbankan kesehatan dan keharmonisan hidup. Lewat perenungan mendalam tentang makna kesuksesan, pebisnis berdarah Yunani itu mendirikan perusahaan start-up yang konsen di bidang informasi kesehatan dan kebugaran, Thrive Global pada November 2016. Tahun yang sama, ketika dia memutuskan hengkang dari jabatannya selama 11 tahun di Huffington Post. Sebelum berkecimpung di dunia media, perempuan yang lahir dengan nama AriadnÄ“-Anna Stasinopoúlou itu sudah dikenal sebagai penulis buku dan kontributor sejumlah media nasional di Amerika. Ia juga pernah menjadi pembawa acara di program larut malam BBC 1 pada 1979 bersama Bob Langley, panelis diskusi dalam program mingguan BBC Radio 4 untuk isu politik. Pada 2003, Arianna pernah mencalonkan diri dalam pemilihan Gubernur California lewat jalur independen. Ia kalah. Dua tahun kemudian, dia mendirikan Huffington Post dan menjadi perempuan berpengaruh yang dikenal hingga saat ini. Bukunya yang diterbitkan oleh Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) berjudul Thrive.

  • Yuval Noah Harari

    Yuval Noah Harari

    Prof. Yuval Noah Harari ialah seorang ahli sejarah, filsuf, dan penulis buku-buku laris Sapiens: Sejarah Singkat Umat Manusia; Homo Deus: A Brief History of Tomorrow; 21 Lessons for the 21st Century, dan Sapiens: A Graphic History. Buku-bukunya telah terjual sebanyak 27,5 juta eksemplar dalam 60 bahasa, dan dia dianggap salah satu intelektual publik paling berpengaruh di dunia hari ini. Harari lahir di Haifa, Israel pada 1976, dan meraih gelar Ph.D. dari University of Oxford pada 2002. Dia kini dosen Departemen Sejarah di Universitas Ibrani Yerusalem. Pada 2018 dan 2020, Yuval Noah Harari memberi pidato utama mengenai masa depan umat manusia di panggung Congress Hall dalam pertemuan tahunan World Economic Forum di Davos. Dia secara teratur membahas isu-isu global bersama para kepala negara, dan telah terlibat percakapan publik dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dan Kanselir Austria Sebastian Kurz. Dia juga telah bertemu Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Argentina Mauricio Macri, Presiden Jerman Frank-Walker Steinmeier, dan Walikota Shanghai Ying Yong. Tahun 2018, Harari memberi TED Talk pertama yang dilakukan dengan avatar digital, dan pada 2018 dia melakukan diskusi yang direkam mengenai teknologi dan masa depan masyarakat bersama CEO Facebook Mark Zuckerberg. Harari aslinya spesialis sejarah dunia, sejarah zaman pertengahan, dan sejarah militer. Riset terkininya berfokus ke pertanyaan-pertanyaan makro dalam sejarah seperti: Apa hubungan antara sejarah dan biologi? Apa perbedaan esensial antara Homo sapiens dan hewan-hewan lain? Adakah keadilan dalam sejarah? Apa sejarah punya arah? Apa orang menjadi makin bahagia sepanjang sejarah? Pertanyaan etis apa saja yang dimunculkan sains dan teknologi pada abad ke-21? Sapiens: Sejarah Singkat Umat Manusia karya Harari, yang pertama kali terbit dalam bahasa Inggris pada 2014, telah menjadi buku laris tingkat internasional. Sapiens telah terjual 16 juta eksemplar dan diterjemahkan ke 60 bahasa. Sapiens sempat termasuk 10 buku terlaris versi New York Times dan berada di posisi 1 sampai 3 daftar buku laris Sunday Times selama 96 minggu berturut-turut. Sapiens telah direkomendasikan Barack Obama, Bill Gates, Mark Zuckerberg, Janelle Monáe, dan banyak tokoh lain. The Guardian telah menyatakan Sapiens merevolusi pasar nonfiksi dan mempopulerkan “buku cerdas”. Pada 2016 Prof. Harari menerbitkan Homo Deus: A Brief History of Tomorrow, buku yang mendapat pujian kritis, yang menelaah proyek-proyek besar masa depan yang dihadapi manusia pada abad ke-21. Sejak terbit, 7,5 juta eksemplar Homo Deus sudah terjual di seluruh dunia, dan buku tersebut sudah diterjemahkan ke lebih daripada 50 bahasa. Sesudah menjelajahi masa lalu dan masa depan, Yuval Noah Harari menerbitkan 21 Lessons for the 21st Century pada 2018. Dia memeriksa suasana dunia masa kini, memusatkan perhatian ke pertanyaan-pertanyaan terbesar sekarang: Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Apa saja tantangan dan pilihan terbesar hari ini? Apa yang harus kita perhatikan? Dalam tahun pertama sesudah terbit, 4 juta eksemplar 21 Lessons telah terjual di seluruh dunia, dan buku tersebut diterjemahkan ke lebih daripada 40 bahasa. Pada 2020 Harari (sebagai kreator dan penulis) bekerja sama dengan dua komikus terkenal, David Vandermeulen (penulis) dan Daniel Casanave (ilustrator). Bersama-sama, mereka membuat volume pertama Sapiens: A Graphic History, adaptasi Sapiens asli menjadi seri novel grafis yang cerdik, jenaka, dan penuh warna (terbit musim gugur 2020). Buku berilustrasi ini menampilkan Yuval Noah Harari sebagai pemandu yang membawa pembaca menelusuri sejarah spesies manusia, ditemani sejumlah tokoh fiksi dan bergerak melintas waktu, ruang, dengan berbagai rujukan budaya populer. Tulisan-tulisan Prof. Harari telah mendapat beberapa penghargaan. Pada 2020 dia dianugerahi gelar doktor kehormatan dari Vrije Universiteit Brussel (VUB, Universitas Terbuka Brussel). Pada 2019, 21 Lessons mendapat penghargaan sebagai “Buku Pengetahuan Tahun Ini” dari majalah Jerman Bild der Wissenschaft, dan Sapiens meraih penghargaan “Buku Akademis Tahun Ini” sebagai bagian Academic Book Trade Awards Kerajaan Inggris. Pada 2017, Homo Deus meraih Penghargaan Buku Ekonomi Jerman Handelsblatt sebagai “buku ekonomi paling berpengaruh dan cerdas tahun ini”, dan pada 2019 Homo Deus diakui sebagai “Buku Terbijak Tahun Ini” oleh Universitas Jagiellonski di Krakow. Yuval Noah Harari dua kali meraih Hadiah Polonsky untuk Kreativitas dan Orisinalitas, pada 2009 dan 2012. Pada 2011 dia meraih Moncado Award dari Society for Military History untuk artikel-artikel luar biasa mengenai sejarah militer. Harari memberi kuliah di seluruh dunia mengenai topik-topik yang dibahas di buku-buku dan artikel-artikelnya, dan telah menulis untuk berbagai media seperti The Guardian, Financial Times, The New York Times, The Wall Street Journal, The Economist, dan Nature. Dia juga menawarkan pengetahuan dan waktunya kepada berbagai organisasi dan audiens secara sukarela. Pada 2019, Yuval Noah Harari dan Itzik Yahav bersama-sama mendirikan Sapienship, suatu organisasi multidisiplin yang misinya adalah memberi kejernihan dalam percakapan global, memusatkan perhatian ke tantangan-tantangan terpenting, dan mendukung pencarian solusi.

  • Carl Sagan

    Carl Sagan

    Carl Sagan barangkali adalah penulis buku sains paling populer di dunia. Bahkan di Indonesia, belum sah rasanya jadi anak ilmu eksak atau peminat astronomi dan antariksa kalau belum membaca buku-buku Sagan. Lalu apa yang membuat ilmuwan Brooklyn itu begitu terkenal? Pria kelahiran 9 November 1934 itu adalah anak sulung dari dua bersaudara. Ketertarikannya dengan astronomi muncul pada usia lima tahun ketika sang ibu membawanya ke perpustakaan mencari buku tentang bintang. Sejak itu, dia jatuh hati pada keindahan alam semesta dan cara kerja mereka. Dengan rakus, Sagan muda melahap cerita-cerita sains fiksi, baik dari buku, majalah, maupun film. Ia begitu haus akan pengetahuan dan kebenaran. Setelah menempuh jalur akademik yang panjang dan menyandang gelar profesor, Sagan menapaki karier di NASA dan mengajar di kampus. Pada usia 30an, ia menarik perhatian dengan pemikirannya terkait kemungkinan terjadi perang antariksa, keberadaan alien di Bumi ribuan tahun lalu dan potensi kehidupan di planet lain. Sagan juga berkontribusi besar pada dunia sains hingga meraih banyak medali, antara lain NASA's Distinguished Public Service Medal sebanyak dua kali, National Academy of Sciences' Public Welfare Medal, dan JFK Astronautics Award of the American Astronautical Society. Gagasan-gagasan Sagan diabadikan dalam sedikitnya 20 buku. Kosmos, The Demon-Haunted World, dan Pale Blue Dot telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).

  • Rain Chudori

    Rain Chudori

    RAIN CHUDORI adalah penulis dan penerjemah. Tulisan-tulisannya dipublikasikan di The Jakarta Post, The Jakarta Globe, Tempo, Salihara, dan lain-lain. Ia adalah inisiator dan kurator Comma Books. Buku-bukunya yang telah terbit adalah Monsoon Tiger and Other Stories dan Imaginary City oleh Kepustakaan Populer Gramedia, Biru dan Kisah-kisah Lainnya, serta buku terbarunya Imaginary City: Graphic Novel oleh Comma Books.