Tag: PenerbitKPG

  • 50/50 Belajar Inovasi untuk Menang

    50/50 Belajar Inovasi untuk Menang

    Inovasi bukan lagi pilihan. Proses inovasi dibutuhkan oleh siapa pun yang ingin berkembang dan menang di zaman yang berubah dengan cepat. Inovasi bukan hanya solusi bagi keberlangsungan bisnis, tapi juga kehidupan masa depan. Meski demikian, inovasi memang bukan untuk semua, karena sering kali membutuhkan upaya panjang penuh keringat dan darah. Hanya para pemberani yang mampu mengarungi perjalanan penuh tantangan dan serba ketidakpastian. 50|50: Belajar Inovasi untuk Menang hadir untuk memberikan berbagai kunci pemahaman yang membuka jalan menuju kegemilangan. Maka, jadilah pemberani dan bersiaplah mengubah dunia. *** “A lot of gems inside! Buku yang padat dengan ide dan kisah nyata, yang ditulis dengan

    Bahasa: yang mudah dicerna.” –George Hadi Santoso (Country Managing Director, DuPont Indonesia, President Director, PT. DuPont Indonesia, and PT DuPont Agricultural Products Indonesia) “Buku ini membuka wawasan dan menguatkan tekad kita untuk memasuki dunia inovasi yang amat kita butuhkan.” –Dr. Ninok Lekoso, MA (Rektor Universitas Multimedia Nusantara dan anggota Komite Inovasi Nasional 2012 – 2014)
    Penulis: Ade Febransyah
    Penyunting: Pax Benedanto
    Tata Letak: Dadang Kusmana
    Perancang
    Sampul: Teguh Tri Erdyan
    Kategori: Nonfiksi, Self-Improvement
    Terbit: September 2016
    Harga: Rp 30.000
    Tebal: 208 halaman
    Ukuran: 140 mm x 210 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786026208
    ISBN: Digital:
    ID KPG: 591601160
    Usia: 13+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Go, Keo! No, Noaki! 4: Rahasia Sahabat

    Go, Keo! No, Noaki! 4: Rahasia Sahabat

    Keo berubah dan menjauh! Keo mengabaikan Noaki, nyaris membuka rahasia Toby, menggempur Lady dalam game simulasi sampai jatuh sakit, membuat Ajeng sedih karenanya, dan menolak permintaan Wamena dengan kasar. Noaki berusaha mencari tahu apa yang terjadi. Apakah ini karena Keo merindukan Papi? Apakah ada kaitannya dengan teman chat Keo di facebook? Bagaimana dengan lelaki mencurigakan yang tertangkap basah terus memotret Keo? Lalu mendadak Keo hilang. Noaki meyakinkan keenam sahabatnya untuk melupakan masalah mereka dengan Keo dan menemukan Keo secepatnya. Berhasilkah dia? Baca kisah serunya!

    Penulis: Ary Nilandari
    Penyunting: Pradikha Bestari
    Ilustrator: Dyotami Febriani
    Perancang
    Sampul: Erna Yulia
    Penataletak: Deborah Amadis Mawa
    Kategori: Fiksi, Buku Anak
    Terbit: September 2015
    Harga: Rp 43.000
    Tebal: 198 halaman
    Ukuran: 130 mm x 195 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9789799109385
    ID KPG: 591501052
    Usia: 13+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: Kiddo

  • Benantara: Bentang Alam dalam Gelombang Sejarah Nusantara

    Benantara: Bentang Alam dalam Gelombang Sejarah Nusantara

    Sejarah mengenai hubungan antara manusia dan alam, terutama di Indonesia, belum begitu banyak ditulis. Yang ada pun, antara lain dalam dokumen resmi tentang hal itu, sebagian besar adalah mengenai eksploitasi tambang dan hutan serta perihal kontrol manusia terhadap alam. Selebihnya adalah mengenai bagaimana bencana alam memporak-porandakan kebudayaan dan peradaban. Kisah tentang hubungan yang erat, tidak instrumentalis, antara manusia dan alam masih jarang ditemukan. Benantara: Bentang Alam dalam Gelombang Sejarah Nusantara adalah sedikit usaha untuk mengumpulkan catatan bagaimana manusia pernah memandang alam bukan sebagai sumber daya yang layak dieksploitasi semata, tetapi juga menjadi sumber kehidupan sekaligus kebaikan. Pengumpulan sebelas esai dalam buku ini dilakukan oleh Komunitas Edukasi Museum.

    Penulis: Peter Carey, Dadan Adi K., Rendra Agusta, Ahmad Bukhori Masruri, Soma Surya Persada, Nadia Paramita dan Wulan Cahya Anggraeni, Dio Yulian Sofansyah, Afiliasi Ilafi dan Dhiana Putri Larasaty, Muhammad Iqbal Faza, M. Ilham Wahyudi, Priyo Joko Purnomo
    Editor: Christina M. Udiani & Bukhori Masruri
    Perancang
    Sampul: & Penataletak: Pinahayu Parvati
    Kategori: Nonfiksi, Sejarah
    Terbit: 27 Oktober 2021
    Harga: Rp 85.000
    Tebal: 224 halaman
    Ukuran: 135 mm x 200 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024816544
    ISBN: Digital: 9786024816551
    ID KPG: 592101950
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Art and Collecting Art: A Collection of Writings

    Art and Collecting Art: A Collection of Writings

    OEI HONG DJIEN, Indonesia's distinguished art collector hailing from Magelang, Central Java, is also a writer. From 1990 to the present day, which spans a period of about 20 years, he has written numerous pieces of art. Most are introductions to exhibition catalogues; some are texts for speeches, lectures, and discussions; others are are articles that have appeared in the catalogues of auction houses, magazines, and books. The written works of OHD, which is how he is known, have been compiled in this book entitled Art and Collecting Art. He has a wide variety of interests: from modern artists to the old masters, young contemporary artists, markets, auctions, collections, to the relationship between art and society. In his unique style of speech which is direct and unpretentious, OHD takes us into the mind of a collector. This book offers a series of arguments behind the activity of collecting paintings, sculptures, drawings, and installations. Arguments are required to create a situation where art-collecting in Indonesia is conducted more conscientiously, show greater respect for history, and has an interest in progressing art itself; this would be in contrast to pursuing artworks purely for investment purposes, to reap instant rewards, or as a fashion trend driven by rumors and public opinion. This book completes OHD's desire to share after purchasing about 2,000 works of art, building museums, speaking at various forums, and exhibiting his collection to the public. This book will give the public a chance to scrutinize OHD's life experiences, ideas, personal relationships with artists, and art connections since the 1960s. This is an invaluable contribution to the Indonesian art world.

    Penulis: Dr. Oel Hong Djien
    Editor: Ilham Khoiri & Candra Gautama
    Design Consultant: Hermanto Soerja
    Cover Designer: Hermanto Soerja
    Layouter: Dadang Kusmana
    Kategori: Nonfiksi, Seni
    Terbit: April 2012
    Harga: Rp
    Tebal: 549 halaman
    Ukuran: 155 mm x 205 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786026208
    ISBN: Digital:
    ID KPG: 591601160
    Usia: 13+
    Bahasa: Inggris
    Penerbit: KPG E-Book:
    Gramedia Digital Buku Terkait:

  • Park Jae Yeon

    Park Jae Yeon

    Park Jae Yeon adalah Direktur Replus HumanLab, juga pengusaha dan pengembang program pelatihan bicara “Penghubung Percakapan”. Dalam program tersebut beliau memberikan pelatihan dan kuliah dalam 8-15 minggu, yang dihadiri orangtua, pengajar, dosen, tentara, dan lain-lain. Beliau juga seorang ahli dalam perlindungan hak-hak anak di International Center for Children’s Right, memberikan beberapa seminar dan wawancara di siaran TV, seperti “15 Minutes to Change the World” di CBS, “Compass” dan “Park Jae Yeon’s Empathy Talk for Parenting” di CGN, “Park Jae Yeon’s Empathy Talk” di Mom’s Radio, “No Way I’m an Adult” di tvN, “TV Psychology Inside” di KBS, dan “Wait” di MBC Radio. Dua buah karyanya, yaitu Love Works dan Work Works if Word Works sudah terbit. Mengambil jurusan Psikologi Konseling di Graduate School of Education Hanyang University, beliau bekerja sebagai dosen di The Korean Center for Nonviolent Communication. Salah satu bukunya yang telah terbit dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berjudul Seni Memahami Perasaan Anak. Buku ini berfokus pada pelatihan komunikasi dan siaran Mom’s Radio yang sejak lama dilakukan untuk orangtua dan pengajar. Banyak orangtua yang walau sudah memberikan seluruh cintanya, masih menyalahkan diri karena merasa kurang memberikan cinta kepada anak. Dengan buku ini, penulis berharap semua orangtua dapat kembali mencintai diri sendiri dan memikirkan bagaimana cara berempati kepada anak mereka.

  • Kajian Lintas Media: Kelisanan dan Keberaksaraan

    Kajian Lintas Media: Kelisanan dan Keberaksaraan

    Ranah Minangkabau telah melahirkan tokoh dan surat kabar penting dalam sejarah pers nasional. Di antaranya adalah Rohana Koedoes, Lim Soen Hin, Dja Endar Moeda dan surat kabar Soenting Melaju, Datuk Sutan Maharadja dan surat kabar Oetoesan Melajoe, Pertja Barat, Al-Moenir. Sayang, kajian tentang perkembangan dunia pers di Sumatera Barat masih terbatas jumlahnya. Buku ini mengkaji

    Terbit: an awal surat kabar dan majalah yang
    Terbit: di ranah Minangkabau mulai pertengahan abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20. Namun, berbeda dengan para sarjana komunikasi atau jurnalistik,
    Penulis: mencoba mengkaji dengan sudut pandang lintas media mengenai keunikan
    Terbit: an Minangkabau, yang ditandai dengan keterkaitan antara kelisanan dan keberaksaraan. Dengan demikian, kajian ini menyodorkan dua hal penting baik bagi dunia pers nasional maupun bagi perkembangan kesastraan Indonesia. Pertama, kajian ini mengisi potongan-potongan yang selama ini kosong dalam mozaik perkembangan pers Nusantara yang masih didominasi oleh
    Terbit: an di Pulau Jawa. Kedua, yang lebih penting, kajian ini memperlihatkan, dua dunia yang selama ini seolah terpisah, antara tradisi keberaksaraan dan tradisi kelisanan, nyatanya sangat erat terkait. Kelisanan sebagai satu medium, memiliki sistem yang sama sekali berbeda dengan sistem yang terdapat dalam keberaksaraan. Kita tidak dapat melihat keunggulan kelisanan jika belum berhasil menorobos hadangan keberaksaraan. Surat kabar
    Terbit: an awal di Minangkabau memperlihatkan adanya interaksi dalam kedua medium ini melalui beberapa ciri kelisanan yang disampaikan oleh Walter J. Ong, ilmuwan komunikasi dan Amin Sweeney, peneliti terkemuka di bidang kesusastraan Melayu.
    Penulis: Sastri Sunarti
    Kerja Sama: Ecole Francaise d’Extreme-Orient (EFEO), KITLV, Fadli Zon Library Perancang
    Sampul: & Isi: Aldi Akbar
    Gambar
    Sampul: EFEO
    Kategori: Nonfiksi, Jurnalisme
    Terbit: Oktober 2013
    Harga: Rp
    Tebal: 209 halaman
    Ukuran: 160 mm x 240 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9789799106551
    ISBN: Digital:
    ID KPG: 901130750
    Usia: 13+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG E-Book:
    Gramedia Digital Buku Terkait:

  • Kerja Selain Kantoran

    Kerja Selain Kantoran

    Saenggang menjalani hidup menurut standar: belajar giat di sekolah, masuk universitas top, lulus dengan selamat, bergabung dengan perusahaan besar, lalu berharap bisa hidup bahagia selamanya. Tapi ternyata budaya perusahaan yang tidak masuk akal, bos resek, dan pekerjaan yang tidak sesuai minat membuatnya tidak betah menjadi pegawai kantoran. Pikirannya pun berputar: Apa yang mesti dia lakukan supaya bisa keluar dari situasi menyesakkan itu? Pindah kantor? Melanjutkan pendidikan pascasarjana seperti teman-temannya? Atau cari pekerjaan lain yang sesuai minat? Tapi ternyata ada masalah yang lebih besar. Karena selama ini hanya mengikuti jalan yang telah ditentukan, Saenggang tidak tahu apa minatnya atau apa yang ingin dia lakukan. Dikisahkan dengan kocak lewat gambar lucu, perjalanan Saenggang mencari minat dan pekerjaan yang disukai menjadi amat menarik untuk disimak. Buku ini dapat membantu kita lebih memahami diri serta menjalani hidup lebih bahagia.

    Penulis: Saenggang
    Penerjemah: Riana Halim
    Editor: Katrine Gabby Kusuma
    Penataletak
    Sampul: & Isi: Teguh Tri Erdyan
    Kategori: Nonfiksi, Self-Improvement
    Terbit: November 2021
    Harga: Rp 145.000
    Tebal: 320 halaman
    Ukuran: 130 mm x 210 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024816674
    ID KPG: 592101953
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: POP

  • Andrea Acri

    Andrea Acri

    Andrea Acri menyandang gelar Laurea atau sarjana Bahasa dan Budaya Oriental (Sanskerta) dari Universitas Roma 'Sapienza', dan gelar MA Bahasa dan Sastra Asia Tenggara (Jawa Kuno) dari Universitas Leiden (Belanda). Sebelum menerima gelar PhD dari universitas yang sama pada awal 2011, peneliti asal Italia ini dianugerahi J. Gonda Fellowship in Indology dari Institut Internasional untuk Studi Asia (IIAS, Leiden). Pria kelahiran 17 Mei 1981 itu juga pernah memperoleh Australia Endeavour Award untuk Penelitian Pascadoktoral dan Beasiswa Kunjungan dari Sekolah Kebudayaan, Sejarah dan Bahasa di Fakultas Asia dan Pasifik, Universitas Nasional Australia (Canberra). Jika melihat penelitian-penelitian yang Dr Acri hasilkan, dapat diketahui bahwa ia memiliki ketertarikan besar pada Saivism atau kepercayaan terhadap Dewa Siwa dalam agama Hindu, khususnya dari asal mulanya di India dan kepulauan Indonesia, seperti Jawa dan Bali. Di sisi lain, ia juga menaruh minat pada filsafat Hindu dan India, bahasa dan sastra, terutama Sanskerta dan Jawa Kuno, dan berbagai aspek sejarah intelektual yang berhubungan dengan India. Hasil penelitiannya yang telah dibukukan, antara lain “Dharma Pātañjala, Kitab Saiva dari Jawa Zaman Kuno: Kajian dan Perbandingan dengan Sumber Jawa Kuno dan Sanskerta Terkait” (Gonda Indological Studies XVI, Egbert Forsten Publishing House, 2011); dan “From Laá¹…kā Eastwards: The Rāmāyaṇa in the Literature and Visual Arts of Indonesia”, yang ditulis bersama Helen Creese and Arlo Griffiths (KITLV Press, 2011). Kabar baiknya, Dharma Pātañjala (2018) dan Dari Siwaisme Jawa ke Agama Hindu Bali (2021) telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Penerbit KPG, bekerja sama dengan École française d’Extrême-Orient (EFEO), lembaga penelitian Prancis untuk studi kebudayaan di Asia. Sumber: http://www.ochs.org.uk/people/dr-andrea-acri.

  • Kiamat Sudah Lewat

    Kiamat Sudah Lewat

    Inilah 20 kisah anak-anak yang selamat dari bencana tsunami di Aceh. Ada cerita Anggi, cerita Nur Bazelly, cerita Neneh, dan banyak lagi. Semua ceritanya menarik dan mengharukan.

    Usia: mereka ada yang baru delapan tahun. Yang paling besar 15 tahun. Tapi mereka sudah harus hidup di pengungsian. Rumah mereka hanyut terbawa gelombang tsunami. Ada yang menjadi yatim piatu, ada pula yang ditinggal ibu, adik, atau kakak tersayang. Walaupun demikian mereka semua tetap bersyukur karena masih selamat. Mereka juga sudah tidak terlalu berduka lagi. Mereka tidak putusasa. Mereka tetap ingin mengejar cita-citanya. Aldila mau jadi pengusaha sukses. Yanda ingin jadi penerbang atau Brimob seperti omnya. Neneh ingin sekolah di Qatar.
    Penulis: Mercy Corps Indonesia
    Editor: Debbie Sumual-Patlis – Mercy Corps Indonesia & Candra Gautama
    Desain Grafis: Dina Chandra & Rully Susanto
    Kategori: Nonfiksi, Sosial
    Terbit: Mei 2006
    Harga: Rp
    Tebal: 212 halaman
    Ukuran: 135 mm x 200 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9799100445
    ISBN: Digital:
    ID KPG: 141200694S
    Usia: 13+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG E-Book:
    Gramedia Digital Buku Terkait:

  • Liu Cixin

    Liu Cixin

    Liu Cixin (刘慈欣) lahir di Yangquan, Provinsi Shanxi, Tiongkok, pada 23 Juni 1963, tiga tahun sebelum Revolusi Kebudayaan digalakkan. Orangtuanya bekerja di tambang batu bara, yang kemudian menjadi medan tempur perang saudara antarfaksi selama revolusi. Melihat Shanxi tak lagi kondusif, Cixin kecil diungsikan ke Luoshan, Provinsi Henan, yang berjarak seribu kilometer dari tanah kelahirannya. Sementara ayah dan ibunya yang sudah terpengaruh gerakan sosiopolitik pimpinan Mao Zedong, tetap bertahan di Shanxi. ⁣⁣Namun berkat kepindahan ke desa leluhur itulah, Cixin menyaksikan fenomena langit yang mengesankan dan kelak menginspirasinya untuk menulis mahakarya: trilogi Remembrance of Earth's Past.⁣⁣ ⁣⁣ Seri pertamanya, The Three-body Problem kini telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan judul Trisurya. Dibukukan di China pada 2008, Trisurya sebenarnya sudah terpublikasikan sejak 2006. Namun baru mendapat popularitas internasional setelah diterjemahkan ke bahasa Inggris delapan tahun kemudian. Berkat Trisurya pula, lulusan North China Univeristy of Water Conservancy and Electric Power itu meraih empat dari sembilan kali masuk nominasi di penghargaan bergengsi, antara lain Yinhe atau Galaxy Award China (2006), Hugo Award 2015 untuk kategori novel terbaik, Kurd-Laßwitz-Preis 2017 sebagai karya fiksi sains berbahasa asing terbaik, dan Premio Ignotus untuk nominasi serupa pada tahun yang sama. ⁣Cixin adalah orang Asia pertama yang mencetak namanya di Hugo Award. ⁣⁣ ⁣ Baru-baru ini, Liu Cixin menerima gelar doktor honoris causa dari Brandeis University, Boston, Amerika Serikat. Gelar kehormatan itu diberikan atas dedikasi Cixin menulis sedikitnya tujuh novel dan lebih dari 30 cerpen bertema fiksi sains. Karyanya dinilai sangat menginspirasi, bahkan telah diterjemahkan ke lebih dari 20 bahasa sehingga perlu mendapat apresiasi. ⁣⁣ ⁣⁣