Tag: PenerbitKPG

  • Seri Tempo: Jalan Pos Daendels

    Seri Tempo: Jalan Pos Daendels

    Membentang dari Anyer, Jawa Barat sampai Panarukan, Jawa Timur, Jalan Raya Pos dibangun hanya dalam setahun, 1808-1809. Kala itu, Herman William Daendels menjabat Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Marsekal Herman Willem Daendels datang ke Batavia pada 1808. Dia berwatak keras, tak hormat kepada raja-raja Yogyakarta dan Surakarta, apalagi bupati-bupati dan residen-residen. Lewat perintah dan tangan besi Daendels, pembangunan jalan itu dilaksanakan sebagai jalur mobilisasi pasukan dari Buitenzorg (Bogor) ke sepanjang Nusa Jawa. Di balik kemegahan Jalan Pos sepanjang 1.000 kilometer itu, tersimpan cerita-cerita muram, kisah kekerasan dan kebrutalan. Buku ini mengisahkan liputan Tempo menyusuri ruas-ruas Jalan Raya Pos. Ada kawasan tempat perkuburan pekerja rodi di zaman Daendels, yang juga makam jenazah korban penembakan misterius Orde Baru. Terdapat pula kelenteng-kelenteng yang setiap Cap Go Meh menggelar arak-arakan melewati Jalan Pos Daendels. Tak hanya itu, tersaji kisah pencarian awal stasium pos Daendels di Serang, Banten, serta lokalisasi di sepanjang Pantai Utara Jawa.

    Penulis: Redaksi TEMPO
    Editor: Galang Aji Putro
    Perancang
    Sampul: Landi A. Handwiko
    Tataletak Isi: Dadang Kusmana
    Kategori: Nonfiksi, Sejarah
    Terbit: 2 Oktober 2017
    Harga: Rp60.000
    Tebal: 136 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024246839
    ID KPG: 591701408
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Seri Tempo: Sjam, Lelaki dengan Lima Alias

    Seri Tempo: Sjam, Lelaki dengan Lima Alias

    Dua tahun setelah aksi berdarah Gerakan 30 September, Sjam Kamaruzaman baru muncul di depan publik. Ketika itu, Juli 1967, ia menjadi saksi dalam pengadilan Sudisman, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Indonesia. Sebelumnya ia hanya bayang dalam halimun: keberadaannya setengah dipercaya, setengah tidak. Biro Chusus, badan rahasia PKI yang dipimpinnya, semula diduga hanya khayalan tentara untuk memudahkan Soeharto memusnahkan partai komunis itu. Namun Sjam membenarkan semua tudingan. Ia mengaku memimpin Biro Chusus dan merencanakan aksi rahasia G30S. Sebagai orang yang bertugas memengaruhi anggota tentara agar mendukung PKI, ia punya akses ke kalangan militer. Seorang putranya mengenang bagaimana di penjara Sjam menempati sel yang besar serta diizinkan memiliki uang satu tas penuh untuk memenuhi segala kebutuhan. Siapakah Sjam, lelaki dengan lima nama alias itu? Adakah ia agen ganda atau sekadar pengikut Ketua PKI D.N. Aidit yang setia? Kisah tentang Sjam Kamaruzaman adalah satu cerita tentang orang kiri Indonesia yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo pada 2007-2010. Menyingkap yang belum terungkap, buku ini mengetengahkan pemikiran, ketakutan, kekecewaan, pengkhianatan, juga kisah cinta, dan perselingkuhan sejumlah tokoh komunis Indonesia.

    Penulis: Redaksi TEMPO
    Editor: Arif Zulkifli, Bagja Hidayat, Redaksi KPG
    Perancang
    Sampul: Muhammad Rumi
    Penataletak
    Sampul: Wendie Artswenda
    Penataletak isi: Dadang Kusuma
    Kategori: Nonfiksi, Sejarah
    Terbit: 6 Februari 2013
    Harga: Rp50.000
    Tebal: 116 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 13: 9789799102812
    ID KPG: 92904100375
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG E-book
    Gramedia Digital Buku Terkait

  • Seri  Tempo: Njoto, Peniup Saksofon di Tengah Prahara

    Seri Tempo: Njoto, Peniup Saksofon di Tengah Prahara

    Ia berbeda dari orang komunis pada umumnya. Ia necis serta piawai bermain biola dan saksofon. Ia menikmati musik simfoni, menonton teater, dan menulis puisi yang tak melulu “pro-rakyat”. Ia menghapus The Old Man and the Sea, film yang diangkat dari novel Ernest Hemingway dari daftar film Barat yang diharamkan Partai Komunis Indonesia. Ia menghayati Marxisme dan Leninisme, tapi tak menganggap yang “kapitalis” harus selalu dimusuhi. Njoto adalah sisi lain dari sejarah Gerakan 30 September 1965. Kecuali buku-buku Orde Baru yang menyebut semua anggota PKI terlibat G30S, kebanyakan sejarawan tak menemukan keterlibatan Njoto dalam aksi revolusioner itu. Menjelang prahara 1965 ia tak lagi berada di lingkaran dalam Ketua PKI D.N. Aidit: ia disingkirkan akibat terlalu dekat dengan Sukarno. Keretakan Njoto dengan Aidit dipercaya juga disebabkan oleh perselingkuhan Njoto dengan Rita, seorang perempuan Rusia yang disebut-sebut intel KGB. Kisah tentang Njoto adalah satu cerita tentang “orang kiri Indonesia” yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo pada 2007-2010. Menyingkap yang belum terungkap, buku ini mengetengahkan pemikiran, ketakutan, kekecewaan, pengkhianatan, juga kisah cinta dan perselingkuhan sejumlah tokoh komunis Indonesia.

    Penulis: Redaksi TEMPO
    Perancang
    Sampul: Kendra H. Paramita
    Penataletak
    Sampul: & isi: Wendie Artswenda
    Editor: Arif Zulkifli, Bagja Hidayat, Redaksi KPG
    Kategori: Nonfiksi, Sejarah
    Terbit: Oktober 2010
    Harga: Rp50.000
    Tebal: 130 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 13: 9789799102805
    ID KPG: 92904100374
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG E-book
    Gramedia Digital Buku Terkait

  • Seri Tempo: Aidit, Dua Wajah Dipa Nusantara

    Seri Tempo: Aidit, Dua Wajah Dipa Nusantara

    Bertahun-tahun orang mengenalnya sebagai “si jahat”. Lelaki gugup berwajah dingin dengan bibir yang selalu berlumur asap rokok. Dialah Dipa Nusantara Aidit yang dikenal melalui film Pengkhianatan G-30-S/PKI. Di layar perak kita ngeri membayangkan sosoknya: lelaki penuh muslihat, dengan bibir bergetar memerintahkan pembunuhan massal 1965. Siapakah Aidit? Memimpin PKI pada

    Usia: 31, ia hanya perlu setahun untuk melambungkan partai itu dalam
    Kategori: empat partai besar di Indonesia pada Pemilu 1955. PKI mengklaim memiliki 3,5 juta pendukung dan menjadi partai komunis terbesar di dunia setelah partai Komunis di Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina. Aidit memimpikan Indonesia tanpa kelas, tapi ia terempas dalam prahara 1965. Setelah itu, seperti juga Peristiwa G30S, ia jadi mitos. Ia dibenci namun diam-diam dipelajari kembali. Kisah tentang D.N. Aidit adalah satu cerita tentang “orang kiri Indonesia” yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo pada 2007-2010. Menyingkap yang belum terungkap, buku ini mengetengahkan pemikiran, ketakutan, kekecewaan, pengkhianatan, juga kisah cinta, dan perselingkuhan sejumlah tokoh komunis Indonesia.
    Penulis: Redaksi TEMPO
    Perancang
    Sampul: Muhammad Rumi Adiyan
    Penataletak
    Sampul: Wendie Artswenda
    Penataletak isi: Dadang Kusuma
    Editor: Arif Zulkifli, Bagja Hidayat, Redaksi KPG
    Kategori: Nonfiksi, Sejarah
    Terbit: Oktober 2010
    Harga: Rp50.000
    Tebal: 164 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 13: 9789799102799
    ID KPG: 92904100373
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG E-book
    Gramedia Digital Buku Terkait

  • Seri Tempo: Musso, Si Merah di Simpang Republik

    Seri Tempo: Musso, Si Merah di Simpang Republik

    Banyak orang mengenalnya sebagai tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam pemberontakan 1926 dan 1948. Yang pertama aksi PKI menentang pemerintah kolonial Belanda.Yang terakhir gerakan PKI di Madiun, Jawa Timur, melawan pemerintah pusat. Dialah Musso, anak Kediri yang ketika kecil dikenal rajin mengaji. Mendapat pendidikan politik ketika indekos di rumah H.O.S. Tjokroaminoto, sepak terjangnya di masa-masa awal kemerdekaan tidak bisa diremehkan. Peran politik Musso bisa disejajarkan dengan peran Sukarno, Hatta, Sjahrir, dan Tan Malaka. Ia bermimpi tentang negeri yang adil, setara, dan merdeka seratus persen. Namun, ia memilih jalan radikal—bersimpang jalan dengan kalangan non-komunis, bahkan juga kalangan kiri yang tak segaris—hingga akhirnya lumat dalam gerakan yang masih berupa benih. Kisah tentang Musso adalah satu cerita tentang “orang kiri Indonesia” yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo pada 2007-2010. Menyingkap yang belum terungkap, buku ini mengetengahkan pemikiran, ketakutan, kekecewaan, pengkhianatan, juga kisah cinta dan perselingkuhan sejumlah tokoh komunis Indonesia.

    Penulis: Redaksi TEMPO
    Perancang
    Sampul: Kendra H. Paramita
    Penataletak
    Sampul: Wendie Artswenda
    Penateletak isi: Dadang Kusuma
    Editor: Wahyu Dhyatmika, Redaksi KPG
    Kategori: Nonfiksi, Sejarah
    Terbit: Januari 2011
    Harga: Rp50.000
    Tebal: 168 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 13: 9789799103062
    ID KPG: 901110400
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG E-book
    Gramedia Digital Buku Terkait

  • How to Keep Your Cool

    How to Keep Your Cool

    “Kemarahanmu adalah sejenis kegilaan, karena kau menetapkan

    Harga: tinggi untuk hal-hal tak berharga.” Kata-kata ini ditulis Seneca pada pertengahan abad pertama Masehi. Di mata Seneca, menyeruaknya amarah membahayakan kondisi moral Anda lebih dari semua emosi lainnya karena amarah adalah gairah paling kuat, paling destruktif, dan paling tak tertahankan. Dengan mengubah perspektif kita atau memperluas cakupan mental kita, Seneca menantang akal sehat kita mengenai apa yang pantas membuat kita marah, kalau ada. Kebanggaan, martabat,
    Harga: diri berlebihan—sumber amarah ketika kita merasa tersakiti—akhirnya tampak hampa ketika kita memandang dalam konteks lebih besar dan melihat kehidupan kita dengan sikap berjarak. Kesehatan spiritual menuntut agar kita melepas amarah, atau kalau tidak, amarah tak akan pernah melepaskan kita.
    Penulis: Seneca (Dipilih, diterjemahkan dari
    Bahasa: Latin ke dalam
    Bahasa: Inggris, serta diberi kata pengantar oleh James Romm)
    Editor: Christina M. Udiani
    Penerjemah: Ingrid Nimpoeno & Y. D. Anugrahbayu
    Penataletak & Perancang
    Sampul: Teguh Tri Erdyan
    Kategori: Nonfiksi, Filsafat
    Terbit: 16 Juni 2021
    Harga: Rp 90.000
    Tebal: 164 halaman
    Ukuran: 110 mm x 165 mm
    Sampul: Hardcover
    ISBN: 9786024815882
    ID KPG: 592101913
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Stop Membaca Berita

    Stop Membaca Berita

    Berita kini ada di mana-mana dalam hidup kita: mulai dari sumber tradisional seperti koran, radio, dan televisi, sampai di internet, media sosial, bahkan bisa masuk lewat percakapan di internet. Kita kini bisa tahu berita dari seluruh dunia, tentang siapa saja, kapan saja, di mana saja, langsung ketika peristiwa terjadi. Namun apakah itu benar-benar bermanfaat bagi kita? Bagaimana kalau melimpahnya berita justru merugikan? Dalam Stop Membaca Berita, Rolf Dobelli menunjukkan apa pengaruh berita bagi ketenangan, kebahagiaan, dan kewarasan kita—dan jangan kaget, menurut Dobelli, lebih banyak mudarat daripada manfaatnya. Di antaranya, berita membuat kita khawatir, keliru menilai risiko, tapi tidak membantu kita membuat keputusan ataupun menyampaikan kepedulian dengan tepat. Benarkah demikian? Didasari gagasan filsafat Stoa, Dobelli dalam buku ini menjelaskan mengapa kita disarankan stop mengonsumsi berita, dan apa yang sebaiknya dilakukan agar bisa mendapat pemahaman yang lebih baik daripada melalui berita.

    Penulis: Rolf Dobelli
    Penerjemah: Ruth Meigi P
    Editor: Andya Primanda
    Perancang
    Sampul: Pinahayu Parvati
    Penataletak: Setyo Bekti Nugroho
    Kategori: Nonfiksi, Pengembangan Diri
    Terbit: 25 Mei 2021
    Harga: Rp75.000
    Tebal: 156 halaman
    Ukuran: 140 mm x 210 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024815905
    ID KPG: 592101910
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Pemburu Anak

    Pemburu Anak

    “Latar belakang kultur santri Hilmi membuatnya menghadirkan para tokoh dengan cara berbeda. Ia tidak melihat realitas secara hitam-putih, segalanya sangat bergantung dari kacamata mana kita memandangnya. Benar bahwa ajaran dan norma menjadi pengikat hidup manusia agar menjadi makhluk beradab, tetapi di sisi lain ada orang-orang yang terseret melakukan sesuatu yang tidak normatif, karena didorong keadaaan…. Di situlah, Hilmi Faiq berjalan seiring dengan pengarang-pengarang besar, seperti Iwan Simatupang, Putu Wijaya, Ahmad Tohari, Budi Darma, dan Seno Gumira Ajidarma.” —Putu Fajar Arcana,

    Penulis: dan kurator cerpen Kompas “Cerita-cerita ini berhasil membawa saya masuk ke situasi yang tidak terduga, seperti lucu, sedih, haru, khawatir, dan beragam rasa dari sudut pandang yang menarik. Menyenangkan sekali!” —Marchella FP,
    Penulis: Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini “Berbagai kisah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Diangkat secara lugas tetapi tak terduga, menyadarkan bahwa hidup tak satu warna saja. Alurnya membuat kita larut dalam cerita. Dalam setiap cerita pendeknya, terselip pesan positif yang membuat saya berulang kali bergumam sambil tersenyum, ‘Wah, bener banget ini!’ Sederhana tetapi dalam maknanya.” —Fia, vokalis dan gitaris Riuh Sunyi
    Penulis: Hilmi Faiq
    Editor: Redaksi KPG
    Ilustrator
    Sampul: Hilmi Faiq
    Ilustrator Isi: Andi Sopiandi, Didie SW, Gogor Purwoko, Hilmi Faiq, Rahardi Handining & Setiyoko Hadi
    Penataletak & Perancang
    Sampul: Pinahayu Parvati
    Kategori: Fiksi, Sastra, Kumpulan Cerpen
    Terbit: 25 Mei 2021
    Harga: Rp 85.000
    Tebal: 182 halaman
    Ukuran: 135 mm x 200 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024815615
    ID KPG: 592101895
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Pasang Surut Arus Kehidupan

    Pasang Surut Arus Kehidupan

    Destiny Reading senantiasa dipelajari dan diteruskan secara turun-temurun sebagai ilmu pengetahuan, dan amat lekat dalam budaya masyarakat China. Setiap rumus, pola pengambilan sampel, cara mem-plotting, hingga interaksi antar elemen merupakan suatu hal yang baku dan berlaku secara universal di mana pun seseorang dilahirkan. Namun Destiny Reading tidak boleh dipraktikkan dengan kaku seperti perhitungan matematika. Tak ubahnya pelukis yang menggoreskan warna demi warna di kanvas, seorang Destiny Reader mestilah berlaku bak seorang seniman dalam menyelami sejarah panjang keilmuan ini. Dengan begitu ia bisa memiliki pengetahuan yang lengkap, tidak terkotak-kotak, dan mencerahkan sehingga mampu memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Pasang Surut Arus Kehidupan berisikan kisah-kisah pilihan bagaimana manusia mengarungi perubahan berdasarkan kacamata Destiny Reading. Sungai kehidupan kadang mengalir tenang dan bersahabat, namun bisa juga deras mematikan. Kadang harus melewati bebatuan curam dengan amat hati-hati, kadang pula melaju mulus tanpa rintangan. Setiap orang hanya bisa menyesuaikan diri pada segala perubahan itu, dan berusaha mengambil keputusan sebaik-baiknya. Yang waspada akan selamat, yang lengah akan tenggelam.

    Penulis: Andrie YK (Fengshui & Destiny Analyst)
    Editor: Pax
    Penataletak: Teguh Tri Erdyan
    Kategori: Nonfiksi, Self-Improvement
    Terbit: 5 Mei 2021
    Harga: Rp 95.000
    Tebal: 342 halaman
    Ukuran: 135 mm x 180 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024815851
    ID KPG: 592101908
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Kebohongan di Dunia Maya

    Kebohongan di Dunia Maya

    Data Kementerian Komunikasi dan Infomatika 2018 menyebutkan, penanganan konten negatif—seperti hoaks, berita palsu, dan ujaran kebencian—pada 2017 meningkat 900 persen dibandingkan 2016. Peningkatan yang sangat fantastis dan meresahkan. Sejumlah hoaks bahkan sengaja menyinggung sentimen suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) sehingga menimbulkan berbagai keresahan sosial di masyarakat. Persaingan politik juga memanfaatkan hoaks sebagai alat untuk menjatuhkan lawan politik dengan cara kotor, terutama menjelang Pilkada (pemilihan kepala daerah), Pileg (pemilihan anggota legislatif), atau Pilpres (pemilihan presiden). Maka, sebagaimana dikatakan oleh Heru Nugroho, Guru Besar Sosiologi dan Ketua Prodi Kajian Budaya dan Media Universitas Gadjah Mada, dalam pengantar buku ini, “Hoaks sebagai politik ancaman menjadi musuh demokrasi, sehingga hoaks pada dasarnya merupakan musuh bersama masyarakat Indonesia yang sedang berupaya menuju demokrasi substansial. Karena hoaks menjadi musuh bersama, maka semua pihak perlu bertindak bersama-sama dalam memeranginya. Salah satu tawaran alternatifnya adalah sebagaimana dipaparkan dalam buku ini, yaitu dengan pengamanan ruang siber melalui pendekatan reflexive security.” Sebagai semacam pengantar teoretis untuk memahami hoaks dan praktik-praktiknya, buku ini layak dibaca oleh para praktisi sosial, aktivis politik, aparat pemerintahan, dan akademisi.

    Penulis: Budi Gunawan & Barito Mulyo Ratmono
    Editor: Candra Gautama
    Kategori: Nonfiksi, Sosial
    Terbit: 28 Mei 2018
    Harga: Rp42.000
    Tebal: 182 halaman
    Ukuran: 140 mm x 210 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024248680
    ID KPG: 591801523
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG