Tag: PenulisKPG

  • Albert Einstein

    Albert Einstein

    Albert Einstein sering dianggap salah seorang ahli fisika terbesar sepanjang masa. Ia mengembangkan teori relativitas khusus dan umum, yang bersama mekanika kuantum menjadi pilar utama fisika modern. Persamaan Einstein yang paling dikenal adalah rumus kesetaraan massa-energi (E=mc2). Pada 1921, Einstein menerima Hadiah Nobel Fisika atas jasanya terhadap fisika teoretis dan khususnya atas penemuannya tentang hukum efek fotoelektrik, yang merupakan langkah penting dalam pengembangan teori kuantum. Teori relativitas khusus dan umumnya pun menjadi penting karena mengubah cara manusia memahami ruang dan waktu. Karya Einstein yang paling terkenal, Relativitas: Teori Khusus dan Umum, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia.

  • Richard Dawkins

    Richard Dawkins

    Richard Dawkins adalah adalah seorang penulis, ahli etologi, biologi evolusioner, dan ilmu pengetahuan umum asal Inggris. Ia merupakan Simonyi Professor for the Public Understanding of Science di Oxford University (1995-2008). Dawkins dikenal sebagai pencetus istilah meme (satuan budaya atau sistem perilaku yang dianalogikan dengan gen) dalam rangka menjelaskan bagaimana asas-asas Darwin diterapkan di luar ranah gen. Pada kemudian hari, muncullah bidang studi memetika, sebagai perkembangan dari konsep meme Dawkins. Karya-karya terkenal Dawkins di antaranya adalah The Selfish Gene, The Blind Watchmaker, dan God Delusion. The Selfish Gene atau Gen Egois telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia. The Selfish Gene bisa dibilang karya terpenting Dawkins. “Dawkins sesudahnya menulis buku-buku lain yang lebih bagus… namun semuanya hanya perluasan tema-tema yang dia telah kemukakan dengan jernih dan berani di The Selfish Gene,” ungkap Matt Ridley, ahli biologi yang pernah menjadi murid Dawkins. Buku lain Dawkins yang telah diterbitkan KPG, yakni Sungai dari Firdaus dan The Magic of Reality.

  • Jared Diamond

    Jared Diamond

    Jared Diamond adalah Profesor Geografi dan Ilmu Kesehatan Lingkungan di University of California, Los Angeles. Bidang ilmu yang Diamond tekuni membentang dari fisiologi, biofisika, ornitologi, environmentalisme, sejarah, ekologi, geografi, biologi evolusioner, hingga antropologi. Diamond telah menulis beberapa buku, yakni The Third Chimpanzee: The Evolution and Future of the Human Animal, Why is Sex Fun? The Evolution of Human Sexuality, Guns, Germs, and Steel: The Fates of Human Societies, Collapse: How Societies Choose to Fail or Succeed, dan The World until Yesterday. Buku-buku tersebut menjadikan Diamond dianggap sebagai pakar sejarah peradaban manusia, terutama dalam kaitannya dengan faktor lingkungan. Buku-bukunya yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah Guns, Germs, and Steel, Collapse, The World until Yesterday, dan Evolusi Reproduksi Manusia. Semuanya diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia.

  • Tom Nichols

    Tom Nichols

    Lahir pada 1960, Tom Nichols adalah profesor U.S. Naval War College dan Harvard Extension School yang juga lama berkecimpung dalam dunia politik. Terakhir, ia tergabung dalam Partai Republik di Amerika Serikat. Ia pernah bekerja di bawah arahan Senator John Heinz sebagai staf pribadi untuk departemen pertahanan dan keamanan, sebelum menanggalkan keanggotaannya dan menjadi warga sipil independen saat pemilihan presiden AS 2016 lalu Sebagai ilmuwan dengan pengalaman mengajar sudah lebih dari satu dekade, Tom menyadari bahwa zaman telah berubah. Setidak-tidaknya di Amerika, masyarakat semakin skeptis. Sayangnya, salah satu sikap mendasar dalam sains itu tidak terarahkan sebagaimana mestinya. Skeptisme menjadi subjektif dan cenderung irasional. Alih-alih percaya pada pernyataan para pakar, mereka justru ragu terhadap otoritas intelektual. Keyakinan mereka terhadap sesuatu menjadi lebih benar daripada apa pun yang dikatakan seorang ahli di bidangnya. Keprihatinan itu dijabarkan Nichols dalam bukunya The Death of Expertise. Versi terjemahan dengan judul Matinya Kepakaran diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia.

  • Maman Suherman

    Maman Suherman

    Maman Suherman lahir di Makassar, 10 November 1965. Menempuh beragam pendidikan, namun hanya lulus dari Jurusan Kriminologi, FISIP – UI. Bertumbuh sebagai jurnalis selama 15 tahun (1988-2003), dari reporter hingga menjadi pemimpin redaksi di Kelompok Kompas Gramedia. Ia pernah juga menjadi Direktur Produksi hingga Managing Director (2003-2011) di Biro Iklan & Rumah Produksi Avicom. Penggagas Panasonic Gobel Awards ini memutuskan untuk tidak berkantor lagi, dan kini menjadi “pemulung kata-kata”. Sempat menjadi presenter untuk acara di KompasTV, serta konsultan kreatif dan NoTulen acara ‘Indonesia Lawak Klub’ di Trans7, ia kini aktif melakukan gerakan , mengajar dan memberi pelatihan penulisan dan jurnalistik ke berbagai penjuru di negeri ini. Buku Kang Maman bersama penerbit POP, lini penerbitan KPG, meliputi Matahati (2012), Bokis 1: Kisah Gelap Dunia Seleb (2012), dan Bokis 2: Potret Para Pesohor (2013), Re: (2014), Notulen Cakeppp (2014), Virus Akal Bulus (2014), Notulen Cakeppp 2 (2015), 99 Mutiara Hijabers (2015), peREmpuan (2016), Bapakku Indonesia (2018), Bhinneka Tunggal Cinta (2018), Reinkarnasi (2020) dan Re: dan PeRempuan (2021).

  • Rizal Iwan

    Rizal Iwan

    Nama Rizal Iwan mungkin lebih dikenal sebagai seniman teater. Pria kelahiran Palembang itu pada 2017 mengharumkan nama Indonesia setelah mendapatkan peran utama dalam drama “Forgotten Kingdoms” dari Rorschach Theatre di Washington D.C., Amerika Serikat. Di Indonesia, penggemar film kartun World Disney ini tergabung dalam komunitas teater multinasional, Jakarta Players. Genre drama yang dilakoninya bermacam-macam, salah satunya bertemakan detektif. Drama itu berjudul “An Inspector Calls” dan pernah dipertontonkan di At America, Pacific Place Mall, Jakarta Selatan pada pertengahan tahun 2013. Mendapatkan popularitas dari dunia seni peran, Rizal sebenarnya lebih lama berkutat dalam dunia menulis. Setelah lulus dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) pada 2002, ia menghabiskan sebagian besar kariernya di biro periklanan sebagai copywriter. Baru pada 2014, dia memutuskan keluar dari tempat kerjanya dan meniti karier sebagai penulis lepas. Artikelnya berupa esai, cerita pendek, dan resensi film pernah dimuat sejumlah media nasional, antara lain The Jakarta Post dan Majalah Now! Jakarta. Pada 2018, pembaca seri Detektif Cilik Hawkeye Collins & Amy Adams itu menerima tantangan dari seorang teman untuk menulis buku cerita anak. Ia pun menjawab tantangan tersebut dengan menerbitkan serial Creepy Case Club bersama Penerbit Kiddo, lini penerbitan buku anak di bawah Penerbit KPG. Kasus Nyanyian Berhantu dan Kasus Si Anak Indigo terbit bersamaan pada 2018, Kasus Kutukan Congklak tahun 2019, dan Kasus Pohon Pemanggil rilis 2020.

  • Idhar Resmadi

    Idhar Resmadi

    Musik dan menulis, adalah dua dunia yang melebur dalam diri Idhar Resmadi. Sejak remaja, ia sudah rajin mengirimkan ulasan ke berbagai media massa. Siapa sangka, renjananya memang di situ. Ia menjajaki karier sebagai jurnalis, khususnya mendalami tentang musik. Pada usia 23 tahun, pria kelahiran Bandung ini merintis karier di Ripple Magazine. Sebelum beralih ke Trax Magazine pada 2009, dan ke Suplemen Kampus Pikiran Rakyat setahun kemudian. Ia juga aktif menulis untuk beberapa media, seperti Rolling Stone Indonesia, Jakartabeat.net, dan IndonesiaKreatifnet. Selain menulis, Idhar bekerja sebagai konsultan media, dan dosen di Fakultas Industri Kreatif Telkom University. Beberapa buku telah diterbitkan atas namanya. Buku terbaru Idhar Resmadi berjudul Jurnalisme Musik dan Selingkar Wilayahnya (Kepustakaan Populer Gramedia, 2018) diharapkan dapat memberikan gambaran tentang perjalanan kariernya dan dinamika jurnalisme musik, serta industri musik di Tanah Air. Buku pertamanya, Based on A True Story: Pure Saturday terbit pada 2013 oleh divisi penerbitan Unkl347 di Unkl Books, dan dicetak ulang KPG pada Mei 2019.

  • Ayu Utami

    Ayu Utami

    AYU UTAMI adalah aktivis, jurnalis, dan novelis Indonesia. Ia pernah menjadi wartawan di sejumlah media dan ikut mendirikan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) yang memprotes pembredelan. Kini ia bekerja di jurnal kebudayaan Kalam dan Teater Utan Kayu. Berkat novelnya yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia, Saman, Ayu mendapat Prince Claus Award 2000. Buku-bukunya yang lain adalah Larung, Si Parasit Lajang, Cerita Cinta Enrico, Pengakuan: Eks Parasit Lajang, Bilangan Fu, Manjali dan Cakrabirawa (edisi terbaru berjudul Manjali), Lalita, Maya, Simple Miracles, Soegija: 100% Indonesia, Menulis dan Berpikir Kreatif Cara Spiritualisme Kritis, Menulis dan Berpikir Kreatif Cara Spiritualisme Kritis 2, Estetika Banal & Spiritualisme Kritis (bersama Erik Prasetya), Anatomi Rasa, Menulis Kreatif dan Berpikir Filosofis (Bersama Yulius Tandyanto) serta bersama beberapa penulis lain dalam Kisah Orang-orang Scorpio, Kisah Orang-orang Capricorn, dan Kisah Orang-orang Sagitarius.

  • Naela Ali

    Naela Ali

    NAELA ALI, seperti idolanya, Haruki Murakami, tidak betah kerja kantoran. Selepas kuliah, ia memutuskan buka usaha sendiri: mendirikan Asobi (toko pernak-pernik rancangannya) pada 2014 dan mulai menggambar lebih dari sekadar hobi. Orangtuanya sempat mempertanyakan keinginan anak kedua dari empat bersaudara itu, tetapi tekadnya sudah bulat untuk mengejar mimpi dengan caranya sendiri. Untunglah orangtuanya mengerti. Satu saja pesan ayahnya, Naela “harus konsisten!” Ia menjaga kepercayaan dan amanah itu dengan penuh tanggung jawab. Kini ia telah menelurkan beberapa buku berilustrasi yang diterbitkan oleh POP, yakni Stories for Rainy Days, Stories for Rainy Days Volume II, Stories for Rainy Days Volume III, Things & Thoughts I Drew When I Was Bored, Floating in Space, Silly Gilly Daily, Dreams are Made of A Box of Crayons, dan buku terbarunya, Silly Gilly Daily: Stay at Home.