Tag: PutuSetia

  • Wartawan Jadi Pendeta: Sebuah Otobiografi

    Wartawan Jadi Pendeta: Sebuah Otobiografi

    Putu Setia tidak pernah menduga dirinya akan menjadi seorang pendeta. Dari keluarga miskin di Bali, Putu Setia melakoni kehidupan yang keras. Ia pernah menyaksikan kelamnya tragedi pasca G30S (pembantaian PKI) dan Peristiwa Buleleng (peng-Golkar-an Bali), berhenti sekolah karena persoalan biaya, merasakan sulitnya menjadi anak panggung, hingga akhirnya menemukan gairah dalam dunia jurnalistik yang ia tekuni selama lebih dari tiga dekade. Dunia yang mengasah idealisme dan memapankan kehidupannya. Namun, bagi Putu Setia, hidup bukan hanya tentang materi, melainkan proses dalam mensyukuri segala hal yang telah semesta beri, bagaimanapun caranya. Menjadi pendeta dan mengabdikan dirinya pada umat merupakan cara yang dipilih oleh Putu Setia untuk mensyukuri kehidupan, selain membayar utang budi terhadap leluluhur. Nama Putu Setia pun berganti menjadi Ida Pandita Mpu Jaya Prema Anada dan akrab disapa “Mpu Jaya Prema”. Buku ini menuturkan kisah Mpu Jaya Prema dalam menjalani transformasi spiritual untuk menjadi seorang pendeta. Tak hanya itu, Mpu Jaya Prema juga mengajak kita untuk menelusuri seluk beluk kehidupan sosial dan adat istiadat Bali, memahami makna yang terdapat dalam setiap tradisi. Dituturkan dengan rinci dan jernih, buku ini membuat kita seolah-olah hadir daam setiap pengalaman yang ia kisahkan.

    Penulis: Putu Setia
    Editor: Laras Sukmaningtyas
    Perancang
    Sampul: Aldy Akbar
    Penataletak: Nyoman Wirya Suniatmaja dan Aldy Akbar
    Kategori: Nonfiksi, Otobiografi
    Terbit: Mei 2013
    Harga: Rp
    Tebal: 412 halaman
    Ukuran: 140 mm x 210 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9789799105837
    ISBN: Digital:
    ID KPG: 901130677
    Bahasa: Indonesia
    Usia: 15+
    Penerbit: KPG

  • Lentera Batukaru

    Lentera Batukaru

    “Saya betul-betul tak paham apa yang terjadi. Dua hari saya mengungsi di kebun, tidur di pondok bersama dua anak yang terus menangis menanyakan ayahnya. Untung masih ada seorang mantri suntik yang bertugas di desa ini membawakan beras untuk dimasak. Saya pulang ke desa setelah diberi tahu kelihan dinas kalau saya tak kena garis, apalagi anak-anak masih kecil. Yang kena garis cuma Bli Mastra saja. Itu pun pasti ada orang jahat yang melaporkan macam-maca…” Saya melipat kembali surat itu. Yang saya bayangkan kemudian bukan soal ngaben. Bukan soal bagaimana memanggil roh ayahnya Kerti. Yang saya bayangkan dan ini sangat mengganggu pikiran saya: “Jadi Kerti itu tahu kalau ayahnya meninggal dunia tanpa tahu di mana dikuburkan?” Kejam betul…. Lentera Batukaru: Cerita Tragedi Kemanusiaan Pasca-1965 merupakan kisah kekerasan yang menimpa keluarga kecil di lereng Gunung Batukaru, Bali. Mereka tiba-tiba saja dicap ikut organisasi terlarang. Kerabat keluarga malang ini, yang juga larut dalam berbagai pergolakan, menuliskan memoar kegetiran itu dengan pendekatan jurnalistik. Ia tak cuma merekam politik keruh pasca-1965, tetapi juga kekerasan politik jelang pemilu 1971. Putu Setia,

    Penulis: cerita ini, yang sekarang menjadi pendeta Hindu, akhirnya mengubur kisah kepedihan yang tenang dengan menyalakan lentera kedamaian lereng Batukaru yang sejuk.
    Penulis: Putu Setia
    Editor: Ining
    Kategori: Fiksi, Sastra, Novel
    Terbit: 22 April 2019
    Harga: Rp 70.000
    Tebal: 264 halaman
    Ukuran: 135 mm x 200m
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024811433
    ID KPG: 591901648
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Putu Setia

    Putu Setia

    Putu Setia tidak pernah menduga dirinya akan menjadi seorang pendeta. Dari keluarga miskin di Bali, Putu Setia melakoni kehidupan yang keras. Ia pernah menyaksikan kelamnya tragedi pasca G30S dan Peristiwa Buleleng, berhenti sekolah karena persoalan biaya, merasakan sulitnya menjadi anak panggung, hingga akhirnya menemukan gairah dalam dunia jurnalistik yang ia tekuni selama lebih dari tiga dekade. Dunia yang mengasah idealisme dan memapankan kehidupannya. Namun bagi Putu Setia, hidup bukan hanya tentang materi, melainkan proses dalam mensyukuri segala hal yang telah semesta beri, bagaimanapun caranya. Menjadi pendeta dan mengabdikan dirinya pada umat merupakan cara yang dipilih oleh Putu Setia untuk mensyukuri kehidupan, selain membayar utang budi terhadap leluhur. Nama Putu Setia pun berganti menjadi Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda dan akrab disapa “Mpu Jaya Prema”. Autobiografi Putu Setia pernah diterbitkan oleh KPG dengan judul “Wartawan Jadi Pendeta”. Dalam waktu dekat, Mpu Jaya Prema akan merilis karya terbarunya: “Lentera Batukaru”, terbit 22 April 2019.