Tag: RudyBadil

  • Warkop: Main-Main Jadi Bukan Main

    Warkop: Main-Main Jadi Bukan Main

    Sekitar bulan September 1973, mulanya tiga mahasiswa kumpul-kumpul dan main-main, sambil siaran di corong Radio Prambors. Tahun 1975 mulai bersekutu dengan satu personel, kemudian tahun 1976 makin lengkap menjadi lima pemuda dengan nama kelompok Warung Kopi atau Warkop Prambors. Main-main ini keterusan. Masyarakat luas juga mulai nguping kelompok anak radio yang mengenalkan genre lawakan “cerdas”. Apalagi setelah Warkop bikin ledakan tawa di kaset, menyusul ka atas panggung dan layar film menjadi sasaran tampilan Warkop yang trio DKI. Bukan main, memang bukan main-main lagi. Buktinya ke-34 film komedi Warkop sejak tahun 1980 sampai besok, menjadi siaran “wajib” tontonan keluarga Indonesia di hari besar dan hari lebaran. Kisah Warkop “main-main jadi bukan main” ini, menjadi salah satu bacaan dokumentasi tentang seni komedi “ngetop” Indonesia. Tidak main-main, memang bukan main kok!

    Penulis: Rudy Badil, Indro Warkop, Budiarto Shambazy, Johannes Soerjoko, Eddy Suhardy, Denny Sakrie, Arianto Toegiyo, Frans Sartono, Dahono Fitrianto, Mohamad Sobary
    Ilustrator: Didie SW, Toni Malakian/Joker Syndicate
    Penataletak
    Sampul: dan isi: Wiko, Wendie Artswenda
    Editor: Rudy Badil & Indro Warkop
    Kategori: Nonfiksi, Biografi & Autobiografi
    Terbit: 4 Januari 2016 (Cetakan pertama November 2010, cetakan kedua Desember 2010)
    Harga: Rp85.000
    Tebal: 336 halaman
    Ukuran: 190 mm x 240 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9789799102881
    ID KPG: 92004100382 (Cetakan pertama)
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Soe Hok-gie (Sekali Lagi)

    Soe Hok-gie (Sekali Lagi)

    “Menghidupkan kembali sosok Soe Hok-gie … dengan

    Penerbit: an buku ini tentu diwarnai maksud mengangkat ke permukaan sosok teladan. Di tengah krisis rasa keadilan, hilangnya rasa malu, dan gencarnya semangat menggugat hukum saat ini, sosok Soe Hok-gie pantas ditampilkan.” —Jakob Oetama (Pemimpin Umum Harian Kompas) “Pada tahun 1968, tak lama setelah Soeharto secara resmi dipilih MPRS sebagai presiden … kembali menggalang kekuatan mahasiswa dan alumni untuk memprotes … melalui siaran Radio Universitas Indonesia. Old habits die hard!” —Budiarto Shambazy (Ketua Iluni UI dan wartawan senior) “Gie melibatkan sejarah bangsanya dalam pergulatan pemikiran pribadi. Pada saat yang sama, kekagumannya pada alam dan ilmu pengetahuan, serta pada orang-orang yang mencintai alam dalam berbagai ekspresinya, seperti peneliti, politikus,
    Penulis: , bahkan pembuat film, dirangkainya dengan menarik.” —Riri Riza (sutradara dan
    Penulis: skenario film) “Soe Hok-gie juga memberikan perhatian kepada nasib kebebasan pers yang berada di bawah bayang-bayang kekuasaan. Ia berharap pers juga bisa ikut berjihad melawan korupsi dan ketidakadilan. Dalam pandangannya, bila pers disensor, maka kehidupan masyarakat kecil akan kian memburuk.” —Stanley JA Prasetyo (mantan Ketua Dewan Pers)
    Penulis: Rudy Badil, dkk
    Editor: Yoseph
    Kategori: Nonfiksi, Biografi
    Terbit: 4 Januari 2016
    Harga: Rp105.000
    Tebal: 544 halaman
    Ukuran: 150 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024241346
    ID KPG: 591601242
    Bahasa: Indonesia
    Usia: 15+
    Penerbit: KPG