Tag: Sejarah

  • Seri Tempo: Antropologi Kuliner Nusantara

    Seri Tempo: Antropologi Kuliner Nusantara

    Banyak kisah di balik kekayaan kuliner Nusantara. Dominannya rasa, bumbu, dan bahan makanan tertentu di suat u daerah bisa dikaitkan dengan banyak hal: dari budaya, agama, politik, perdagangan, hingga riwayat penaklukan di masa silam. Tempo menelusuri “peradaban rasa” itu dari tumpukan manuskrip kuno hingga ke jantung belantara di pulau-pulau yang jauh. Semua tersuguh untuk Anda.

    Penulis: Redaksi Tempo
    Ilustrasi/Foto
    Sampul: Ijar Karim & Kendra Paramita
    Penata Letak
    Sampul: Teguh Tri Erdyan
    Penata Letak Isi: Boy Bayu Anggara
    Kategori: Nonfiksi, Sejarah, Kuliner
    Terbit: Juli 2015
    Harga: Rp. 49.500
    Tebal: 148 halaman
    Ukuran: 170 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9789799108913
    ID KPG: 591501005
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Seri Tempo: Jalan Pos Daendels

    Seri Tempo: Jalan Pos Daendels

    Membentang dari Anyer, Jawa Barat sampai Panarukan, Jawa Timur, Jalan Raya Pos dibangun hanya dalam setahun, 1808-1809. Kala itu, Herman William Daendels menjabat Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Marsekal Herman Willem Daendels datang ke Batavia pada 1808. Dia berwatak keras, tak hormat kepada raja-raja Yogyakarta dan Surakarta, apalagi bupati-bupati dan residen-residen. Lewat perintah dan tangan besi Daendels, pembangunan jalan itu dilaksanakan sebagai jalur mobilisasi pasukan dari Buitenzorg (Bogor) ke sepanjang Nusa Jawa. Di balik kemegahan Jalan Pos sepanjang 1.000 kilometer itu, tersimpan cerita-cerita muram, kisah kekerasan dan kebrutalan. Buku ini mengisahkan liputan Tempo menyusuri ruas-ruas Jalan Raya Pos. Ada kawasan tempat perkuburan pekerja rodi di zaman Daendels, yang juga makam jenazah korban penembakan misterius Orde Baru. Terdapat pula kelenteng-kelenteng yang setiap Cap Go Meh menggelar arak-arakan melewati Jalan Pos Daendels. Tak hanya itu, tersaji kisah pencarian awal stasium pos Daendels di Serang, Banten, serta lokalisasi di sepanjang Pantai Utara Jawa.

    Penulis: Redaksi TEMPO
    Editor: Galang Aji Putro
    Perancang
    Sampul: Landi A. Handwiko
    Tataletak Isi: Dadang Kusmana
    Kategori: Nonfiksi, Sejarah
    Terbit: 2 Oktober 2017
    Harga: Rp60.000
    Tebal: 136 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024246839
    ID KPG: 591701408
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Seri Tempo: Sjam, Lelaki dengan Lima Alias

    Seri Tempo: Sjam, Lelaki dengan Lima Alias

    Dua tahun setelah aksi berdarah Gerakan 30 September, Sjam Kamaruzaman baru muncul di depan publik. Ketika itu, Juli 1967, ia menjadi saksi dalam pengadilan Sudisman, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Indonesia. Sebelumnya ia hanya bayang dalam halimun: keberadaannya setengah dipercaya, setengah tidak. Biro Chusus, badan rahasia PKI yang dipimpinnya, semula diduga hanya khayalan tentara untuk memudahkan Soeharto memusnahkan partai komunis itu. Namun Sjam membenarkan semua tudingan. Ia mengaku memimpin Biro Chusus dan merencanakan aksi rahasia G30S. Sebagai orang yang bertugas memengaruhi anggota tentara agar mendukung PKI, ia punya akses ke kalangan militer. Seorang putranya mengenang bagaimana di penjara Sjam menempati sel yang besar serta diizinkan memiliki uang satu tas penuh untuk memenuhi segala kebutuhan. Siapakah Sjam, lelaki dengan lima nama alias itu? Adakah ia agen ganda atau sekadar pengikut Ketua PKI D.N. Aidit yang setia? Kisah tentang Sjam Kamaruzaman adalah satu cerita tentang orang kiri Indonesia yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo pada 2007-2010. Menyingkap yang belum terungkap, buku ini mengetengahkan pemikiran, ketakutan, kekecewaan, pengkhianatan, juga kisah cinta, dan perselingkuhan sejumlah tokoh komunis Indonesia.

    Penulis: Redaksi TEMPO
    Editor: Arif Zulkifli, Bagja Hidayat, Redaksi KPG
    Perancang
    Sampul: Muhammad Rumi
    Penataletak
    Sampul: Wendie Artswenda
    Penataletak isi: Dadang Kusuma
    Kategori: Nonfiksi, Sejarah
    Terbit: 6 Februari 2013
    Harga: Rp50.000
    Tebal: 116 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 13: 9789799102812
    ID KPG: 92904100375
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG E-book
    Gramedia Digital Buku Terkait

  • Seri  Tempo: Njoto, Peniup Saksofon di Tengah Prahara

    Seri Tempo: Njoto, Peniup Saksofon di Tengah Prahara

    Ia berbeda dari orang komunis pada umumnya. Ia necis serta piawai bermain biola dan saksofon. Ia menikmati musik simfoni, menonton teater, dan menulis puisi yang tak melulu “pro-rakyat”. Ia menghapus The Old Man and the Sea, film yang diangkat dari novel Ernest Hemingway dari daftar film Barat yang diharamkan Partai Komunis Indonesia. Ia menghayati Marxisme dan Leninisme, tapi tak menganggap yang “kapitalis” harus selalu dimusuhi. Njoto adalah sisi lain dari sejarah Gerakan 30 September 1965. Kecuali buku-buku Orde Baru yang menyebut semua anggota PKI terlibat G30S, kebanyakan sejarawan tak menemukan keterlibatan Njoto dalam aksi revolusioner itu. Menjelang prahara 1965 ia tak lagi berada di lingkaran dalam Ketua PKI D.N. Aidit: ia disingkirkan akibat terlalu dekat dengan Sukarno. Keretakan Njoto dengan Aidit dipercaya juga disebabkan oleh perselingkuhan Njoto dengan Rita, seorang perempuan Rusia yang disebut-sebut intel KGB. Kisah tentang Njoto adalah satu cerita tentang “orang kiri Indonesia” yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo pada 2007-2010. Menyingkap yang belum terungkap, buku ini mengetengahkan pemikiran, ketakutan, kekecewaan, pengkhianatan, juga kisah cinta dan perselingkuhan sejumlah tokoh komunis Indonesia.

    Penulis: Redaksi TEMPO
    Perancang
    Sampul: Kendra H. Paramita
    Penataletak
    Sampul: & isi: Wendie Artswenda
    Editor: Arif Zulkifli, Bagja Hidayat, Redaksi KPG
    Kategori: Nonfiksi, Sejarah
    Terbit: Oktober 2010
    Harga: Rp50.000
    Tebal: 130 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 13: 9789799102805
    ID KPG: 92904100374
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG E-book
    Gramedia Digital Buku Terkait

  • Seri Tempo: Aidit, Dua Wajah Dipa Nusantara

    Seri Tempo: Aidit, Dua Wajah Dipa Nusantara

    Bertahun-tahun orang mengenalnya sebagai “si jahat”. Lelaki gugup berwajah dingin dengan bibir yang selalu berlumur asap rokok. Dialah Dipa Nusantara Aidit yang dikenal melalui film Pengkhianatan G-30-S/PKI. Di layar perak kita ngeri membayangkan sosoknya: lelaki penuh muslihat, dengan bibir bergetar memerintahkan pembunuhan massal 1965. Siapakah Aidit? Memimpin PKI pada

    Usia: 31, ia hanya perlu setahun untuk melambungkan partai itu dalam
    Kategori: empat partai besar di Indonesia pada Pemilu 1955. PKI mengklaim memiliki 3,5 juta pendukung dan menjadi partai komunis terbesar di dunia setelah partai Komunis di Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina. Aidit memimpikan Indonesia tanpa kelas, tapi ia terempas dalam prahara 1965. Setelah itu, seperti juga Peristiwa G30S, ia jadi mitos. Ia dibenci namun diam-diam dipelajari kembali. Kisah tentang D.N. Aidit adalah satu cerita tentang “orang kiri Indonesia” yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo pada 2007-2010. Menyingkap yang belum terungkap, buku ini mengetengahkan pemikiran, ketakutan, kekecewaan, pengkhianatan, juga kisah cinta, dan perselingkuhan sejumlah tokoh komunis Indonesia.
    Penulis: Redaksi TEMPO
    Perancang
    Sampul: Muhammad Rumi Adiyan
    Penataletak
    Sampul: Wendie Artswenda
    Penataletak isi: Dadang Kusuma
    Editor: Arif Zulkifli, Bagja Hidayat, Redaksi KPG
    Kategori: Nonfiksi, Sejarah
    Terbit: Oktober 2010
    Harga: Rp50.000
    Tebal: 164 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 13: 9789799102799
    ID KPG: 92904100373
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG E-book
    Gramedia Digital Buku Terkait

  • Seri Tempo: Musso, Si Merah di Simpang Republik

    Seri Tempo: Musso, Si Merah di Simpang Republik

    Banyak orang mengenalnya sebagai tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam pemberontakan 1926 dan 1948. Yang pertama aksi PKI menentang pemerintah kolonial Belanda.Yang terakhir gerakan PKI di Madiun, Jawa Timur, melawan pemerintah pusat. Dialah Musso, anak Kediri yang ketika kecil dikenal rajin mengaji. Mendapat pendidikan politik ketika indekos di rumah H.O.S. Tjokroaminoto, sepak terjangnya di masa-masa awal kemerdekaan tidak bisa diremehkan. Peran politik Musso bisa disejajarkan dengan peran Sukarno, Hatta, Sjahrir, dan Tan Malaka. Ia bermimpi tentang negeri yang adil, setara, dan merdeka seratus persen. Namun, ia memilih jalan radikal—bersimpang jalan dengan kalangan non-komunis, bahkan juga kalangan kiri yang tak segaris—hingga akhirnya lumat dalam gerakan yang masih berupa benih. Kisah tentang Musso adalah satu cerita tentang “orang kiri Indonesia” yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo pada 2007-2010. Menyingkap yang belum terungkap, buku ini mengetengahkan pemikiran, ketakutan, kekecewaan, pengkhianatan, juga kisah cinta dan perselingkuhan sejumlah tokoh komunis Indonesia.

    Penulis: Redaksi TEMPO
    Perancang
    Sampul: Kendra H. Paramita
    Penataletak
    Sampul: Wendie Artswenda
    Penateletak isi: Dadang Kusuma
    Editor: Wahyu Dhyatmika, Redaksi KPG
    Kategori: Nonfiksi, Sejarah
    Terbit: Januari 2011
    Harga: Rp50.000
    Tebal: 168 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 13: 9789799103062
    ID KPG: 901110400
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG E-book
    Gramedia Digital Buku Terkait

  • Sapiens Grafis: Kelahiran Umat Manusia

    Sapiens Grafis: Kelahiran Umat Manusia

    Adaptasi grafis salah satu buku sejarah populer paling berpengaruh di dunia, Sapiens. Bagaimana cara Homo sapiens berkembang menjadi penguasa planet Bumi, mampu melakukan berbagai hal luar biasa seperti membelah atom, terbang ke Bulan, dan merekayasa genetika kehidupan? Untuk mengetahuinya, kita harus melihat gambaran besar: keseluruhan sejarah spesies manusia. Ahli sejarah Yuval Noah Harari bercerita mengenai kelahiran dan evolusi umat manusia, menjelajahi bagaimana biologi dan sejarah membentuk kita dan mempertinggi pemahaman kita mengenai apa artinya menjadi “manusia”. Adaptasi grafis ini menyajikan kembali dan memperluas isi edisi asli Sapiens, dalam format komik yang menarik, kocak, dan enak disimak.

    Penulis: Yuval Noah Harari, David Vandermeulen
    Ilustrator/komikus: Daniel Casanave
    Editor: Andya Primanda
    Kategori: Nonfiksi, Sejarah, Komik
    Terbit: 7 April 2021
    Harga: Rp145.000
    Tebal: 248 halaman
    Ukuran: 170 mm × 240 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024815653
    ID KPG: 592101898
    Bahasa: Indonesia
    Usia: 17+
    Penerbit: KPG

  • Pengaruh Musik Indonesia pada Musik Prancis Abad ke-20

    Pengaruh Musik Indonesia pada Musik Prancis Abad ke-20

    PAMERAN DUNIA tahun 1889 di Paris merupakan pertemuan pertama orang Eropa dengan musik Jawa. Ketakjuban mereka akan Dunia Timur telah ada sejak lama dan pameran besar, yang berulang-ulang diadakan sepanjang abad ke-19, menonjolkan minat menggebu itu. Orang banyak akhirnya dapat melihat, mendengar, merasakan, menyentuh Dunia Timur yang selama ini seolah-olah mitos saja. Sudah menjadi pendapat yang diterima secara umum bahwa Debussy sangat dipengaruhi oleh musik Jawa yang didengarnya dalam pameran tahun 1889 itu. Untuk memahami bagaimana Debussy dapat merasakan musik Jawa dalam Pameran Dunia tahun 1889, kami akan membahas sejumlah reaksi penonton yang akan membantu mengenali mentalitas orang pada ujung abad ke-19. Kemudian kami akan memeriksa karyanya untuk memperlihatkan berbagai aspek yang menurut kami berkaitan dengan musik Jawa. Analisis itu akan menunjukkan pengaruh yang tak terbantah dari gamelan pada caranya mengartikan fenomena musik. Debussy membuka celah, dan banyak musisi Prancis akan ikut menyusup melalui celah tersebut. Seperti pendahulunya, lambat laun generasi musisi mendatang akan menemukan dan memanfaatkan keindahan musik Jawa, Bali, serta berbagai musik Indonesia lainnya.

    Penulis: Patrick Revol
    Penerjemah: Rahayu Surtiati Hidayat & Katarina Mellyna
    Editor: Tamu: Sarah Anaïs Andrieu & Ariani
    Penataletak: Diah Novitasari
    Perancang
    Sampul: Teguh Tri Erdyan
    Kategori: Nonfiksi, Sejarah
    Terbit: 17 Maret 2021
    Harga: Rp 65.000
    Tebal: 390 halaman
    Ukuran: 160 mm x 240 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024815400
    ID KPG: 592101886
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Seri Tempo: Kartosoewirjo, Mimpi Negara Islam

    Seri Tempo: Kartosoewirjo, Mimpi Negara Islam

    Berasal dari keluarga abangan, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo menjadi pemimpin pemberontakan Darul Islam. Berbekal pengetahuan agama Islam yang digalinya secara otodidak, Kartosoewirjo memberontak demi cita-cita negara Islam. Toh, pemberontakannya telah ikut mewarnai sejarah pembentukan Republik yang masih berusia muda. Hampir lima puluh tahun setelah kematiannya, pemikiran dan cita-cita mendirikan negara Islam masih bergelora di kalangan sebagian umat Islam negeri ini dan masih terus mengilhami berbagai kelompok di negeri ini yang ingin menegakkan sebuah negara Islam—baik dengan jalan damai maupun kekerasan. Pengusung cita-cita negara Islam itu boleh saja terpecah-belah karena alasan ideologi atau kepentingan pribadi pemimpinnya. Ada yang memilih mengembangkan pendidikan, berjuang dengan program advokasi, ada pula yang tetap menghalalkan jalan kekerasan. Kelompok lain diyakini menjadi cikal bakal Jamaah Islamiyah. Namun semuanya tetap mengaku penerus cita-cita Kartosoewirjo. Kisah tentang Kartosoewirjo adalah satu cerita tentang “Tokoh Islam di Awal Kemerdekaan”, yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo pada 2003-2010. Serial ini menampilkan wajah Islam Indonesia yang beragam: dari dulu hingga kini selalu ada orang yang mengedepankan jalan moderat dan demokratis, tapi ada pula—karena kekecewaan—menyokong radikalisme dan kekerasan.

    Penulis: Redaksi Tempo
    Kategori: Nonfiksi, Humaniora, Politik
    Terbit: 21 Oktober 2016
    Harga: Rp60.000 (Seri Buku Saku: Rp45.000)
    Tebal: 158 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024242121
    ID KPG: 591601277
    Usia: 13+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Islam, Otoritarianisme, dan Ketertinggalan

    Islam, Otoritarianisme, dan Ketertinggalan

    Mengapa negara mayoritas Muslim menunjukkan tingkat otori­tarianisme yang tinggi dan tingkat pembangunan sosioekonomi yang rendah dibandingkan dengan rata-rata dunia? Ahmet T. Kuru mengkritik penjelasan-penjelasan yang menunjuk agama Islam sebagai penyebab perbedaan itu, karena dalam bidang filsafat dan sosioekonomi, dunia Muslim sempat lebih maju daripada Eropa Barat antara abad ke-9 dan ke-12 Masehi. Kolonialisme Barat juga bukan penyebabnya: dunia Muslim sudah menderita masalah politik dan sosioekonomi ketika kolonisasi bermula. Kuru menunjukkan bahwa dunia Muslim sudah memiliki pemikir-pemikir dan pedagang-pedagang berpengaruh pada awal sejarahnya, ketika ortodoksi agama dan kekuasaan militer masih marak di Eropa. Namun, pada abad ke-11, persekutuan antara ulama ortodoks Islam dan negara-negara militer mulai bermunculan. Persekutuan itu sedikit demi sedikit menghalangi kreativitas intelektual dan ekonomi dengan meminggirkan kelas intelektual dan borjuis di dunia Muslim. Studi penting ini menghubungkan penjelasan sejarah dengan politik masa kini dengan memperlihatkan bahwa sampai sekarang, aliansi ulama-negara tetap mempersulit kreativitas dan kompetisi di negara-negara Muslim.

    Penulis: Ahmet T. Kuru
    Editor: Andya Primanda
    Penerjemah: Febri Ady Prasetyo
    Kategori: Nonfiksi, Sejarah
    Terbit: 30 Desember 2020
    Harga: Rp 120.000
    Tebal: 516 halaman
    Ukuran: 140 mm x 210 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024815172
    ID KPG: 592001870
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG