Tag: SeriEFEO

  • Bhinneka

    Bhinneka

    Kenapa Bhinneka? Karena buku ini merupakan persembahan kepada kebhinnekaan kebudayaan Indonesia di bidang agama (dalam hal ini agama Islam dan Konghucu), sastra (di sini empat karangan tentang sastra Indonesia lama, dunia hikayat, dan teks sejarah), serta

    Bahasa: (tata
    Bahasa: Indonesia yang baik dan benar, di samping beberapa jenis kode kacau dan gokil milik anak-anak muda). Kebhinnekaan bukan saja pembahasan berbagai bidang berbeda, melainkan juga berada di tengah setiap bidang itu bila norma dan ortodoksi bersanding dengan perilaku yang menyimpang atau marginal. Ziarah makam menimbulkan berbagai pertentangan, seperti juga
    Bahasa: sandi bentrok dengan usaha pembakuan
    Bahasa: . Pertentangan jenis itu menimbulkan macam-macam perdebatan dan perselisihan, kaum baku dan ortodoks merasa terancam oleh setiap langkah menyimpang dari norma standar, tetapi bangsa Indonesia tunggal ika selalu.
    Penulis: Henri Chambert-Loir
    Editor: Ade Pristie Wisandhani
    Perancang
    Sampul: Ellen Halim
    Penataletak Isi: Diah Novitasari
    Kategori: Nonfiksi, Sosial
    Terbit: 31 Januari 2024
    Harga: Rp90.000
    Tebal: 417 halaman
    Ukuran: 160 mm x 240 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786231341532
    ISBN: Digital: 9786231341549
    ID KPG: 592402242
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG bersama EFEO (École française d’Extrême-Orient)

  • Surat-Menyurat Louis Charles Damais-Claire Holt 1945–1947

    Surat-Menyurat Louis Charles Damais-Claire Holt 1945–1947

    Louis-Charles Damais dan Claire Holt adalah dua pengamat Indonesia yang riwayat hidupnya istimewa. L.C. Damais seorang Prancis (1911–1966) yang dianugerahi kecerdasan intelektual yang menakjubkan. Di samping keahliannya di bidang ilmu prasasti, filologi, dan sejarah, ia menguasai belasan

    Bahasa: asing, menerjemahkan sejumlah karya sastra Indonesia, dan menyukai gamelan serta wayang sampai menjadi serba tahu tentang kedua seni tersebut. Sebagai wakil pertama École française d’Extrême-Orient (EFEO-Lembaga Prancis untuk Kajian Asia) di Indonesia, ia tinggal di Jakarta selama 28 tahun, menikah dengan seorang putri Surakarta, Soejatoen Arief Poespokoesoemo, dan dikaruniai tiga anak. Claire Holt seorang Amerika asal Latvia (1901–1970) yang giat di berbagai bidang (kewartawanan, seni patung, dan seni tari) sebelum mengunjungi Indonesia untuk pertama kali. Selanjutnya ia ikut mengumpulkan dokumentasi tentang seni dan antropologi Indonesia bersama Rolf de Maré dan Margaret Mead, lalu menjadi peneliti di Cornell University. Ia mahir menarikan tari Jawa klasik yang dipelajarinya di Keraton Yogyakarta dan sering memberikan ceramah-demonstrasi di seluruh dunia. Karyanya yang paling terkenal dan masih menjadi rujukan berjudul Art in Indonesia: Continuities and Change (1967). Surat-menyurat tahun 1945–1947 antara kedua pakar ini merupakan sumber yang tak ternilai kekayaannya tentang Revolusi Indonesia dan pergolakan di dunia pada saat yang amat genting itu, sekaligus sebuah analisis tajam tentang proses dekolonialisasi di Asia Tenggara. —— Louis-Charles Damais and Claire Holt were two observers of Indonesia with unusual biographies. L.C. Damais was a Frenchman (1911–1966) who was endowed with an astonishing intellect. In addition to his expertise in inscriptions, philology and history, he mastered dozens of foreign languages, translated a number of Indonesian literary works, and loved gamelan and wayang to the point that he became a great connoisseur of both arts. As the first representative of the École française d’Extrême-Orient (EFEOFrench School for Asian Studies) in Indonesia, he lived in Jakarta for 28 years, was married to a woman from Surakarta, Soejatoen Arief Poespokoesoemo, with whom he had three children. Claire Holt was an American from Latvia (1901–1970) who was active in various fields (journalism, sculpture and dance) before visiting Indonesia for the first time. Subsequently, she took part in collecting documentation on Indonesian art and anthropology with Rolf de Maré and Margaret Mead, before becoming a researcher at Cornell University. She was skilled at performing classical Javanese dance which she learned at the Yogyakarta palace and often gave demonstration lectures around the world. Her most famous work, which is still a reference, is entitled Art in Indonesia: Continuities and Change (1967). The 1945–1947 correspondence between the two experts is an invaluable source on the Indonesian Revolution and the global upheaval at that critical juncture, as well as a sharp analysis of the process of decolonization in Southeast Asia.
    Penulis: Louis-Charles Damais dan Claire Holt
    Suntingan & Pendahuluan: Jean-Pascal Elbaz
    Penerjemah: Feybe Mokoginta-Sroka
    Editor: Alpha Hambally
    Penataletak: Diah Novitasari
    Perancang
    Sampul: Nabil Saddouri
    Kategori: Nonfiksi, Sejarah, Sosial
    Terbit: 6 Desember 2023
    Harga: Rp118.000
    Tebal: 399 halaman
    Ukuran: 160 mm x 240 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024819811
    ISBN: Digital: 9786024819828
    ID KPG: 592302220
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia & Inggris
    Penerbit: KPG bersama EFEO

  • Si Pamutung: Sebuah Pemukiman Kuno di Pedalaman Sumatera Utara

    Si Pamutung: Sebuah Pemukiman Kuno di Pedalaman Sumatera Utara

    SEJAK satu setengah abad lalu, kompleks arkeologis Padang Lawas di Provinsi Sumatra Utara telah dikaitkan dengan sejumlah peninggalan Hindu-Buddha. Meski terisolasi di pedalaman—hingga sekarang—peninggalan-peninggalan arkeologisnya merupakan yang terbesar di paruh utara Sumatra. Buku ini memberi sumbangan pengetahuan terbaru mengenai sejarah kuno Padang Lawas—dengan fokus Si Pamutung—berdasarkan hasil penelitian arkeologis PrancisIndonesia pada 2006 hingga 2010 oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Indonesia bersama École française d’Extrême-Orient (Pusat Penelitian Prancis untuk Timur Jauh). Dengan luas sekitar 80 hektare, situs Si Pamutung terletak di muara Sungai Barumun dan Batang Pane. Boleh dikatakan, penelitian bersama Prancis-Indonesia itu merupakan studi arkeologis sistematis pertama tentang sebuah situs permukiman kuno di pedalaman Pulau Sumatra. Terdapat tiga kelompok kajian utama dalam buku ini. Pertama, unsur-unsur yang terlihat langsung, seperti lingkungan alamiah dan peninggalan Hindu-Buddha dari batu bata dan batu. Kedua, hasil-hasil survei dan penggalian berupa survei GPR (Ground Penetrating Radar); studi tentang struktur, fitur, dan stratigrafi dengan laporan terperinci hasil ekskavasi di 28 sektor dengan luas lebih dari 1.000 m²; studi atas sekitar 13.000 pecahan keramik Cina yang zamannya kemudian ditentukan dengan cukup terperinci sehingga dapat menggambarkan perkembangan permukiman di Si Pamutung. Ketiga, katalog lengkap berbagai jenis artefak yang ditemukan. Lebih dari seribu temuan digambarkan, termasuk tembikar, keramik Cina, kaca, logam, perkakas dari batu, dan sisa fauna. Katalog ini juga dilengkapi dengan analisis laboratorium atas sampel tembikar dan sampel kaca. Tak dapat disangkal, buku ini membawa sejumlah perspektif baru tentang situs Si Pamutung yang berciri proto-urban di utara Pulau Sumatra antara pertengahan abad ke-9 hingga abad ke-13 Masehi. Penerjemah: Daniel Perret Penyelaras

    Bahasa: Heddy Surachman
    Editor: Ade Pristie Wisandhani & Alpha Hambally
    Penataletak: Diah Novitasari
    Kerja Sama: Ecole Francaise d'Extreme-Orient & Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
    Perancang
    Sampul: Wendie Artswenda
    Foto
    Sampul: Penggalian di halaman candi utama Si Pamutung, 2008 (Daniel Perret)
    Kategori: Nonfiksi, Arkeologi
    Terbit: 18 Januari 2023
    Harga: Rp165.000
    Tebal: 517 Halaman
    Ukuran: 180 mm x 275 mm
    Sampul: Hardcover
    ISBN: 9786024819507
    ISBN: Digital: 9786024819514
    ID KPG: 592202096
    Usia: 18+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG, EFEO, dan BRIN

  • Petualangan Unjung dan Mbui Kuvong

    Petualangan Unjung dan Mbui Kuvong

    SEMBILAN kisah yang menjadi bagian dari buku Petualangan Unjung dan Mbui Kuvong, memberikan suatu ringkasan tentang kekayaan sastra lisan suku Punan Tuvu’ dari Kalimantan Utara. Seringkali penuh dengan kiasan, kisah-kisah yang disebut mbui ini tergolong dongeng, legenda, dan mitos, yang dimiliki suku Punan Tuvu’ dan diwariskan dari generasi ke generasi sejak dahulu kala. Mbui membicarakan tokoh-tokoh atau tempat-tempat yang merupakan bagian dari kebudayaan Punan. Dengan adanya keprihatinan bahwa

    Bahasa: Punan Tuvu’, sebagaimana terjadi di tempat lain di Indonesia dan didunia, akan punah berikut semua pengetahuan, nilai, kearifan lokal yang dikandungnya, maka buku ini merupakan usaha untuk mengumpulkan, merekam, dan menulis kembali cerita-cerita tersebut sebagai usaha dokumentasi
    Bahasa: dan budaya. Dongeng dan mitos Punan menceritakan kepada kita tentang sebuah masa ketika manusia, tumbuhan, dan hewan hidup erat berdekatan satu dengan yang lain, suatu masa yang tidak terlalu lampau ketika suku Punan yang masih mengembara mendiami hutan lebat di bagian hulu sungai di Kalimantan sebelum kemudian tinggal di tepi sungai besar. Kisah-kisah itu menggambarkan dan terinspirasi dari kehidupan sehari-hari yang mulai ditinggalkan sedikit demi sedikit oleh para keluarga Punan dari Sungai Tubu dan Malinau, karena mereka mulai menetap, kemudian hidup lebih ke bagian hilir dan menjauhi hutan serta isinya. Kisah-kisah itu juga mengingatkan akan masa lampau yang saat ini diidamkan oleh mereka yang pernah mengenalnya. Masa lampau yang aturannya ditaati, dan juga tempat para anggota kelompok bertemu di malam hari untuk berbagi kisah petualangan mereka dan petualangan para leluhur mereka. Buku ini ditujukan terutama kepada generasi muda Punan, yang secara tradisional merupakan tujuan kisah-kisah tersebut, dan juga kepada mereka yang lebih tua yang mungkin mencoba mencari tahu kembali dengan membaca kisah itu dan dengan membandingkannya dengan versi terjemahannya dalam
    Bahasa: Indonesia. Dikumpulkan dan disunting oleh: Nicolas Cesard, Antonio Guerreiro, dan Antonia Soriente
    Perancang
    Sampul: Ade Pristie Wahyo
    Penataletak: Diah Novitasari
    Kategori: Nonfiksi, Sastra
    Terbit: Desember 2015
    Harga: Rp
    Tebal: 382 halaman
    Ukuran: 160 mm x 240 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9789799109767, (Prancis: 9782855391977)
    ID KPG: 591501089
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Melacak Sejarah Kuno Indonesia Lewat Prasasti

    Melacak Sejarah Kuno Indonesia Lewat Prasasti

    Profesor Boechari (1927–1991) ialah seorang pakar epigrafi dan sejarah kuno Indonesia yang sampai saat ini sulit dicari bandingannya. Karya-karya beliau banyak membuka tabir kegelapan sejarah Indonesia yang tidak bisa dijelaskan oleh para ahli sebelumnya. Karya-karya Prof. Boechari, baik mengenai epigrafi maupun sejarah kuno Indonesia, tersebar di berbagai

    Penerbit: an ilmiah di dalam maupun di luar negeri yang sudah sulit ditemukan. Buku ini merupakan kumpulan artikel maupun alih aksara prasasti yang diwariskan beliau untuk generasi penerusnya. Diharapkan agar akademisi, mahasiswa, dan masyarakat luas dapat membaca dan menambah pengetahuan mengenai sejarah kuno Indonesia yang disusun berdasarkan sumber prasasti, serta memanfaatkannya untuk mengerti permasalahan bangsa dan negara masa kini melalui pemahaman masa lalu.
    Penulis: Boechari
    Editor: Christina M. Udiani
    Kategori: Nonfiksi, Sejarah
    Terbit: 7 Januari 2019
    Harga: Rp 125.000
    Tebal: 676 halaman
    Ukuran: 240 mm x 16 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024246853
    ID KPG: 591801594
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Seri EFEO – Kebalian: Konstruksi Dialogis Identitas Bali

    Seri EFEO – Kebalian: Konstruksi Dialogis Identitas Bali

    BUKU INI menelusuri kembali konstruksi dialogis dari apa yang oleh para intelektual Bali disebut sebagai “kebalian”, yang mereka anggap sebagai pohon, yang akarnya adalah agama, batangnya adalah adat, dan budaya sebagai buahnya. Gerakan perenungan identitas ini berawal dari penaklukan Pulau Bali dan integrasinya ke dalam pemerintah kolonial Hindia Belanda pada awal abad XX. Gerakan ini hidup kembali setelah kemerdekaan Indonesia, ketika orang Bali harus berjuang keras agar agama mereka diakui oleh negara. Dengan begitu, para reformis Bali berhasil mendefinisikan identitas etnis mereka dalam kaitannya dengan agama Hindu, meskipun mereka harus merelakan agama mereka dirampas agar agama itu dapat diakui. Hinduisasi praktik-praktik keagamaan mereka ini telah menyulut konflik yang berulang antara orang Bali yang ingin melestarikan kekhasan tradisi leluhur mereka dan orang Bali yang berhasrat mereformasi tradisi leluhur ini, menyesuaikan dengan gagasan mereka tentang hinduisme. Jadi, pertanyaannya bukanlah menentukan apakah orang Bali beragama Hindu, jika dahulunya beragama Hindu, bahkan bukan pula jika mereka sedang menjadi Hindu. Tujuan penelitian ini adalah, pertama, untuk menjelaskan sejumlah alasan mengapa orang Bali menjadikan agama Hindu sebagai penanda diakritik “kebalian” mereka dan, kedua, untuk menguraikan berbagai pembentukan ulang identitas yang dihasilkan.

    Penulis: Michael Picard
    Penerjemah: Feybe Mokoginta
    Kategori: Nonfiksi, Sejarah, Sosial
    Terbit: 10 Agustus 2020
    Harga: Rp 85.000
    Tebal: 398 halaman
    Ukuran: 160 mm x 240 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024814250
    ID KPG: 592001811
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Seri EFEO – Loyalis Dinasti Ming di Asia Tenggara

    Seri EFEO – Loyalis Dinasti Ming di Asia Tenggara

    Setelah Dinasti Ming tumbang pada tahun 1644, diganti Dinasti Qing, banyak loyalis Dinasti Ming melarikan diri ke berbagai kota pelabuhan di Asia Tenggara, terutama yang ada di kepulauan Nusantara dan Vietnam. Mereka menetap dan mengambil peran dalam masyarakat setempat, antara lain di bidang politik, perniagaan, pertanian, dan urbanisasi. Dengan memanfaatkan berbagai sumber Eropa dan Asia, dari prasasti dan silsilah sampai kisah perjalanan dan karya biografis, buku ini menawarkan gambaran sejarah tentang kiprah para loyalis Ming di Asia Tenggara. Sejumlah tokoh di antara mereka masih terkenang sampai akhir-akhir ini di Asia Tenggara seperti juga di Eropa, sehingga diangkat dalam sejarah lokal dan dibanggakan dalam novel-novel sejarah.

    Penulis: Claudie Salmon
    Penerjemah: Jafar Suryomenggolo
    Editor: Yerry Wirawan
    Kategori: Nonfiksi, Sejarah
    Terbit: 10 Agustus 2020
    Harga: Rp 110.000
    Tebal: 170 halaman
    Ukuran: 160 mm x 240 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024814281
    ID KPG: 592001810
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG