Tag: SeriPemikiran

  • John Locke dan Akar Pemikiran Kekayaan Intelektual

    John Locke dan Akar Pemikiran Kekayaan Intelektual

    Apabila kita mencermati sistem perlindungan HKI yang berkembang saat ini, perlindungan HKI justru tidak lagi sepenuhnya diberikan kepada sang pekerja (labor) yang melakukan kerja mencipta dan menemukan (to invent). Perlindungan HKI saat ini lebih banyak diberikan kepada pemilik modal yang melakukan investasi untuk memanfaatkan HKI. Dalam konteks inilah, upaya Haryanto mengungkapkan “sesat pikir” para

    Penulis: HKI, yang menggunakan gagasan Locke secara sepotong-sepotong, menjadi sangat relevan. Dalam konteks ke-Indonesiaan, perlindungan HKI yang menempatkan owner pada posisi yang dominan justru lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya bagi pencipta itu sendiri dan bagi masyarakat pada umumnya. Buku ini akan menjadi referensi yang sangat baik bagi mereka yang ingin memahami HKI dari sudut pandang filsafat, yang tidak ingin terjebak hanya dalam batas norma perundang-undangan yang jelas tidak steril dari “kepentingan” yang sangat mewarnai proses pembentukannya (legal drafting). Referensi yang baik bagi para pengajar HKI di kampus-kampus agar terhindar dari doktrin positivisme atau legalisme sempit, yang berpotensi menyesatkan mahasiswa dalam memahami gagasan yang sejati sistem perlindungan HKI itu sendiri. —Agus Sardjono. Guru Besar Hukum Ekonomi & Hukum Kekayaan Intelektual, Universitas Indonesia.
    Penulis: Ignatius Haryanto
    Editor: Christina M. Udiani
    Kategori: Nonfiksi, Filsafat
    Terbit: 25 Agustus 2021
    Harga: Rp 100.000
    Tebal: 236 halaman
    Ukuran: 135 mm x 200 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024816087
    ISBN: Digital: 9786024816094
    ID KPG: 592101931
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Seri Pemikiran: Kierkegaard dan Pergulatan Menjadi Diri Sendiri

    Seri Pemikiran: Kierkegaard dan Pergulatan Menjadi Diri Sendiri

    “Yang sungguh-sungguh tidak saya miliki adalah kejelasan… apa yang harus saya lakukan, dan bukan apa yang harus saya ketahui, kecuali sejauh pemahaman tertentu harus mendahului setiap tindakan. …masalahnya adalah mencari kebenaran sejati untuk situasi saya, mencari gagasan yang menentukan hidup mati saya….” Demikianlah sepenggal pemikiran dan perasaan Søren Aabye Kierkegaard, yang sering dipandang sebagai filsuf eksistensialis pertama, dalam catatan hariannya. Tekanan filsafatnya pada eksistensi manusia dan kritiknya terhadap kepalsuan, ketidakotentikan hidup, dan publik yang abstrak, bukan saja menjadi sumber inspirasi bagi filsuf-filsuf besar sesudahnya, termasuk Karl Jaspers dan Martin Heidegger, tetapi juga mengundang kita untuk lebih serius berpikir tentang eksistensi kita sebagai manusia. Buku ini mengangkat tema ‘Pergulatan Menjadi Diri Sendiri’, suatu tema yang cukup sentral dalam pandangan Kierkegaard dan relevan bagi setiap orang dalam segala zaman. Melalui buku ini

    Penulis: hendak menawarkan kepada kita refleksi kehidupan manusia dan sekaligus undangan untuk menjadi diri sendiri melalui pengalaman dan pandangan hidup Kierkegaard.
    Penulis: Thomas Hidya Tjaya
    Editor: Christina M. Udiani
    Kategori: Nonfiksi, Humaniora, Filsafat
    Terbit: 9 September 2019
    Harga: Rp 50.000
    Tebal: 196 halaman
    Ukuran: 130 mm x 190 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024248505
    ID KPG: 591801512
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Seri Pemikiran: Heidegger dan Mistik Keseharian

    Seri Pemikiran: Heidegger dan Mistik Keseharian

    Heidegger memang pribadi yang kontroversial, tetapi kritikus dari berbagai aliran pemikiran sulit menyangkal betapa mendasarnya problem yang dipikirkannya. Metafisikus kondang ini merenungkan problem yang juga digumuli oleh agama-agama dunia sepanjang zaman: Mengapa segala sesuatu itu ada dan bukan tiada? Dari pertanyaan mendasar itu muncul pertanyaan-pertanyaan lain yang juga tidak kalah mendasarnya, seperti: Mengapa Manusia ada? Mengapa ia juga tiada? Apakah artinya ada manusia di dunia ini? Jika keberadaan manusia terbatas oleh waktu, lalu apakah sebenarnya waktu itu? Buku ini adalah pengantar pada pemikiran Heidegger yang tertuang dalam bukunya, Sein und Zeit. Semoga pengantar buku ini bukan hanya merangsang studi filsafat pada umumnya dan pemikiran Heidegger pada khususnya, melainkan juga membantu pembaca untuk lebih bersikap meditatif terhadap kehidupan. Dr. Fransisco Budi Hardiman, alumnus Hochschule fur Philosophie Munchen, Jerman. Sekarang mengajar filsafat di Universitas Pelita Harapan. Menulis belasan buku filsafat, antara lain yang terbaru: Seni Memahami (Kanisius, 2015) dan Demokrasi dan Sentimentalitas (Kanisius, 2018).

    Penulis: F. Budi Hardiman
    Editor: Christina M. Udiani
    Kategori: Nonfiksi, Humaniora, Filsafat
    Terbit: 17 Februari 2020
    Harga: Rp 65.000
    Tebal: 228 halaman
    Ukuran: 130 mm x 190 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024813437
    ID KPG: 592001757
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Seri Pemikiran: Emmanuel Levinas Enigma Wajah Orang Lain

    Seri Pemikiran: Emmanuel Levinas Enigma Wajah Orang Lain

    Mengapa manusia tega saling bantai demi ideologi dan ajaran tertentu? Di manakah rasa kemanusiannya? Apa yang dilihat oleh para algojo ini dalam diri para korbannya? Tidakkah mereka sadar bahwa yang mereka bantai juga manusia sama seperti mereka? Mengapa manusia lain dipandang begitu rendah dan dianggap “lain” )other) begitu saja? Apakah dasar keberanian (otherness) ini? Bagi Emmanuel Levinas, etika pertama-tama bukan menyangkut teori mengenai baik-buruknya tindakan tertentu; bukan juga apa yang boleh dan tidak boleh kita lakukan sebagai manusia. Etika merupakan relasi yang lahir dari pertemuan konkret dengan orang lain yang memiliki wajah. Sebagai jejak Yang-Tak-Terbatas (the Infinite), wajah orang lain tidak akan dapat dibunuh atau dihancurkan. Relasi etis terjadi ketika saya merasa terusik oleh kehadiran wajah orang lain yang menantang orientasi egoistik hidup saya atau mengusik kenyamanan dan kebebasan saya. Buku ini menawarkan cara memandang dan berinteraksi cara memandang dan berinteraksi dengan manusia lain yang berbeda dengan kebiasaan sehari-hari. Bukan gagasan atau pikiran kita mengenai orang lain itu yang menentukan, tetapi pertemuan sejati dengan orang lainlah yang patut kita alami.

    Penulis: Thomas Hidya Tjaya
    Editor: Christina M. Udiani
    Kategori: Nonfiksi, Humaniora, Filsafat
    Terbit: 9 September 2019
    Harga: Rp 60.000
    Tebal: 178 halaman
    Ukuran: 130 mm x 190 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024810719
    ID KPG: 591801591
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG