Tag: SeriTempo

  • Seri Tempo: Yap Thiam Hien, Sang Pendekar Keadilan

    Seri Tempo: Yap Thiam Hien, Sang Pendekar Keadilan

    Sesungguhnya dia punya pilihan gampang dan menyenangkan. Dengan gelar Meester in de Rechten dari Universitas Leiden, ia tak kurang suatu apapun tuk menjadi kaya raya dan sejahtera. Namun, Yap Thiam Hien memilih jalan lain. Misalnya: Ketika kantor pengacara lain mengenakan tarif Rp40 juta per klien, biaya yang dikutip Yap hanya Rp5-10 juta. Tak jarang ia menggratiskan jasa kepengacaraannya. Pembelaannya memburu kebenar an, bukan sekadar kemenangan. Apalagi hanya merapat kepada siapa yang berani bayar atau berkuasa. Maka, tukang kecap ia bela. Dalam sidang Soebandrio―bekas wakil perdana menteri yang sebenarnya musuh politik Yap dan didakwa terlibat kudeta 1965―ia tampil sebagai pembela. “Jika Saudara hendak menang perkara, jangan pilih saya sebagai pengacara Anda, karena kita pasti akan kalah. Tapi, jika Saudara cukup dan puas mengemukakan kebenaran Saudara, saya mau menjadi pembela Saudara.” Itu prinsip sang bahadur. Kisah Yap Thiam Hien merupakan jilid pertama seri “Penegak Hukum”, yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo, Juni 2013, untuk memperingati 100 tahun hari lahir Yap. Menyorot sepak terjang para pendekar hukum, serial ini ingin menunjukkan bahwa di tengah sengkarut zaman kita tak selalu kehilangan harapan.

    Penulis: Redaksi Tempo
    Editor: Galang
    Kategori: Nonfiksi, Biografi, Sejarah, Seri Tempo
    Terbit: 7 Mei 2018
    Harga: Rp60.000
    Tebal: 168 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024242206
    ID KPG: 591601279
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Seri Tempo: Sarwo Edhie dan Misteri 1965

    Seri Tempo: Sarwo Edhie dan Misteri 1965

    Rangkaian peristiwa sepanjang 1965-1966—pembubaran PKI dan pergantian presiden—melambungkan nama Sarwo Edhie Wibowo, sekaligus menjadi titik balik perjalanan hidupnya. Sebagai Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat, Sarwo Edhie berperan membumihanguskan Partai Komunis Indonesia pascatragedi 30 September 1965 Lantas karena dinilai terlalu keras menyudutkan barisan pendukung Sukarno, dia disingkirkan ke Medan, Sumatera Utara, kemudian Papua. Jabatan terakhirnya “hanya” Gubernur Akademi Militer di Magelang. Tapi, di semua pos itu, Sarwo Edhie tetap bersinar, lantang, keras, tanpa kompromi. Munculnya anak-anak dan menantunya di panggung po li tik nasional konon dianggap sebagai wujud mandat spiritual. Kisah tentang Sarwo Edhie adalah jilid perdana seri “Tokoh Militer” yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo November 2011. Serial ini mengupas, menguak, dan membongkar mitos dan berbagai sisi kehidupan para perwira militer yang dinilai mengubah sejarah.

    Penulis: Redaksi Tempo
    Editor: Galang
    Kategori: Seri Tempo, Nonfiksi, Biografi, Sejarah
    Terbit: 25 Juni 2012
    Harga: Rp 60.000
    Tebal: 128 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9789799104144
    ID KPG: 901120508
    Bahasa: Indonesia
    Usia: 15+
    Penerbit: KPG

  • Seri Tempo: Perempuan Penembus Batas

    Seri Tempo: Perempuan Penembus Batas

    Hidup berdekatan dengan laut sejak kecil di Maluku membuat Yosmina Tapilatu menggeluti riset mikrobiologi laut dalam. Ia berhasil menemukan bakteri-bakteri penghasil senyawa eksopolisakarida yang berguna untuk pengobatan dan rehabilitasi lingkungan. Sementara itu, karier bermusik Kartika Jahja selaras pencarian identitas dirinya dalam berbagai kegiatan sosial. Lewat video Tubuhku Otoritasku, ia mengampanyekan kesadaran tentang tubuh perempuan sebagai wilayah privat yang tak bisa didikte. Inilah kisah-kisah pergulatan hidup tokoh perempuan yang membawa semangat emansipasi. Gerakan emansipasi yang mereka lakukan tak hanya untuk kebebasan kaumnya, tapi juga keluarga, desa, negara, bahkan lingkungan alamnya. Sebagaimana dirintis oleh Raden Ajeng Kartini pada abad ke-19, setiap usaha menyangkut nasib perempuan akan berdampak bagi masa depan masyarakat Indonesia. Sebanyak 45 tokoh perempuan yang kisahnya diangkat dalam buku ini mampu melihat halangan sebagai tantangan dan mengubahnya menjadi kesempatan. Kisah tentang perempuan penembus batas adalah jilid kedua seri “Perempuan-perempuan Perkasa” yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo, April 2016. Serial ini mengangkat, mengupas, dan mengisahkan sisi lain kehidupan tokoh-tokoh perempuan yang memiliki peran besar pada setiap zamannya.

    Penulis: Redaksi Tempo
    Editor: Galang
    Kategori: Nonfiksi, Biografi, Inspirasi
    Terbit: 7 Oktober 2016
    Harga: Rp 60.000
    Tebal: 170 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024242107
    ID KPG: 591601269
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Seri Tempo: Daud Beureueh, Pejuang Kemerdekaan yang Berontak

    Seri Tempo: Daud Beureueh, Pejuang Kemerdekaan yang Berontak

    Teungku Daud Beureueh adalah orang yang menyambut proklamasi kemerdekaan Indonesia 1945 dengan sumpah setia. Ia mencintai Indonesia merdeka: dihimpunnya dana masyarakat Aceh untuk membiayai perjuangan militer dan diplomatik RI melawan tekanan Belanda. Bagi Bung Karno, Aceh bahkan dianggap “daerah modal republik”. Namun sebagai ulama dan tokoh masyarakat karismatik Aceh, dia mengangkat senjata melawan pemerintah pusat pada 1953. Perang datang silih berganti di Tanah Rencong hingga pergantian abad. Mengapa pemimpin Darul Islam Aceh itu berontak? Mengapa pula di Serambi Mekah terjadi konflik yang berkepanjangan? Inilah kisah ulama yang dikhianati, kisah perlawanan daerah terhadap kekuasaan pusat yang mengekang. Kisah Daud Beureuh adalah salah satu cerita tentang “Tokoh Islam di Awal Kemerdekaan”, yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo Agustus 2003. Serial ini menampilkan wajah Islam Indonesia yang beragam: dari dulu hingga kini selalu ada orang yang mengedepankan jalan moderat dan demokratis, tapi ada pula—karena kekecewaan— menyokong radikalisme dan kekerasan.

    Penulis: Redaksi Tempo
    Editor: Galang
    Kategori: Nonfiksi, Biografi, Sejarah
    Terbit: 21 Oktober 2016
    Harga: Rp 60.000
    Tebal: 176 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024242145
    ID KPG: 591601278
    Bahasa: Indonesia
    Usia: 15+
    Penerbit: KPG

  • Seri Tempo: Benny Moerdani yang Belum Terungkap

    Seri Tempo: Benny Moerdani yang Belum Terungkap

    Hampir tak ada palagan penting di negeri ini yang tak didatangi Leonardus Benjamin Moerdani. Selain berada di garis depan penumpasan pemberontakan PRRI/ Permesta (1958), ia juga menjadi ikon pembebasan Irian Barat (1962). Di bawah Soeharto, Benny Moerdani menjadi tokoh kontroversial. Dia tampil sebagai jenderal yang garang dalam Peristiwa Woyla (1981), Tragedi Tanjung Priok (1984), dan Operasi “Petrus” (1982), bahkan terampil di dunia diplomasi dan kepengacaraan. Hari-hari terakhir hidupnya sulit dibayangkan: jenderal yang tangkas dan trengginas lunglai terkulai di kursi roda. Ia memang selapis babak dalam sejarah kontemporer Indonesia, tapi babak itu tak pernah lengkap, tak pernah jangkap. Kisah tentang Benny Moerdani adalah jilid keempat seri “Tokoh Militer” yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo Oktober 2014. Serial ini mengupas, menguak, dan membongkar mitos dan berbagai sisi kehidupan para perwira militer yang dinilai mengubah sejarah.

    Penulis: Redaksi Tempo
    Editor: Galang
    Kategori: Nonfiksi, Biografi, Sejarah
    Terbit: 2 Agustus 2018
    Harga: Rp 60.000
    Tebal: 216 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786026208361
    ID KPG: 591701309
    Bahasa: Indonesia
    Usia: 15+
    Penerbit: KPG

  • Seri Tempo: Rahasia-rahasia Ali Moertopo

    Seri Tempo: Rahasia-rahasia Ali Moertopo

    Mengawali karier militer sebagai serdadu Belanda, Ali Moertopo adalah simpul penting Soeharto dan politik Orde Baru. Dia intel, aktivis, dan politikus ulung. Ali Moertopo meremukkan demokrasi justru ketika Indonesia tengah meninggalkan otoritarianisme Bung Karno. Ia menggelar pelbagai operasi khusus: membabat partai politik untuk membesarkan Golkar, menciptakan fobia pada Islam dengan merangkul kelompok Islam radikal. Ali membuat politik tampil dalam wujud yang paling suram: kasak-kusuk dan adu domba. Menjalani hidup penuh misteri, Ali tersingkir di babak akhir. Ia menyerah kepada serangan jantung keempat di meja kerja. Kisah tentang Ali Moertopo adalah jilid ketiga seri “Tokoh Militer” yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo Oktober 2013. Serial ini mengupas, menguak, dan membongkar mitos dan berbagai sisi kehidupan para perwira militer yang dinilai mengubah sejarah.

    Penulis: Redaksi Tempo
    Editor: Galang
    Kategori: Nonfiksi, Biografi, Sejarah
    Terbit: 7 Desember 2017
    Harga: Rp 60.000
    Tebal: 176 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9789799107015
    ID KPG: 901140796
    Bahasa: Indonesia
    Usia: 15+
    Penerbit: KPG

  • Seri Tempo: Aktivis Cina di Awal Republik

    Seri Tempo: Aktivis Cina di Awal Republik

    Republik ini sudah majemuk sejak dalam kandungan. Kemerdekaan diraih bukan berkat perjuangan satu kelompok, melainkan banyak pihak dengan beragam latar belakang—etnis, agama, kelas sosial, hingga afiliasi politik. Maka mengklaim Republik untuk golongan sendiri berarti mengingkari fitrah Indonesia. Aktivis Cina dari Awal Republik mengangkat peran etnis Tionghoa dalam kemerdekaan Indonesia. Mereka adalah Liem Koen Hian, Yap Tjwan Bing, dan Djiauw Kie Siong. Liem, 1 dari 63 anggota BPUPKI, adalah orang yang memperkenalkan gagasan Indonesierschap atau kewarganegaraan Indonesia. Bagi Liem, hanya dengan turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesialah warga Tionghoa bisa memperbaiki nasibnya—yang waktu itu juga menjadi korban diskriminasi politik apartheid pemerintah Hindia-Belanda. Adapun Yap adalah anggota PPKI termuda, sekaligus satu-satunya wakil Tionghoa di komite tersebut. Yap menyerukan kaum Tionghoa berpihak kepada Republik Indonesia. Sementara Djiauw terlibat dengan cara lain. Ia mengizinkan tentara Peta menggunakan rumahnya sebagai tempat penawanan Sukarno-Hatta saat Peristiwa Rengasdengklok. Aktivis Cina di Awal Republik adalah bagian dari seri “Sejarah Republik” yang diangkat dari Majalah Tempo, Edisi Khusus Kemerdekaan, Agustus 2019. Seri “Sejarah Republik” akan menampilkan proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), terutama di masa-masa awal kemerdekaan.

    Penulis: Redaksi Tempo
    Editor: Yoseph
    Kategori: Nonfiksi, Humaniora, Sejarah, Biografi, Seri Tempo
    Terbit: 20 Januari 2020
    Harga: Rp60.000
    Tebal: 164 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024813291
    ID KPG: 592001747
    Bahasa: Indonesia
    Usia: 15+
    Penerbit: KPG

  • Seri Tempo: Wahid Hasyim, untuk Republik dari Tebuireng

    Seri Tempo: Wahid Hasyim, untuk Republik dari Tebuireng

    Kiai Wahid, demikian dia biasa disapa, merupakan tokoh pembaru pesantren dan pendidikan Islam negeri ini. Sepulang menyantri di sejumlah pesantren di Jawa Timur dan belajar di Negeri Arab, ayah Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid ini memasukkan pendidikan umum dalam sistem pendidikan Pesantren Tebuireng. Kepiawaiannya berorganisasi dan berpolitik membuat Wahid Hasyim dipilih sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Ia juga memimpin Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi)—organisasi yang ia dirikan bersama Mohammad Natsir dan beberapa tokoh Islam lain pada 1945. Sikapnya layak menjadi teladan hingga hari ini: teguh memperjuangkan kepentingan umat Islam, tapi berkompromi ketika Bhinneka Tunggal Ika disepakati jadi asas negara. Kisah Wahid Hasyim adalah satu cerita tentang “Tokoh Islam di Awal Kemerdekaan” yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo April 2011. Serial ini menampilkan wajah beragam Islam Indonesia: dari dulu hingga kini selalu ada orang yang mengedepankan jalan moderat dan demokratis, tapi ada pula—karena kekecewaan—menyokong radikalisme dan kekerasan.

    Penulis: Redaksi Tempo
    Editor: Galang
    Kategori: Nonfiksi, Humaniora, Sejarah, Biografi, Seri Tempo
    Terbit: 15 Februari 2016
    Harga: Rp60.000
    Tebal: 144 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9789799112316
    ID KPG: 591601123
    Bahasa: Indonesia
    Usia: 15+
    Penerbit: KPG

  • Seri Tempo: Soedirman, Seorang Panglima, Seorang Martir

    Seri Tempo: Soedirman, Seorang Panglima, Seorang Martir

    “Yang sakit itu Soedirman, tapi Panglima Besar tidak pernah sakit.” Pagi itu, 19 Desember 1948, Panglima Besar bangkit dan memutuskan memimpin pasukan keluar dari Yogyakarta, mengonsolidasikan tentara, dan mempertahankan Republik dengan bergerilya. Panglima Besar sudah terikat sumpah: haram menyerah bagi tentara. Karena ikrar inilah Soedirman menolak bujukan Sukarno untuk berdiam di Yogyakarta. Dengan separuh paru-paru, ia memimpin gerilya. Selama delapan bulan, dengan ditandu, ia keluar-masuk hutan. Di medan gerilya, Panglima Besar dipercaya bisa bersembunyi dari kejaran Belanda. Mampu menyembuhkan orang sakit dan—konon—menjatuhkan pesawat terbang dengan meniupkan bubuk merica. Aktivis Hizbul Wathan, mantan guru dan peletak dasar kultur TNI yang ironisnya dulu sempat berkata, “Saya cacat, tak layak masuk tentara.” Dialah Soedirman: panglima, martir. Kisah tentang Soedirman adalah jilid kedua seri “Tokoh Militer” yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo November 2012. Serial ini mengupas, menguak, dan membongkar mitos dan berbagai sisi kehidupan para perwira militer yang dinilai mengubah sejarah.”

    Penulis: Redaksi Tempo
    Editor: Galang
    Kategori: Nonfiksi, Biografi, Seri Tempo
    Terbit: 25 April 2017, 22 November 2023
    Harga: Rp75.000
    Tebal: 190 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024243500
    ID KPG: 591701345
    Bahasa: Indonesia
    Usia: 15+
    Penerbit: KPG

  • Seri Tempo: Gelap-Terang Hidup Kartini

    Seri Tempo: Gelap-Terang Hidup Kartini

    Kartini adalah kontradiksi: Ia cerdas sekaligus lemah hati. Ia menyerap ide masyarakat Barat tapi tak takluk pada adat. Ia feminis yang dicurigai. Ia dianggap terkooptasi oleh ide-ide kolonial. Tapi satu yang tak bisa dilupakan: Ia inspirasi bagi gerakan nasionalisme di Tanah Air. Kartini menyuarakan perubahan. Ia membawa perjuangan perempuan pada fase yang baru, tidak sekadar menuntut pengakuan tapi juga mengklaim keberadaannya dalam kehidupan bangsa. Hidup Kartini begitu singkat, 25 tahun, namun gagasan-gagasan progresifnya tak lekang oleh zaman. Tulisannya menggambarkan perjuangan panjang di “ruang dalam” yang belum selesai sekalipun kemerdekaan di “ruang luar” sudah tercapai. Kisah tentang Kartini adalah jilid perdana seri “Perempuan-perempuan Perkasa” yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo April 2013. Serial ini mengangkat, mengupas, dan mengisahkan sisi lain kehidupan tokoh-tokoh perempuan yang memiliki peran besar pada setiap zamannya.

    Penulis: Redaksi Tempo
    Editor: Galang Aji Putro
    Kategori: Nonfiksi, Humaniora, Sejarah, Biografi, Seri Tempo
    Terbit: 11 April 2016
    Harga: Rp75.000
    Tebal: 160 halaman
    Ukuran: 160 mm x 230 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786026208309
    ID KPG: 591601161
    Bahasa: Indonesia
    Usia: 15+
    Penerbit: KPG