Sesat sesaat itu nikmat Nikmat sesaat itu sesat Sesat dan nikmat memang kerabat dekat Lupa Tiba-tiba aku ingat seseorang Nama dan wajahnya begitu gamblang Tapi aku kok lupa ya apa jenis kelaminnya Herry Gendut Janarto ternyata bisa menulis puisi. Dan itu puisi humor! Dia bisa menulis riwayat hidup para tokoh dan menulis puisi. Saya suka puisinya yang berjudul Indah. Selingkuh itu indah, ujar seorang pengarang terkenal/ Tak heran, kian banyak orang ingin belajar mengarang. Baginya, puisi itu adalah pemikiran, pemahaman, dan tafsir. Dia mampu menguasainya, dan bukan hanya sekadar humor. Mungkin baginya humor itu bisa komedi, atau malah tragedi, atau keduanya menjadi satu.———N. Riantiarno, sutradara dan pemimpin Teater Koma. Humor itu ada–itulah yang membuatnya serius. Humornya sendiri, mengapa harus serius? Keharusan humor hanya satu: lucu! Meskipun, misalnya, humor itu sendiri tidak lucu! Bukankah tidak jarang terjadi, orang terpingkal-pingkal justru karena melihat seorang pelawak dengan segala usahanya gagal melucu? Humor itu ironis karena potensial untuk mengorbankan, dan menjadi getir karena yang dikorbankan adalah humorisnya sendiri. Kiranya wacana humor harus terus diperluas, dan puisi-puisi humor Herry Gendut Janarto telah membantu perluasan itu.———Seno Gumira Ajidarma, cerpenis, novelis, kolumnis
Penulis: Henry Gendut Janarto
Kategori: Fiksi, Kumpulan Puisi
Terbit: 26 Agustus 2016
Harga: Rp 20.000
Tebal: 156 halaman
Ukuran: 140 mm x 210 mm
Sampul: Softcover
ISBN: 9786024241407
ID KPG: 591601245
Usia: 15+
Bahasa: Indonesia
Penerbit: KPG