Tag: 34PrinsipEtisJurnalismeLingkungan

  • Pers Orde Baru: Tinjauan Isi Kompas dan Suara Karya

    Pers Orde Baru: Tinjauan Isi Kompas dan Suara Karya

    Buku tipis ini, yang diangkat dari skripsi dan pernah dipublikasikan sebagai monografi di Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM (1992), berusaha menggambarkan wajah pers di masa keemasan Orde Baru. Dengan mengkaji isi harian Kompas dan Suara Karya melalui metode analisis isi serta pendekatan ilmu sosial dan etika makro, Rizal Mallarangeng memperlihatkan cengkeraman sistem politik yang dihadapi pers di masa Soeharto itu dan bagaimana mereka menyiasatinya. Di tengah minimnya

    Penerbit: an tentang pers Indonesia, buku ini dapat menjadi alternatif bacaan yang bermanfaat, baik bagi mahasiswa, ilmuwan politik, jurnalis, maupun publik pada umumnya.
    Penulis: Rizal Mallarangeng
    Editor: Zaim Rofiqi
    Perancang
    Sampul: Wendie Artswenda dan Rio Tupay
    Penataletak: Dadang Kusuma
    Kategori: Nonfiksi, Jurnalisme
    Terbit: September 2010
    Harga: Rp
    Tebal: 182 halaman
    Ukuran: 130 mm x 190 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9789799102713
    ID KPG: 07004100365
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Kajian Lintas Media: Kelisanan dan Keberaksaraan

    Kajian Lintas Media: Kelisanan dan Keberaksaraan

    Ranah Minangkabau telah melahirkan tokoh dan surat kabar penting dalam sejarah pers nasional. Di antaranya adalah Rohana Koedoes, Lim Soen Hin, Dja Endar Moeda dan surat kabar Soenting Melaju, Datuk Sutan Maharadja dan surat kabar Oetoesan Melajoe, Pertja Barat, Al-Moenir. Sayang, kajian tentang perkembangan dunia pers di Sumatera Barat masih terbatas jumlahnya. Buku ini mengkaji

    Terbit: an awal surat kabar dan majalah yang
    Terbit: di ranah Minangkabau mulai pertengahan abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20. Namun, berbeda dengan para sarjana komunikasi atau jurnalistik,
    Penulis: mencoba mengkaji dengan sudut pandang lintas media mengenai keunikan
    Terbit: an Minangkabau, yang ditandai dengan keterkaitan antara kelisanan dan keberaksaraan. Dengan demikian, kajian ini menyodorkan dua hal penting baik bagi dunia pers nasional maupun bagi perkembangan kesastraan Indonesia. Pertama, kajian ini mengisi potongan-potongan yang selama ini kosong dalam mozaik perkembangan pers Nusantara yang masih didominasi oleh
    Terbit: an di Pulau Jawa. Kedua, yang lebih penting, kajian ini memperlihatkan, dua dunia yang selama ini seolah terpisah, antara tradisi keberaksaraan dan tradisi kelisanan, nyatanya sangat erat terkait. Kelisanan sebagai satu medium, memiliki sistem yang sama sekali berbeda dengan sistem yang terdapat dalam keberaksaraan. Kita tidak dapat melihat keunggulan kelisanan jika belum berhasil menorobos hadangan keberaksaraan. Surat kabar
    Terbit: an awal di Minangkabau memperlihatkan adanya interaksi dalam kedua medium ini melalui beberapa ciri kelisanan yang disampaikan oleh Walter J. Ong, ilmuwan komunikasi dan Amin Sweeney, peneliti terkemuka di bidang kesusastraan Melayu.
    Penulis: Sastri Sunarti
    Kerja Sama: Ecole Francaise d’Extreme-Orient (EFEO), KITLV, Fadli Zon Library Perancang
    Sampul: & Isi: Aldi Akbar
    Gambar
    Sampul: EFEO
    Kategori: Nonfiksi, Jurnalisme
    Terbit: Oktober 2013
    Harga: Rp
    Tebal: 209 halaman
    Ukuran: 160 mm x 240 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9789799106551
    ISBN: Digital:
    ID KPG: 901130750
    Usia: 13+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG E-Book:
    Gramedia Digital Buku Terkait:

  • Agus Sudibyo

    Agus Sudibyo

    Agus Sudibyo lahir di Malang, 8 Juni 1974. Dia kini anggota Dewan Pers (2019–2022) dan menjabat Head of New Media Research Center di Akademi Televisi Indonesia (ATVI), Jakarta. Agus menyelesaikan S-1 di Ilmu Komunikasi Fisipol UGM (1998) dan S-2 di Magister Filsafat STF Driyarkara, Jakarta, (2011) dengan tesis tentang “Pemikiran Politik Hannah Arendt”. Selanjutnya, dia meraih gelar doktor dengan mempertahankan disertasi tentang “Keadaan Darurat (state of exception) Giorgio Agamben” dengan predikat cum laude pada Program Doktor STF Driyarkara, Jakarta, pada Desember 2017. Disertasinya diterbitkan dengan judul Demokrasi dan Kedaruratan: Memahami Filsafat Politik Giorgio Agamben (Marjin Kiri, April 2019). Pengalaman Agus Sudibyo sebelumnya yaitu sebagai Analis Media di Institut Studi Arus Informasi (ISAI), Jakarta (1999–2006); Wakil Direktur Yayasan Sains Estetika dan Teknologi (SET), Jakarta (2006– 2011); dan Ketua Komisi Pengaduan Masyarakat dan Penegakan Etika Pers, Dewan Pers (2010–2013). Dedikasinya berbuah penghargaan Press Freedom Award dari Aliansi Jurnalis Independen dan DRSP-USAID pada 2007. Buku-buku yang pernah ditulis Agus Sudibyo di antaranya: 1) Citra Bung Karno: Analisis Berita Pers Orde Baru (Yogyakarta: Bigraf Publishing, 1999); 2) Politik Media dan Pertarungan Wacana (Yogyakarta: LKiS, 2000); 3) Kabar-Kabar Kebencian: Prasangka Agama di Media Massa (Jakarta: ISAI, 2001; bersama Ibnu Hamad dan Muhammad Qodari); 4) Ekonomi Politik Media Penyiaran (Yogyakarta: LKiS-ISAI, 2004); 5) Kebebasan Semu: Penjajahan Baru di Jagad Media (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2010); 6) Politik Otentik: Manusia dan Kebebasan dalam Pemikiran Hannah Arendt (Jakarta: Marjin Kiri, 2012); 7) 50 Tanya Jawab tentang Pers (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia dan Astra Internasional, 2013); 8) Strategi Media Relations (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia dan Astra Internasional, 2013); 9) 34 Prinsip Etis Jurnalisme Lingkungan (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia dan Aqua Group, 2014); 10) Strategi Media Relations (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2014); 11) Etika Jurnalisme Migas: Panduan untuk Wartawan (Jakarta: Total E&P dan PWI, 2015); 12) Jurnalisme Ramah Pariwisata (Jakarta: Kementerian Pariwisata dan SMSI, 2019; sebagai editor); 13) Jagat Digital: Pembebasan dan Penguasaan (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2019); 14) Tarung Digital: Propaganda Komputasional di Berbagai Negara (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2021); dan 15) Dialektika Digital: Kolaborasi dan Kompetisi Antara Media Massa dan Platform Digital (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2022).

  • Vademekum Wartawan: Reportase Dasar

    Vademekum Wartawan: Reportase Dasar

    Vademekum Wartawan, seperti namanya, dimaksudkan sebagai buku pegangan, buku saku, tidak hanya bagi calon wartawan, tetapi juga wartawan pemula maupun yang sudah bangkotan. Pendeknya, buku ini berguna untuk semua yang bergerak di bidang media komunikasi, seperti

    Penulis: umum, copywriter, dan manajer public relation. Isi buku ini semula merupakan bahan latihan berbentuk audio-visual untuk wartawan Kompas (1983-1985), yang sempat hilang dan kemudian ditemukan pada 1995. Bahan itu kemudian diolah menjadi cerita bergambar, yang menguraikan dengan ringan dan rinci empat masalah reportase dasar: (1) Apakah syarat utama seorang reporter, (2) Apakah berita, (3) Proses mencari berita, dan (4) Teknik menulis berita. Dengan demikian, diharapkan dengan enak Anda dapat memahami apa itu vitalitas wartawan; bagaimana memastikan peristiwa dan jalan ceritanya serta melakukan cek, ricek, dan tripel cek keenam unsur berita; menakar nilai berita; menentukan sudut berita; dan menguasai enam belas teknik lead agar dapat menulis berita secara profesional.
    Penulis: Parakitri T. Simbolon
    Penyadur: A. Ariobimo Nusantara & Yul Hamiyati
    Ilustrator: Sigit Kristiantoro
    Perancang
    Sampul: Rully Susanto
    Penataletak: Dadang Kusuma & Wendie Artswenda
    Kategori: Nonfiksi, Jurnalisme
    Terbit: Mei 1997 (Cetakan Pertama), Juni 2016 (Cetakan Kedua)
    Harga: Rp
    Tebal: 192 halaman
    Ukuran: 140 mm x 210 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9799023025
    ISBN: Digital:
    ID KPG: 003199707-S
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG E-Book
    Gramedia Digital Buku Terkait:

  • 34 Prinsip Etis Jurnalisme Lingkungan

    34 Prinsip Etis Jurnalisme Lingkungan

    JURNALISME LINGKUNGAN, meskipun diakui sebagai “spesialisasi” baru, tetaplah jurnalisme yang mesti bertolak dari etika baku di dalam jurnalistik. Jurnalisme lingkungan dapat dilihat sebagai usaha menyampaikan seruan kepada semua pihak untuk berpartisipasi dalam penyelamatan lingkungan hidup. Pers harus memiliki sikap yang jelas terhadap persoalan lingkungan hidup, yang hampir selalu berbenturan dengan kepentingan ekonomi dan kepentingan politik. Apa saja prinsip etis yang perlu diketahui oleh jurnalis lingkungan hidup? Buku panduan praktis ini menjawabnya. “Harus diakui, gagasan tentang pelestarian lingkungan hidup berkelanjutan acap kali berbenturan dengan kepentingan publik yang lain: keadilan ekonomi, pembangunan infrastruktur publik, penciptaan lapangan kerja, dan lain-lain. Wartawan harus bersikap bijak, etis, dan hati-hati dalam hal ini. Buku ini secara memadai, praktis, dan ilustratif memberikan panduan etis untuk wartawan dalam menghadapi dilema tersebut.” —Bagir Manan, Ketua Dewan Pers 2013-2016 “Berpengalaman menangani beragam kasus pers,

    Penulis: bukan hanya membahas teori etika jurnalistik, namun juga penerapannya pada kasus-kasus yang nyata. Dengan gaya penyajian yang rinci, jelas, dan memberikan jalan keluar, buku ini layak menjadi panduan bagi semua jurnalis, khususnya yang meliput isu-isu lingkungan.” —Suwarjono, Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalis Independen (AJI) “Sedikit jurnalis yang berusaha agar karyanya mampu mewujudkan perubahan. Dan itu hanya dilakukan oleh jurnalis yang menjunjung etika. Dalam konteks itulah buku ini sangat bermanfaat sebagai seruan kepada semua jurnalis untuk selalu menjunjung etika jurnalistik, khususnya untuk jurnalis lingkungan hidup.” —Yadi Hendriyana, Ketua Umum Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI)
    Penulis: Agus Sudibyo
    Perancang
    Sampul: Teguh Tri Erdyan
    Penataletak: Dadang Kusmana
    Kerja Sama: Aqua
    Kategori: Nonfiksi, Jurnalisme
    Terbit: Agustus 2014
    Harga: Rp 40.000
    Tebal: 236 halaman
    Ukuran: 135 mm x 200 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9789799107473
    ID KPG: 901140842
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG