Tag: SeriPanganNusantara

  • Masyarakat Adat dan Kedaulatan Pangan

    Masyarakat Adat dan Kedaulatan Pangan

    Pendekatan pembangunan inklusif yang digagas pemerintah belum berbasiskan pemahaman terhadap situasi khas dan keragaman masyarakat adat di Indonesia. Padahal, pemanfaatan sumber daya lokal dapat menjadi pilar dalam mencapai kedaulatan pangan di Indonesia. Buku ini berpendapat, model pembangunan inklusif seharusnya memperhitungkan keragaman karakteristik masyarakat lokal, khususnya jalan pangan masyarakat adat yang bergantung pada lahan dan hutan. Sementara itu,

    Ukuran: keberhasilan pertanian pangan sudah saatnya tidak lagi diukur dari produksi sejumlah jenis pangan saja seperti padi, jagung, atau kedelai. Bila tidak, kita akan masuk dalam jeratan sistem pangan global yang mengkomodifikasi pangan, ketika produksi dalam negeri tidak memadai. Ironis bahwa bangsa ini telah menyia-nyiakan sumber pangan yang berlimpah, sementara kita menjadi pengimpor gandum terbesar di dunia! Kasus gizi buruk yang masih menjadi momok di negeri ini, bukan disebabkan oleh kekurangan sumber pangan, melainkan oleh kesalahan tata kelola. Sebagai pilar kedaulatan pangan, keberlimpahan sumber daya pangan lokal yang tersebar di seluruh Nusantara dapat menjadi penyelamat dalam situasi bencana seperti sekarang ini, yaitu pandemi Covid-19. Maka, masyarakat adat adalah benteng terakhir dalam menjaga keragaman hayati dan mengelola lingkungan secara berkelanjutan. Masyarakat Adat & Kedaulatan Pangan adalah buku ketiga dari Seri Pangan Nusantara yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia.
    Penulis: Ahmad Arif
    Editor: Candra Gautama
    Perancang
    Sampul: Harits Farhan
    Penata Letak: Wendie Artswenda
    Kategori: Nonfiksi, Humaniora
    Terbit: 20 Januari 2021
    Harga: Rp150.000
    Tebal: 324 halaman
    Ukuran: 140 mm x 210 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024814809
    ID KPG: 592101869
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG

  • Sagu Papua untuk Dunia

    Sagu Papua untuk Dunia

    KEBIJAKAN PANGAN nasional hingga kini masih identik dengan beras. Padahal, sejak 1952 Presiden Sukarno sudah mengingatkan bahwa menitik beratkan kebijakan pangan hanya pada padi sawah akan sulit memenuhi kebutuhan perut penduduk negeri ini. Kerentanan pangan Indonesia boleh dibilang karena kurangnya pengetahuan dibandingkan kurangnya pangan. Maka, merujuk pada pandangan Sukarno, sudah saatnya kita menempuh kebijakan pangan yang berperspektif Nusantara. Ini berarti tanaman lokal yang terbukti mampu beradaptasi dengan kondisi iklim dan lingkungan setempat mendapat prioritas. Salah satunya adalah sagu. Tanaman ini tidak tergantung pada musim dan memiliki daya tahan di lingkungan marginal, seperti lahan gambut. Sagu dianggap sebagai sumber pangan awal yang dikonsumsi manusia modern (Homo sapiens) dan Indonesia merupakan negara dengan cadangan sagu terbesar di dunia. Di masa lalu, sagu juga dikonsumsi di berbagai tempat lain di Indonesia, termasuk Jawa. Ironisnya, Malaysia lebih mendominasi pasar ekspor sagu dunia. Buku ini memberi kita pengetahuan tentang arti penting sagu bagi masyarakat Papua dan peran swasta dalam mengembangkannya . Sagu Papua untuk Dunia adalah buku pertama dari “Seri Pangan Nusantara” yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia. Segera menyusul buku-buku tentang pangan Nusantara lainnya.

    Penulis: Ahmad Arif
    Editor: Yoseph
    Kategori: Nonfiksi, Humaniora
    Terbit: 18 November 2019
    Harga: Rp130.000
    Tebal: 224 halaman
    Ukuran: 140 mm x 210 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024811990
    ID KPG: 591901676
    Bahasa: Indonesia
    Usia: 15+
    Penerbit: KPG

  • Sorgum: Benih Leluhur untuk Masa Depan

    Sorgum: Benih Leluhur untuk Masa Depan

    Sorgum memiliki jejak kultural dan sejarah panjang, tetapi belakangan keberadaannya makin terpinggirkan. Di banyak desa di Flores, misalnya, tanaman ini hanya menjadi kisah lama, padahal kebutuhan pangan di masa depan akan makin membengkak seiring dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat, sementara lahan pertanian cenderung menyusut. Tantangan semakin berat karena terjadinya perubahan iklim. Dibutuhkan tanaman yang mampu beradaptasi dengan beragam kondisi iklim dan lingkungan dengan baik. Sorgum bisa menjadi salah satu jawabannya. Pengabaian ragam pangan lokal telah mengarahkan Indonesia ke dalam ancaman krisis. Selain kebergantungan pada impor gandum dan beras, beberapa daerah juga teridentifikasi rentan pangan. Kasus gizi buruk dan bencana kesehatan di Asmat, Papua, yang menewaskan 71 anak pada awal 2018 jadi alarm adanya masalah pangan ini. Buku ini menyajikan selayang pandang mengenai awal mula masuknya sorgum ke Nusantara, arti pentingnya, dan tantangan yang dihadapi.

    Penulis: Ahmad Arif
    Editor: Candra Gautama, Galang Aji Putro
    Kategori: Nonfiksi, Humaniora
    Terbit: Mei 2020
    Harga: Rp 85.000
    Tebal: 163 halaman
    Ukuran: 140 mm x 210 mm
    Sampul: Softcover
    ISBN: 9786024817303
    ID KPG: 592001782
    Usia: 15+
    Bahasa: Indonesia
    Penerbit: KPG